26/08/11

Novel yang Mengurai Peristiwa Subliminal

Catatan kecil setelah membaca novel Tembang Tolak Bala
Abdul Aziz Rasjid
http://sastra-indonesia.com/

Mutu penginderaan manusia memiliki batas untuk mempersepsi segala hal di lingkungan sekitarnya. Tetapi, dalam aktivitas sehari-hari, ada peristiwa-peristiwa tertentu yang tetap direaksi oleh indera lalu diterjemahkan oleh pikiran namun tak kita sadari. Peristiwa itu disebut oleh Carl Gustav Jung dalam bukunya yang bertajuk Man and His Symbols sebagai peristiwa subliminal, atau peristiwa yang diserap ke lapisan bawah dari ambang kesadaran.

Peristiwa-peristiwa subliminal ini, nantinya memiliki arti emosional tersendiri bagi seseorang, berperan mengimbangi dan memperbaharui keseimbangan psikis, mengembalikan arus ingatan pada hal-hal yang telah di/terlupakan, bahkan menjadi rangkuman padat dari kehidupan. Kesemuanya itu, diolah dalam bentuk pesan khusus oleh alam tak sadar dan disampaikan dalam mimpi.

Peristiwa subliminal itulah yang menjadi pokok penting dalam novel Tembang Tolak Bala (LKiS, 2011) karya Han Gagas. Hargo, tokoh sentral dalam novel ini, diceritakan mengalami koma selama 35 hari ketika ia berusia 9 tahun. Dalam komanya itu, Hargo mula-mula bermimpi hidup di masa-masa keruntuhan Majapahit sebagai anak asuh Ki Ageng Mirah yang merupakan leluhur para warok, lalu terpental dalam dimensi waktu yang lain menjadi gemblak warok di masa ketika Indonesia berhadapan dengan tegangan sosial politik di masa demokrasi terpimpin Soekarno. Dua dimensi waktu itu, dalam mimpi Hargo memiliki satu kaitan pesan khusus yaitu pelak-pelik sejarah kehidupan Reog yang tak terpisahkan dari riwayat leluhurnya juga rangkuman padat kehidupannya.

Darah Warok

Saat mengunjungi Telaga Ngebel di lereng Wilis, Hargo yang telah berusia belasan tahun teringat kembali pada kenangan masa kecilnya bersama ayahnya yang mengajaknya menonton upacara larung labuhan tanggal 1 Syuro. Saat itu, setelah prosesi larung labuhan usai, Hargo dan ayahnya tetap berdiri menatap telaga meski pengunjung larungan telah pergi. Di keheningan telaga, Hargo mendengar Ayahnya berkata begini: “Sebenarnya, akulah yang harusnya memimpin doa itu. Kita sebagai keturunan Eyang Tejowulan, memiliki wahyu untuk mengucap doa itu. Tapi, pemerintah tak mau menghapus dosa eyang. PKI selamanya tertancap di kening kita” (Hal. 114-115).

Kata-kata ayah Hargo adalah perisitiwa subliminal yang saat itu tidak direaksi secara sadar oleh Hargo, mungkin karena peristiwa itu dianggap tak menyenangkan karena mengindasikan hal buruk yaitu keturunan PKI yang berkaitan dengan pemberontakan komunis dan mengakibatkan dampak traumatik sosial di negeri tempat ia tinggal. Tetapi kata-kata itu tetap diserap oleh indera pendengaran dan disimpan ke lapisan bawah dari ambang kesadaran Hargo, lalu disampaikan kembali oleh alam bawah sadar dalam bentuk mimpi ketika ia mengalami koma selama 35 hari

Dari mimpi yang dialaminya, Hargo lalu tahu bahwa di tubuhnya mengalir darah keturunan Warok. Kenyataan tentang jati dirinya ini berpengaruh pada tanggapan emosinya dalam tiga hal: 1). Sebagai keturunan warok, Hargo merasa jijik dengan kebiasaan seks menyimpang seorang warok dengan seorang gemblak dalam bentuk hubungan seks sesama jenis, 2). Hargo adalah keturunan warok yang dicap memiliki kaitan dengan orang-orang PKI sehingga disisihkan secara sosial oleh warok yang lain, 3). Hargo adalah keturunan warok yang menyisahkan perselisihan antar warok yang berkembang menjadi dendam turun temurun.

Tiga hal ini terceritakan sebagai pesan dalam mimpi Hargo. Dalam mimpi itu Hargo mengalami sendiri kedukaan menjadi Gemblak Tejowulan yang secara garis keturunan adalah kakeknya sendiri. Tejowulan pulalah yang menjadi cikal bakal keturunannya dicap sebagai orang PKI, sebab ketika pemberontakan komunis meletus di Madiun, Tejowulan menampung anak-anak juga istri para pelarian orang-orang pergerakan dari Madiun. Tersebarnya anggapan bahwa Tejowulan mengayomi orang-orang komunis membuat musuh bebuyutannya bernama Wilodaya mempunyai dalih di mata masyarakat untuk membunuh Tejowulan sebagai pembalasan dendam karena ayahWiroladaya pernah dipermalukan oleh ayah Tejowulan dalam suatu pertempuran.

Dalam kehidupan nyata, pesan-pesan dalam mimpi itu, di satu sisi telah mengembalikan arus ingatan Hargo pada hal-hal yang telah di/terlupakan berkaitan dengan riwayat rangkuman kehidupan leluhurnya. Sedang di sisi lain, pesan mimpi itu berperan mengimbangi dan memperbaharui keseimbangan psikis Hargo yang terbentuk dalam keyakinan dua hal: 1) Ia adalah warok yang akan membawa risalah hidup wajar, dengan istri dan anak-anak tanpa harus mempertahankan laku gemblak, 2). Tembang tolak bala yang diberikan oleh Tejowulan dalam alam mimpi sebelum ia terbunuh oleh Wilodaya, dipahami Hargo sebagai pesan pentingnya kerendahan hati dalam sikap maaf dan damai untuk mengakhiri dendam turun-temurun, sebab secara historis tembang ini pulalah yang mendamaikan hati Ki Ageng Kutu sebagai leluhur para warok untuk menyelesaikan perselihannya dengan Raden Katong sebagai putra Brawijaya V.

Pola mimpi sebagai Strategi Literer

Uniknya, dalam novel Tembang Tolak Bala ini, struktur mimpi yang memang tak memiliki susunan logis dalam alur cerita maupun pembagian waktu dimanfaatkan oleh pengarang sebagai strategi literer yang menarik. Peristiwa demi peristiwa di dalam mimpi, berjalan seakan tanpa kesatuan tindakan dan peristiwa, tanpa memperhitungkan kelogisan cerita.

Cobalah Anda bayangkan: Mula-mula Hargo diterbangkan oleh layang-layang, lalu tiba-tiba saja ia berada di masa runtuhnya Majapahit dan diasuh oleh Ki Ageng Mirah. Di rumah Ki Ageng Mirah ini, Hargo selalu tertarik untuk bermain-main di sungai sampai suatu saat arus sungai menyeretnya ke arus waktu ketika Indonesia mengalami pergolakan politik di zaman pemerintahan Orde Lama. Ketika seseorang menodongkan pistol padanya, menembaknya, tiba-tiba badannya melesap ke dalam bumi dan ia siuman mendapati dirinya dirawat di rumah sakit akibat koma selama 35 hari.

Maka, membaca novel ini, Anda akan mendapati mimpi layaknya petualangan fiksi dengan segala kemungkinan dan kejutan yang tak terduga. Mimpi yang hadir dengan membawa muatan pesan untuk mengingatkan bahwa ada banyak peristiwa di dunia yang ter/dilupakan. Peristiwa itu bisa bersifat massal semisal kebudayaan Reog Ponorogo yang pernah dikotak-kotakkan dalam kepentingan politik tertentu hingga menyebabkan pertumpahan darah antar warok, atau bersifat personal tentang kedirian yang kehilangan identitas sebab ancaman traumatik politik. Setidaknya, inilah peristiwa subliminal kehidupan yang diurai oleh Tembang Tolak Bala.

17 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita