Rosaria
/1/
Kesementaraanku menghidu lapang nahu yang bergetar setelah tahu telah lama puisi tak lagi sakti di hadiratmu. Engkau mengecup tanganku seperti hati Ishak yang awas memberkati Yakub ketika nazar tak lagi cukup melambungkan Esau ke langit. Telapak tangan kananmu menimbang seberapa pantas airmataku jatuh di hadapan altarmu.