Ahmadun Yosi Herfanda **
infoanda.com/Republika
Jika Nusantara ini adalah kampung, maka sastra Indonesia adalah ‘sastra
kampung’. Penempatan Indonesia sebagai bagian dari Kampung Nusantara, cukup
tepat mengingat makin terpuruknya bangsa ini menjadi underdog negara-negara
adidaya, terutama AS. Dalam ekonomi kita didekte oleh IMF, dalam politik kita
didekte oleh AS, dalam kebudayaan kita didekte oleh Hollywood, dalam pemikiran
sastra banyak di antara kita yang bernafas di ketiak Derrida dan Faucoul.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Tampilkan postingan dengan label Esai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Esai. Tampilkan semua postingan
25/07/21
19/07/21
Politikus dan Sastrawan
Asarpin
radarlampung.co.id
Sastrawan dan politikus itu hanya profesi. Bisa juga disebut pekerjaan walau mungkin tak pernah ada sastrawan dan politikus yang menulis pekerjaan di KTP-nya sebagai sastrawan atau politikus. Sebagai profesi, keduanya bukan dua pekerjaan yang berlawanan. Itu seharusnya. Tapi dalam praktiknya tak jarang justru sering dipertentangkan.
radarlampung.co.id
Sastrawan dan politikus itu hanya profesi. Bisa juga disebut pekerjaan walau mungkin tak pernah ada sastrawan dan politikus yang menulis pekerjaan di KTP-nya sebagai sastrawan atau politikus. Sebagai profesi, keduanya bukan dua pekerjaan yang berlawanan. Itu seharusnya. Tapi dalam praktiknya tak jarang justru sering dipertentangkan.
Jenius Lokal Berperahu Cadik
Grathia Pitaloka
Jurnal Nasional, 28 Sep 2008
Kampung halaman sangat mewarnai sastra Indonesia; bahkan jadi paradigma berpikir yang tak terpisahkan.
Pada era 1970-an, perkembangan sastra Indonesia pernah menggeliat kembali ke akar. Karya sastra yang dianggap ideal, harus memiliki muatan atau warna lokal, di mana secara simbolik dan geografik merujuk ke kampung halaman.
Jurnal Nasional, 28 Sep 2008
Kampung halaman sangat mewarnai sastra Indonesia; bahkan jadi paradigma berpikir yang tak terpisahkan.
Pada era 1970-an, perkembangan sastra Indonesia pernah menggeliat kembali ke akar. Karya sastra yang dianggap ideal, harus memiliki muatan atau warna lokal, di mana secara simbolik dan geografik merujuk ke kampung halaman.
08/07/21
Gaya Penulisan Artikel Opini
Yohanes Sehandi *
Flores Pos (Ende), 5 Okt 2013
Gaya penulisan adalah kecenderungan teknik penyajian artikel opini oleh seorang penulis dalam mengemukakan gagasan atau pandangannya kepada pembaca. Coba kita perhatikan gaya penulisan setiap artikel opini yang dimuat harian Kompas pada halaman 6 dan 7, Pos Kupang pada halaman 4, Victory News pada halaman 4, dan Flores Pos pada halaman 12.
Flores Pos (Ende), 5 Okt 2013
Gaya penulisan adalah kecenderungan teknik penyajian artikel opini oleh seorang penulis dalam mengemukakan gagasan atau pandangannya kepada pembaca. Coba kita perhatikan gaya penulisan setiap artikel opini yang dimuat harian Kompas pada halaman 6 dan 7, Pos Kupang pada halaman 4, Victory News pada halaman 4, dan Flores Pos pada halaman 12.
27/06/21
GERAK PERJALANAN ESTETIK CERPEN INDONESIA
Maman S. Mahayana *
Cerita pendek Indonesia dalam satu dasawarsa ini, agaknya makin mengukuhkan jati dirinya. Ia tak hanya muncul seperti gelombang yang secara kuantitatif melampaui penerbitan novel dan drama, tetapi juga seperti menempatkan dalam mainstream-nya sendiri. Maka, tidak dapat lain, pembicaraan mengenai cerpen Indonesia, mesti dilekatkan pada dirinya an sich dan bukan sebagai tempelan atau sekadar pelengkap. Kini cerpen Indonesia menunjukkan jalan hidupnya yang lebih mandiri. Kajian kritis terhadapnya dan pembicaraan cerpen dalam institusi (pendidikan) sastra, oleh karena itu, mesti berada dalam kotak tersendiri.
Cerita pendek Indonesia dalam satu dasawarsa ini, agaknya makin mengukuhkan jati dirinya. Ia tak hanya muncul seperti gelombang yang secara kuantitatif melampaui penerbitan novel dan drama, tetapi juga seperti menempatkan dalam mainstream-nya sendiri. Maka, tidak dapat lain, pembicaraan mengenai cerpen Indonesia, mesti dilekatkan pada dirinya an sich dan bukan sebagai tempelan atau sekadar pelengkap. Kini cerpen Indonesia menunjukkan jalan hidupnya yang lebih mandiri. Kajian kritis terhadapnya dan pembicaraan cerpen dalam institusi (pendidikan) sastra, oleh karena itu, mesti berada dalam kotak tersendiri.
04/06/21
SASTRA INDONESIA DALAM KOMENTAR ORANG BERNAMA NUREL
Catatan kecil buku “Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia”
Taufiq Wr. Hidayat *
Orang-orang memberikan gelar dan penghargaan pada kenangan tua dari sosok yang tua dan uzur. Rasanya tak ada lagi orang lain yang sanggup membuat pencapaian baru. Tapi baiklah. Negeri membutuhkan pahlawan atau sosok teladan untuk diteladani, katanya. Itu boleh saja guru teladan, penyair teladan, atau ulama teladan. Agaknya hidup masih membutuhkan legenda hidup. Legenda itu tak harus fosil. Dan orang-orang menyediakan meja makan guna menyambut sang pahlawan, seorang teladan itu.
Taufiq Wr. Hidayat *
Orang-orang memberikan gelar dan penghargaan pada kenangan tua dari sosok yang tua dan uzur. Rasanya tak ada lagi orang lain yang sanggup membuat pencapaian baru. Tapi baiklah. Negeri membutuhkan pahlawan atau sosok teladan untuk diteladani, katanya. Itu boleh saja guru teladan, penyair teladan, atau ulama teladan. Agaknya hidup masih membutuhkan legenda hidup. Legenda itu tak harus fosil. Dan orang-orang menyediakan meja makan guna menyambut sang pahlawan, seorang teladan itu.
23/04/21
Politik yang Menyerah
Radhar Panca Dahana *
gatra.com
Ekonom peraih Nobel asal Amerika Serikat, Joseph Stiglitz, sekali memberi masukan dengan mengambil contoh India, Cina, dan Argentina sebagai negara-negara dengan karakteristik yang sama dengan Indonesia, yang ternyata jauh lebih berhasil dalam mengatasi krisis dan kini mencapai stabilitas serta mencatat pertumbuhan ekonomi yang fenomenal. Dengan cara, antara lain, Argentina misalnya, mendesak penghapusan utang, mengenyahkan bantuan IMF dan advis-advisnya, menahan liberalisasi bank dan perusahaan negara, serta mengendalikan pasar bebas, terutama dalam komoditas yang menjadi hajat hidup rakyat.
gatra.com
Ekonom peraih Nobel asal Amerika Serikat, Joseph Stiglitz, sekali memberi masukan dengan mengambil contoh India, Cina, dan Argentina sebagai negara-negara dengan karakteristik yang sama dengan Indonesia, yang ternyata jauh lebih berhasil dalam mengatasi krisis dan kini mencapai stabilitas serta mencatat pertumbuhan ekonomi yang fenomenal. Dengan cara, antara lain, Argentina misalnya, mendesak penghapusan utang, mengenyahkan bantuan IMF dan advis-advisnya, menahan liberalisasi bank dan perusahaan negara, serta mengendalikan pasar bebas, terutama dalam komoditas yang menjadi hajat hidup rakyat.
20/04/21
KRITIK SASTRA LEWAT TELUR DI UJUNG TANDUK
Jawaban untuk bagian C dari esainya (makalahnya) Sofyan RH. Zaid
Nurel Javissyarqi
Lagi-lagi perhatian Sofyan masih disibukkan gaya bahasa saya pada tataran judul, sub judul, judul bagian, sub judul bagian MMKI, dan tidak sama sekali pada apa yang sudah dibongkar, digagalkan, dibatalkan, dan dengan model apa pula menghabisi sampai akar-akar kejahiliyaan para senior, yang tidak mereka perhatikan, pelajari, mungkin dikira sekadar angin lalu. Perihal itu mengingatkan masa-masa kedirian ini sebelum tahun 1994, saat jasad bersimpan kanuragan, salah satunya bersebut ‘lembu sekilan,’ sehingga jurus-jurus dimainkan lawan tidak sedikit pun menyentuh badan diri, paling jauh, jika musuh memiliki tenaga hebat, hanya mampu menjawil kain baju saya kenakan, meski begitu terasa juga ke dalam, tapi tidak berangsur lama rasanya lenyap hilang. Tinggal yang menghadapi saya; apa kabar? Yakni tak berani lagi bertarung.
Nurel Javissyarqi
Lagi-lagi perhatian Sofyan masih disibukkan gaya bahasa saya pada tataran judul, sub judul, judul bagian, sub judul bagian MMKI, dan tidak sama sekali pada apa yang sudah dibongkar, digagalkan, dibatalkan, dan dengan model apa pula menghabisi sampai akar-akar kejahiliyaan para senior, yang tidak mereka perhatikan, pelajari, mungkin dikira sekadar angin lalu. Perihal itu mengingatkan masa-masa kedirian ini sebelum tahun 1994, saat jasad bersimpan kanuragan, salah satunya bersebut ‘lembu sekilan,’ sehingga jurus-jurus dimainkan lawan tidak sedikit pun menyentuh badan diri, paling jauh, jika musuh memiliki tenaga hebat, hanya mampu menjawil kain baju saya kenakan, meski begitu terasa juga ke dalam, tapi tidak berangsur lama rasanya lenyap hilang. Tinggal yang menghadapi saya; apa kabar? Yakni tak berani lagi bertarung.
27/03/21
ANWAR TOHARI YANG MERIAH, BURUNG KAYU YANG PASRAH
Erwin Setia *
/1/
Saya baru saja selesai membaca Anwar Tohari Mencari Mati karya Mahfud Ikhwan dan Burung Kayu karya Niduparas Erlang secara berurutan, dua novel yang menyenangkan untuk dibaca. Dalam catatan ini saya tidak hendak membandingkan antara dua novel tersebut. Dua novel itu dibuat dengan cara yang sama sekali berbeda sehingga memang tak cocok untuk dihadap-hadapkan. Sementara Anwar Tohari sangat cerewet dan berusaha menjangkau banyak hal, Burung Kayu ditulis dengan pilihan diksi yang ketat dan ‘sangat lokal’.
/1/
Saya baru saja selesai membaca Anwar Tohari Mencari Mati karya Mahfud Ikhwan dan Burung Kayu karya Niduparas Erlang secara berurutan, dua novel yang menyenangkan untuk dibaca. Dalam catatan ini saya tidak hendak membandingkan antara dua novel tersebut. Dua novel itu dibuat dengan cara yang sama sekali berbeda sehingga memang tak cocok untuk dihadap-hadapkan. Sementara Anwar Tohari sangat cerewet dan berusaha menjangkau banyak hal, Burung Kayu ditulis dengan pilihan diksi yang ketat dan ‘sangat lokal’.
04/03/21
Ramayana di Kuil Bachoos
Bre Redana
kompas.com
BAALBEK. Tak ada kota seindah dan seegnimatik Baalbek di Lebanon, sekitar dua jam dari ibukota negeri itu, Beirut, menuju arah Suriah. Di Baalbek yang artinya "Kota Matahari" inilah perkembangan peradaban yang dari waktu ke waktu bukan saja diwarnai pergulatan kekuasaan tetapi juga pergulatan manusia dengan ruang atau space seperti mendapat perhatian khusus para penggagas post-modernism, menemukan bukti dan jejaknya yang kuat.
kompas.com
BAALBEK. Tak ada kota seindah dan seegnimatik Baalbek di Lebanon, sekitar dua jam dari ibukota negeri itu, Beirut, menuju arah Suriah. Di Baalbek yang artinya "Kota Matahari" inilah perkembangan peradaban yang dari waktu ke waktu bukan saja diwarnai pergulatan kekuasaan tetapi juga pergulatan manusia dengan ruang atau space seperti mendapat perhatian khusus para penggagas post-modernism, menemukan bukti dan jejaknya yang kuat.
01/01/21
Sastra Indonesia Terkini di Bali dalam Lanskap Nasional dan Global
Riki Dhamparan Putra *
Banyak pengamat mengatakan bahwa sastra Indonesia kontemporer di Bali terus mengalami kemajuan semenjak tahun 1980-an. Hal itu tak terlepas dari kerja keras para pejuang sastra yang ada di Bali, baik sebagai individu, komunitas maupun sebagai institusi formal seperti lembaga pendidikan dan lembaga bahasa. Perlu juga kita sebut di sini peran surat kabar lokal yang masih menyediakan halaman sastra.
Banyak pengamat mengatakan bahwa sastra Indonesia kontemporer di Bali terus mengalami kemajuan semenjak tahun 1980-an. Hal itu tak terlepas dari kerja keras para pejuang sastra yang ada di Bali, baik sebagai individu, komunitas maupun sebagai institusi formal seperti lembaga pendidikan dan lembaga bahasa. Perlu juga kita sebut di sini peran surat kabar lokal yang masih menyediakan halaman sastra.
29/12/20
Membakar Api di Kampung Pring *
Fahrudin Nasrulloh
Sehari Sebelum ke Mojokerto
Senin, 2 Agustus 2010, saya berangkat dari Tandes pukul 10:32 WIB, langsung meluncur ke kantor Pos Kecamatan Sumobito untuk mengambil 4 kardus buku yang dikirim Bilven dari Penerbit Ultimus, Bandung. Di blangko resi penerimaan, buku-buku Ultimus dikirim kalau tidak keliru pada 27 Juli Sampai di kantor Pos Sumobito. Pada 1 Agustus, 2 dus buku tersebut dibungkus dengan jahitan rafia. 1 dus beratnya 24,7 kg, biaya paketnya sebesar Rp. 244.555. Satunya lagi, beratnya 24,9 kg, biaya paketnya Rp. 244.535.
Sehari Sebelum ke Mojokerto
Senin, 2 Agustus 2010, saya berangkat dari Tandes pukul 10:32 WIB, langsung meluncur ke kantor Pos Kecamatan Sumobito untuk mengambil 4 kardus buku yang dikirim Bilven dari Penerbit Ultimus, Bandung. Di blangko resi penerimaan, buku-buku Ultimus dikirim kalau tidak keliru pada 27 Juli Sampai di kantor Pos Sumobito. Pada 1 Agustus, 2 dus buku tersebut dibungkus dengan jahitan rafia. 1 dus beratnya 24,7 kg, biaya paketnya sebesar Rp. 244.555. Satunya lagi, beratnya 24,9 kg, biaya paketnya Rp. 244.535.
21/11/20
RAJA ALI HAJI: BAPAK KESUSASTRAAN MELAYU
Maman S. Mahayana *
Kalau bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Klasik, maka kesusastraan Indonesia lahir karena dukungan sastra klasik yang tersebar di kepulauan Nusantara, seperti Bali, Jawa, Sunda, atau Melayu. Khusus dalam pembicaraan yang menyangkut kesusastraan Melayu Klasik, tentu saja Abdullah bin Abdulkadir Munsyi tidak dapat dilewatkan. Beberapa karyanya yang terkenal, antara lain Syair Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah dari Singapura ke Kelantan, Hikayat Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, dan Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah.
Kalau bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Klasik, maka kesusastraan Indonesia lahir karena dukungan sastra klasik yang tersebar di kepulauan Nusantara, seperti Bali, Jawa, Sunda, atau Melayu. Khusus dalam pembicaraan yang menyangkut kesusastraan Melayu Klasik, tentu saja Abdullah bin Abdulkadir Munsyi tidak dapat dilewatkan. Beberapa karyanya yang terkenal, antara lain Syair Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah dari Singapura ke Kelantan, Hikayat Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, dan Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah.
20/11/20
12/11/20
Kepekaan Sosial dengan Kreativitas Berkarya *
Agus
R. Subagyo **
Saat Itu dan Nyatanya Saat Ini
Arus globalisasi yang terus bergulir, liberalisasi perdagangan dengan perdagangan bebas seiring dengan perkembangan teknologi membawa perubahan peradaban manusia. Dengan proses pergerakan yang percepatannya tinggi. Banyak sekali kebudayaan yang masuk (diimpor dengan sengaja) ke negara yang sedang carut-marut perekonomiannya seperti Indonesia saat ini.
Saat Itu dan Nyatanya Saat Ini
Arus globalisasi yang terus bergulir, liberalisasi perdagangan dengan perdagangan bebas seiring dengan perkembangan teknologi membawa perubahan peradaban manusia. Dengan proses pergerakan yang percepatannya tinggi. Banyak sekali kebudayaan yang masuk (diimpor dengan sengaja) ke negara yang sedang carut-marut perekonomiannya seperti Indonesia saat ini.
02/08/20
DIBUTUHKAN SUKARELAWAN CINTA
Aprinus Salam *
Apa yang paling kita butuhkan dalam setiap proses-proses politik, katakanlah politik pemilu. Seperti dapat kita saksikan bersama, politik pemilu secara relatif menjadi wacana dan praktik sentral politik di Indonesia. Berdasarkan perhitungan kasar (di atas kertas), maka mulai dari pemilihan kades, bupati, gubernur, legislatif (DPRD dan DPR), dan presiden, maka alangkah banyaknya pemilu. Ini mengingat di Indonesia ada sekitar ribuan kades, lebih dari 460 kabupaten, dan 33 propinsi.
Apa yang paling kita butuhkan dalam setiap proses-proses politik, katakanlah politik pemilu. Seperti dapat kita saksikan bersama, politik pemilu secara relatif menjadi wacana dan praktik sentral politik di Indonesia. Berdasarkan perhitungan kasar (di atas kertas), maka mulai dari pemilihan kades, bupati, gubernur, legislatif (DPRD dan DPR), dan presiden, maka alangkah banyaknya pemilu. Ini mengingat di Indonesia ada sekitar ribuan kades, lebih dari 460 kabupaten, dan 33 propinsi.
22/07/20
Kau Tidak Menulis Pram, Kau Berak
Nara Ahirullah *
Radar Madura, 9 Feb 2011
Sastrawan, penulis yang juga seorang jurnalis Pramoedya Ananta Toer punya idola penulis juga bernama Idrus (Abdullah Idrus 1921-1979). Saat itu Pramoedya masih sangat muda, bertemu dengan penulis idolanya adalah impiannya. Dia selalu berharap bisa belajar pada Idrus.
Radar Madura, 9 Feb 2011
Sastrawan, penulis yang juga seorang jurnalis Pramoedya Ananta Toer punya idola penulis juga bernama Idrus (Abdullah Idrus 1921-1979). Saat itu Pramoedya masih sangat muda, bertemu dengan penulis idolanya adalah impiannya. Dia selalu berharap bisa belajar pada Idrus.
19/06/20
CITRA WANITA INDIA DALAM NOVEL MADU DALAM SARINGAN *
Maman S. Mahayana *
Mengherankan, dibandingkan dengan pengaruh kesusastraan klasik India—kisah Ramayana atau Mahabharata, misalnya—yang jejaknya dapat dengan mudah dijumpai dalam khazanah kesusastraan Indonesia, pengaruh kesusastraan kontemporer India di Indonesia, tampaknya seperti hampir tak terdengar, laksana tak berpengaruh, dan terkesan begitu asing.[1] Padahal, di samping epos Ramayana dan Mahabharata, sejak zaman Pujangga Baru khazanah kesusastraan kontemporer India, sudah coba diperkenalkan.[2]
Mengherankan, dibandingkan dengan pengaruh kesusastraan klasik India—kisah Ramayana atau Mahabharata, misalnya—yang jejaknya dapat dengan mudah dijumpai dalam khazanah kesusastraan Indonesia, pengaruh kesusastraan kontemporer India di Indonesia, tampaknya seperti hampir tak terdengar, laksana tak berpengaruh, dan terkesan begitu asing.[1] Padahal, di samping epos Ramayana dan Mahabharata, sejak zaman Pujangga Baru khazanah kesusastraan kontemporer India, sudah coba diperkenalkan.[2]
02/06/20
Heidegger dan Pengabaian Goenawan Mohamad
Dwi Pranoto
Tulisan A.S. Laksana “Sains dan Hal-Hal Baiknya” dan sanggahan Goenawan Mohamad (GM) “Sains dan Masalah-Masalahnya, Sulak dan Dua Kesalahannya”, sebenarnya sama-sama menyokong sains. Namun keduanya dipisahkan oleh sains sebagai praksis dan “sains sebagai ide”. Oleh karenanya, A.S. Laksana dalam “Sains dan Hal-Hal Baiknya” lebih menyodorkan bukti-bukti mengenai manfaat sains untuk memecahkan masalah aktual dan memudahkan kerja manusia. Pada sisi lain, Goenawan berupaya membawa sains lebih pada semacam situasi-situasi kritisnya yang ditandai oleh kejumudan.
Langganan:
Postingan (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Junianto
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abang Eddy Adriansyah
Abdi Purmono
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurahman Wahid
Abidah el Khalieqy
Abiyyu
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achiar M Permana
Ade Ridwan Yandwiputra
Adhika Prasetya
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Adreas Anggit W.
Adrian Ramdani
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Agus Utantoro
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajie Najmudin
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Saefudin
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alhafiz K
Ali Shari'ati
Alizar Tanjung
Alvi Puspita
Alwi Karmena
Amarzan Loebis
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amiruddin Al Rahab
Amirullah
Amril Taufiq Gobel
Amy Spangler
An. Ismanto
Andrea Hirata
Andy Riza Hidayat
Anes Prabu Sadjarwo
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anne Rufaidah
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
Ari Dwijayanthi
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Aris Darmawan
Aris Kurniawan
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asep Yayat
Askolan Lubis
Asrul Sani
Asvi Marwan Adam
Asvi Warman Adam
Audifax
Awalludin GD Mualif
Awaludin Marwan
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Bambang Bujono
Bambang Irawan
Bambang Kempling
Bambang Unjianto
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonnie Triyana
Bre Redana
Brunel University London
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hatees
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cepi Zaenal Arifin
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Cucuk Espe
D Pujiyono
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darwin
David Krisna Alka
Dedy Tri Riyadi
Deni Ahmad Fajar
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dicky
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Dodi Ambardi
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Khoirotun Nisa’
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Suprianto
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulwesi
Endi Haryono
Endri Y
Enung Sudrajat
Erwin
Erwin Dariyanto
Erwin Setia
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evieta Fadjar
F. Aziz Manna
Fadjriah Nurdiarsih
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Farida-Suliadi
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Feby Indirani
Felik K. Nesi
Fenny Aprilia
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Firdaus Muhammad
Firman Nugraha
Fuad Nawawi
Galang Ari P.
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Maryanto
Guntur Alam
Gus tf Sakai
Gusti Eka
H Marjohan
HA. Cholil Mudjirin
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hanik Uswatun Khasanah
Hans Pols
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hawe Setiawan
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Heru Kurniawan
Heru Nugroho
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Hudel
Humaidiy AS
Humam S Chudori
I.B. Putera Manuaba
Ibn Ghifarie
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idrus
Ignas Kleden
Ika Karlina Idris
Ilham khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tranggono
Indrian Koto
Intan Indah Prathiwie
Inung AS
Iskandar Noe
Iskandar P Nugraha
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut Fitra
J.J. Rizal
Jacques Derrida
Jafar Fakhrurozi
Jafar M Sidik
Jafar M. Sidik
Jaleswari Pramodhawardani
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jean-Marie Gustave Le Clezio
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ Rizal
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Jonathan Ziberg
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku
Juli
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kang Warsa
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasijanto Sastrodinomo
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Keith Foulcher
Khansa Arifah Adila
Khisna Pabichara
Khrisna Pabichara
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristine McKenna
Kritik Sastra
Kukuh Yudha Karnanta
Kurie Suditomo
Kurniawan Yunianto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L. Ridwan Muljosudarmo
Lan Fang
Langgeng W
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Leo Kelana
Leo Tolstoy
Lia Anggia Nasution
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Abdullah Badri
M Aditya
M Anta Kusuma
M Fadjroel Rachman
M. Arman AZ
M. Faizi
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Misbahuddin
M. Mushthafa
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Makyun Subuki
Maman S Mahayana
Marcus Suprihadi
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Mashuri
Matroni
Matroni El-Moezany
Mawar Kusuma
Max Lane
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Miziansyah J.
Moh. Samsul Arifin
Mohammad Eri Irawan
Muhammad Antakusuma
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhammd Ali Fakih AR
Muhidin M. Dahlan
Mukhlis Al-Anshor
Mulyo Sunyoto
Munawir Aziz
Murnierida Pram
Musa Asy’arie
Mustafa Ismail
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nandang Darana
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Nazar Nurdin
Nenden Lilis A
Nezar Patria
Nina Herlina Lubis
Ning Elia
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nobel
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novelet
Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Nunik Triana
Nur Faizah
Nur Wahida Idris
Nurcholish Madjid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurman Hartono
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Obrolan
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Olivia Kristinasinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Oyos Saroso H.N.
Pandu Jakasurya
Parak Seni
Parakitri T. Simbolon
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Pembebasan Sastra
Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta-Toer
Pringadi Abdi Surya
Pringadi AS
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Rahmat Hidayat
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ranang Aji S.P.
Ranggawarsita
Ratih Kumala
Ratna Sarumpaet
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Rengga AP
Resensi
Resistensi Kaum Pergerakan
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Risang Anom Pujayanto
Riswan Hidayat
Riyadi KS
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rojil Nugroho Bayu Aji
Rukardi
S Sopian
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sari Oktafiana
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra
Sastra Liar Masa Awal
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Selo Soemardjan
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Sevgi Soysal
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Slamet Hadi Purnomo
Sobih Adnan
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sotyati
Sri Wintala Achmad
St. Sunardi
Stefanus P. Elu
Stevy Widia
Sugi Lanus
Sugilanus G. Hartha
Suherman
Sukardi Rinakit
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Surat
Suripto SH
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susiyo Guntur
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi San
Syafruddin Hasani
Syahruddin El-Fikri
Syaiful Amin
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T Agus Khaidir
Tasyriq Hifzhillah
Tatang Pahat
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tia Setiadi
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tony Herdianto
Tosa Poetra
Tri Purna Jaya
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulfatin Ch
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Utami Widowati
UU Hamidy
Veronika Ninik
Vien Dimyati
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Utomo
Walid Syaikhun
Wan Anwar
Wandi Juhadi
Warih Wisatsana
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Wayan Supartha
Wendoko
Wicaksono Adi
William Bradley Horton
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Wong Wing King
Y. Wibowo
Yang Lian
Yanuar Yachya
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopie Setia Umbara
Yos Rizal Suriaji
Yoserizal Zein
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudhi Herwibowo
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Zacky Khairul Uman
Zakki Amali
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhou Fuyuan
Zul Afrita