21/03/12

Penyair-penyair Jawa Timur Terabaikan

Catatan Kecil dari Festival Puisi Internasional
Tjahjono Widarmanto
14 Mei 2002, Kompas Jawa Timur

SEBUAH pesta kebudayaan baru saja lalu. Selama dua minggu, dari tanggal 1-13 April 2002, di tiga kota di Indonesia (Bandung, Surakarta, dan Makassar) digelar sebuah acara baca puisi antarbangsa yang diberi tajuk Festival Puisi Internasional Indonesia 2002. Festival ini melibatkan 45 penyair dari delapan negara, yaitu empat negara Eropa (Jerman, Belanda, Austria, dan Irlandia), tiga negara Asia (Jepang, Malaysia, dan tuan rumah Indonesia), serta satu negara Afrika (Afrika Selatan).

Indonesia diwakili beberapa penyair dari berbagai daerah, yaitu Jakarta, Jawa Barat (Bandung, Sukabumi, dan Sumedang), Jawa Tengah (Yogyakarta, Magelang, Surakarta), Jawa Timur (Madura), Sumatera, dan Sulawesi. Para penyair itu terdiri dari generasi tua dan generasi muda.

Para generasi tuanya (lahir tahun 1950-an ke bawah), kebanyakan memang sudah melegenda dalam publik sastra Indonesia seperti Rendra, Taufik Ismail, Hamid Jabbar, Abdul Hadi WM, Husni Djamaludin, Sapardi Djoko Damono, Sitor Situmorang, Saini KM, Sutardji Calzoum Bachri, Mustofa Bisri, Zawawi Imron, Zeffry J Alkitri, dan Afrizal Malna.

Sedangkan dari generasi mudanya tampil penyair Acep Zam-Zam Noer, Agus R Sardjono, Cecep Syamsul Hari, Dorothea Rosa Herliani, Joko Pinurbo, Sosiawan Leak, Matori A Elwa, Soni Farid Maulana, Oka Rusmini, dan Nenden Lilis Aisyah. Para penyair yang disebut belakangan ini rata-rata lahir pada tahun 1960-an, bahkan ada yang lahir di tahun 1970-an.

Yang menarik, dari para penyair yang diundang, ternyata Jawa Timur (Jatim) hanya diwakili oleh seorang penyair, dan itu pun tergolong penyair generasi tua, yaitu D Zawawi Imron dari Sumenep, Madura. Sedangkan dari daerah lain rata-rata diwakili lebih seorang penyair, dan terdiri dari generasi tua dan generasi mudanya. Misalnya saja, Jakarta. Selain nama-nama sepuh yang sudah melegenda semacam Sapardi Joko Damono, Rendra, juga tampil nama-nama generasi mudanya seperti Agus R Sardjono, Nenden Lilis.

Juga dari Bandung, selain Saini, tampil pula generasi mudanya (bahkan mendominasi) seperti Acep Zam-Zam Noer, Cecep Syamsul Hari, Soni Farid Maulana, dan sebagainya. Bahkan, dari beberapa daerah justru diwakili oleh generasi mudanya, seperti Surakarta dan Bali. Tentu saja hadirnya generasi muda ini amat membanggakan. Mereka kelak akan menjadi tonggak penting dalam melanjutkan mata rantai sejarah kesusastraan Indonesia.

***

NAMUN, alangkah sedihnya saya, mungkin juga masyarakat pecinta sastra di Jatim, ketika melihat bahwa Jatim hanya diwakili oleh seorang penyair saja. Dan itu pun dari golongan sepuh. Tentu saja tulisan ini tak mempersoalkan sosok D Zawawi Imron yang memang amat pantas dan layak mewakili Jatim dalam even besar itu. Namun, saya amat bersedih saat melihat kenyataan bahwa tak satu pun penyair generasi muda dari Jatim yang tampil mendampingi dan menyertai D Zawawi Imron.

Beberapa pertanyaan bersliweran di kepala saya: Ada persolan apa di peta kepenyairan Jatim, sehingga para penyair mudanya “tak terbaca?” Apakah Jatim tak memiliki penyair-penyair muda yang layak dimunculkan? Sudah terputuskah peta kesusastraan Jatim?

Tiba-tiba, saya teringat nama-nama penyair muda yang tersebar di seluruh Jatim, mulai dari Banyuwangi, Gresik, Lamongan, Surabaya, Mojokerto, Madiun, hingga Ngawi. Ada HU Mardiluhung, Hery Lamongan, Indra Tjahyadi, W Haryanto, Beni Setia, Anas Yusuf, Koespriyanto Namma, Tjahjono Widijanto, dan mungkin masih banyak berserak nama-nama lainnya.

Dari segi kualitas pun, nama-nama yang disebut di atas tak bisa dipandang sebelah mata. Karya-karya mereka sudah tersebar di media kebudayaan bergengsi dari Kalam, Horison, Ulumul Qur’an, Jurnal Perempuan, Perisa, Dewan Sastra (Malaysia), Bahana (Brunei Darussalam), hingga lembar-lembar kebudayaan di Kompas, Media Indonesia, Republika, dan sebagainya. Nama-nama itu berkali-kali juga diundang dalam berbagai acara dan festival kesusastraan semacam Mimbar Penyair Abad 21.

Mengapa nama-nama yang saya sebut di atas “tak terjaring” oleh panitia Festival Puisi Internasional Indonesia 2002 itu? Ketlingsut ke manakah nama-nama mereka itu? Ataukah mereka (pihak panitia) memandang remeh, bahwa Jatim tak lagi mempunyai penyair yang bisa diperhitungkan?

Barangkali saja, para penyair Jatim yang saya sebut di atas tak merasa rugi tidak dilibatkan. Namun, dilihat dari kacamata sejarah sastra, amatlah merugikan. Apalagi dari segi kualitas, mereka amat layak ikut serta dalam even itu.

***

LEBIH menyedihkan lagi melihat kenyataan bahwa Surabaya sebagai ibu kota Provinsi Jatim yang notabene kota metropolis kedua setelah Jakarta, tidak bisa menjadi tuan rumah even kebudayaan bertaraf internasional itu. Ironisnya, hampir setiap tahun Surabaya konon menyelenggarakan berbagai festival yang “dikabarkan” dan “digembar-gemborkan” sebagai festival berkelas internasional.

Ketidakikutsertaan para penyair muda Jatim dan tidak dipilihnya Surabaya sebagai tuan rumah dalam even Puisi Internasional Indonesia 2002 ini menunjukkan bahwa ada persoalan-persoalan serius dalam kesusastraan Jatim, khususnya dan kesenian pada umumnya.

Pertama, tidak adanya pengamat sastra (kritikus) dan media yang bisa membangun citra kesustraan Jatim, yang sanggup “mempromosikan” kesusastraan Jatim. Kedua, para sastrawan (penyair) Jatim tak memiliki strategi kesenian yang tepat untuk menjalin network dengan jaringan kebudayaan lain, baik internasional maupun nasional. Dalam hal ini saya sependapat dengan pendapat rekan Sobrot D Malioboro, yang dalam sebuah bincang-bincang santai mengatakan bahwa para penyair Jatim masih “lugu”, masih berkutat pada persoalan proses kreatif dan melupakan bagaimana membangun hubungan yang sehat dan saling menguntungkan dengan berbagai jaringan kesusastraan di wilayah lain.

Ketiga, para birokrat kesenian di Jatim (Surabaya khususnya) dan lembaga-lembaga keseniannya dengan segala macam festival yang pernah diadakannya, belum mampu membangun citra dan imaje dunia sastra (kesenian) Jatim yang sesungguhnya. Mereka masih terjebak dalam penyelenggaraan festival yang bersifat “proyek” demi kepentingan kapitalistik belaka.

Keempat, lembaga-lembaga kesenian semacam Dewan Kesenian Jatim, Dewan Kesenian Surabaya, Taman Budaya Jatim, Galeri 66 dan semacamnya gagal membangun jaringan yang baik dengan link-link kesenian (kebudayaan) lain. Dan yang kelima, lembaga-lembaga kesenian di Jatim kurang optimal melibatkan kalangan akademis utamanya fakultas-fakultas sastra dan seni di Jatim untuk lebih giat membangun ruang publik.

Kalau persoalan-persoalan yang saya sebutkan di atas tak segera diatasi, maka selamanya dunia kepenyairan-kesastraan (juga kesenian!) di Jatim tak akan tergapai dalam perbincangan kesusastraan dunia. Sehebat apa pun sastrawan-sastrawan yang dipunyai Jatim akan tetap tak terdengar! Tetap menjadi marginal!

TJAHJONO WIDARMANTO Penyair, dosen STKIP, dan guru, tinggal di Ngawi.
Sumber: http://angsana-amorfati.blogspot.com/2007/07/penyair-penyair-jawa-timur-terabaikan.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita