Catatan Singkat Proses Kreatif Teater Wadtera SMP 1 Mojoagung dalam rangka Pekan Seni Pelajar Jatim 2011
Bambang Irawan*
http://www.radarmojokerto.co.id/
Antara Wewe Gombel dan Malin
Setelah sengaja terlibat secara langsung dalam dua proses kreatif terakhir teater Wadtera SMP 1 Mojoagung, yaitu proses drama Wewe Gombel dan proses Malin Pasal Penghabisan, penulis menemukan sesuatu yang menarik untuk diungkap. Yaitu, kedua drama tersebut memiliki beberapa persamaan, baik secara kontekstual atau persamaan nasib. Berbicara mengenani nasib, Wewe Gombel dipilih menjadi penampil terbaik atau dalam bahasa halus Dewan Kesenian Jombang, kelompok penerima dana hibah dalam hajatan Hibah Teater Kompetitif 2010. Sedangkan Malin Pasal Penghabisan berhak menyandang predikat 5 penyaji terbaik non ranking dan 5 sutradara terbaik non ranking (M.S. Nugroho) Lomba Teater tingkat SMP/MTs Pekan Seni Pelajar Jawa Timur 2011 di Probolinggo 22 Juni yang lalu.
Kesamaan selanjutnya, keduanya mengusung tema yang sama, tentang eksistensi seorang ibu, walau dalam perspektif yang berbeda. Ibu (mama) dalam Wewe Gombel lebih condong kepada penggambaran ibu yang zalim kepada anaknya (Bella). Sebaliknya, Malin Pasal Penghabisan memberikan porsi terzalimi untuk seorang ibu (Bundo). Walau pada akhirnya dia pun ikut-ikutan terseret untuk zalim kepada putranya sendiri, Malin Kundang, dengan mengutuknya menjadi batu. Terlepas dari hal zalim menzalimi, sadar atau tidak hal-hal semacam itulah yang sekarang sedang terjadi menjadi peristiwa sosial di sekitar kita. Ibu menelantarkan anak-anaknya, peristiwa penolakan pada kehadiran sang anak, yang sampai pada perbuatan kriminal. Pula sebaliknya, anak-anak yang memilih untuk meniadakan rasa bakti kepada orang tua mereka atau menelantarkannya balik.
Atau barangkali karena naskah drama ini ditulis oleh orang yang sama, M.S. Nugroho yang notabene adalah seorang bapak. Yang secara otomatis dengan naluri kebapakannya (tapi sebenarnya saya lebih condong ke diksi naluri keibuan) menuangkan segala ketakutan psikologisnya secara mendalam sebagai orang tua dalam bentuk karya drama. Sehingga dengan sisi psikologi yang mengena, dua naskah drama ini mendapatkan juara 3 (Wewe Gombel) dan nominator (Malin The End Scene) pada lomba penulisan naskah drama remaja Dewan Kesenian Jawa Timur 2008. Jadi persamaan terakhirnya adalah, teater Wadtera memilih dua naskah drama yang telah teruji dan kredibel dalam dua proses terakhirnya.
Pemilihan naskah yang berat
Seorang bijak pernah berkata bahwa sangat sulit menjelaskan bagaimana rasanya asin kepada orang yang belum pernah merasakan asin. Atau kita ambil salah satu contoh pada konteks dunia penulisan saat ini, rumitnya menjelaskan tentang isu plagiarisme cerpen Dodolitdodolitdodolibret karya Seno Gumira Ajidarma dan Tiga Pendeta-nya Tolstoy kepada anak TK yang belum mengenal sastra. Gambaran Itulah yang dihadapi M.S. Nugroho sebagai sutradara.
Merunut apa yang disampaikan dewan juri, Harwi Mardiyanto, Rusdi Zaky dan Darmanto Rajab, ketika evaluasi sesaat sebelum pengumuman pemenang. Ketiga juri mempunyai pendapat yang hampir seragam tentang pemilihan naskah. Harwi menyatakan ketidak nyamanannya kepada pemaksaan naskah-naskah atau tokoh-tokoh dewasa untuk pelajar SMP. Rusdi Zaky berpendapat proses adaptasi naskah harus dengan pola pikir yang bisa dipakai untuk para pelajar, karena pada dasarnya drama itu menyenangkan dan mencerahkan. Dan Darmanto Rajab lebih ekstrim lagi, “Drama itu tidak harus menderita, menderita bagi pelakonnya atau bagi penontonnya.”
Di sinilah kapabilitas seorang sutradara dipertaruhkan, bagaimana cara memamah sesuatu yang keras menjadi lunak, untuk diberikan dan lantas dicerna aktor-aktornya. Perjuangan yang sangat berat untuk menanamkan karakter dengan psikologi yang complicated, karakter seorang bundo kepada pelajar SMP, yang ternyata empat kali lipat dari usia sebenarnya.
Pledoi seorang bundo
Sebelum menyaksikan repertoar ini, atau sekedar membaca naskah dramanya, tentu orang akan membayangkan atau mengingat kembali tentang cerita si anak durhaka Malin Kundang. Atau jangan-jangan orang akan malas membacanya atau emoh untuk memasang mata menyaksikan pertunjukan, lantas ngeluyur pergi. Semata karena cerita rakyat ini sudah begitu klise di masyarakat, karena sebagian orang beranggapan, sangat tidak menarik melakukan atau menikmati sesuatu pada hal-hal yang predictable atau mudah diduga. Walaupun sebenarnya naskah/pertunjukan ini menawarkan sesuatu yang unpredictable.
Malin kundang adalah cerita rakyat asal Sumatera Barat, berkisah tentang seorang anak yang durhaka kepada ibunya, dan karena kedurhakaannya tersebut, ia dikutuk menjadi batu oleh ibunya sendiri. Cerita serupa atau hampir mirip juga dapat ditemukan di negara lain. Di Brunei Darussalam ada cerita Nakhoda Manis. Di Malaysia terdapat Si Tenggang. Bahkan yang terakhir ini pernah diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1975, dengan judul Nakoda Tenggang : sebuah legenda dari Malaysia / oleh A. Damhoeri. Akan tetapi dari semua cerita tersebut lebih mengekspos tokoh Malin dengan jalan hidupnya. Bagaimana bila fokus penceritaan diseret dari tokoh Malin ke tokoh Bundo?
Dengan label “Revitalisasi cerita Rakyat Sumatera Barat”, penulis naskah mencoba melakukan hal tersebut di atas. Memulai cerita dengan kesedihan dan rasa sepi seorang bundo, karena telah kehilangan anak semata wayangnya, menjadi batu. Kesepian yang mendalam sampai pada akhirnya membawa bundo dalam dunia imaginer yang menyakitkan.
Tokoh bundo membuat pembelaan bahwa pengutukan adalah bukan kehendaknya, melainkan hanya faktor ketidak sengajaan, dan betapa bundo menyesali perbuatannya.
“...Bundo memang bersalah. Bundo memang telah mengutuk kau. Badan ini memang tak layak sebagai seorang Bundo. Bundo memang pantas mati untuk menebus kesalahan bundo...”(adegan 2)
“(Bundo menangis sendiri) Kutuk apa, dosa apa. Mengapa langit tidak mengubahku menjadi batu saja? Menjadi batu lebih punya makna daripada kesedihan seorang bundo. (Mengutuk diri sendiri) Batulah aku. Batulah aku. Batulah aku! (Sepi) Mengapa langit tak menjawab? Mengapa aku tak menjadi batu?...” (adegan 7)
Keberanian sang penulis naskah dalam mendobrak cerita konvensional dan kepiawaian sang sutradara dalam memvisualisasikannya di panggung pertunjukan adalah hal yang perlu diapresiasi secara bijak. Menawarkan bentuk baru yang secara otomatis memberikan khasanah berbeda pada perkembangan cerita rakyat nusantara. Apalagi dalam pemanggungannya, sutradara memilih bentuk pertunjukan randai, sebuah seni pertunjukkan rakyat dari Sumatera Barat. Teater rakyat yang berangkat dari pengembangan sile atau silat.
Dengan kata lain Malin Pasal Penghabisan, mempunyai posisi sebagai sekuel dari cerita sebelumnya, yang ini menurut pandangan bebas saya. Bukan mustahil apabila dikemudian hari akan muncul sekuel atau bahkan prekuelnya, mungkin. Atau setelah ini akan bermunculan naskah-naskah baru revitalisasi cerita rakyat nusantara yang lain? Cerita rakyat Jombang misalnya?
__________
Penulis: Bambang Irawan, Pelaku teater dan penikmat seni, sekarang aktif di kelompok Alief Mojoagung, Jombang
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Junianto
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abang Eddy Adriansyah
Abdi Purmono
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurahman Wahid
Abidah el Khalieqy
Abiyyu
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achiar M Permana
Ade Ridwan Yandwiputra
Adhika Prasetya
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Adreas Anggit W.
Adrian Ramdani
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Agus Utantoro
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajie Najmudin
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Saefudin
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alhafiz K
Ali Shari'ati
Alizar Tanjung
Alvi Puspita
Alwi Karmena
Amarzan Loebis
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amiruddin Al Rahab
Amirullah
Amril Taufiq Gobel
Amy Spangler
An. Ismanto
Andrea Hirata
Andy Riza Hidayat
Anes Prabu Sadjarwo
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anne Rufaidah
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
Ari Dwijayanthi
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Aris Darmawan
Aris Kurniawan
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asep Yayat
Askolan Lubis
Asrul Sani
Asvi Marwan Adam
Asvi Warman Adam
Audifax
Awalludin GD Mualif
Awaludin Marwan
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Bambang Bujono
Bambang Irawan
Bambang Kempling
Bambang Unjianto
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonnie Triyana
Bre Redana
Brunel University London
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hatees
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cepi Zaenal Arifin
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Cucuk Espe
D Pujiyono
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darwin
David Krisna Alka
Dedy Tri Riyadi
Deni Ahmad Fajar
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dicky
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Dodi Ambardi
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Khoirotun Nisa’
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Suprianto
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulwesi
Endi Haryono
Endri Y
Enung Sudrajat
Erwin
Erwin Dariyanto
Erwin Setia
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evieta Fadjar
F. Aziz Manna
Fadjriah Nurdiarsih
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Farida-Suliadi
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Feby Indirani
Felik K. Nesi
Fenny Aprilia
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Firdaus Muhammad
Firman Nugraha
Fuad Nawawi
Galang Ari P.
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Maryanto
Guntur Alam
Gus tf Sakai
Gusti Eka
H Marjohan
HA. Cholil Mudjirin
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hanik Uswatun Khasanah
Hans Pols
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hawe Setiawan
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Heru Kurniawan
Heru Nugroho
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Hudel
Humaidiy AS
Humam S Chudori
I.B. Putera Manuaba
Ibn Ghifarie
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idrus
Ignas Kleden
Ika Karlina Idris
Ilham khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tranggono
Indrian Koto
Intan Indah Prathiwie
Inung AS
Iskandar Noe
Iskandar P Nugraha
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut Fitra
J.J. Rizal
Jacques Derrida
Jafar Fakhrurozi
Jafar M Sidik
Jafar M. Sidik
Jaleswari Pramodhawardani
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jean-Marie Gustave Le Clezio
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ Rizal
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Jonathan Ziberg
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku
Juli
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kang Warsa
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasijanto Sastrodinomo
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Keith Foulcher
Khansa Arifah Adila
Khisna Pabichara
Khrisna Pabichara
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristine McKenna
Kritik Sastra
Kukuh Yudha Karnanta
Kurie Suditomo
Kurniawan Yunianto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L. Ridwan Muljosudarmo
Lan Fang
Langgeng W
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Leo Kelana
Leo Tolstoy
Lia Anggia Nasution
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Abdullah Badri
M Aditya
M Anta Kusuma
M Fadjroel Rachman
M. Arman AZ
M. Faizi
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Misbahuddin
M. Mushthafa
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Makyun Subuki
Maman S Mahayana
Marcus Suprihadi
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Mashuri
Matroni
Matroni El-Moezany
Mawar Kusuma
Max Lane
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Miziansyah J.
Moh. Samsul Arifin
Mohammad Eri Irawan
Muhammad Antakusuma
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhammd Ali Fakih AR
Muhidin M. Dahlan
Mukhlis Al-Anshor
Mulyo Sunyoto
Munawir Aziz
Murnierida Pram
Musa Asy’arie
Mustafa Ismail
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nandang Darana
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Nazar Nurdin
Nenden Lilis A
Nezar Patria
Nina Herlina Lubis
Ning Elia
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nobel
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novelet
Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Nunik Triana
Nur Faizah
Nur Wahida Idris
Nurcholish Madjid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurman Hartono
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Obrolan
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Olivia Kristinasinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Oyos Saroso H.N.
Pandu Jakasurya
Parak Seni
Parakitri T. Simbolon
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Pembebasan Sastra
Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta-Toer
Pringadi Abdi Surya
Pringadi AS
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Rahmat Hidayat
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ranang Aji S.P.
Ranggawarsita
Ratih Kumala
Ratna Sarumpaet
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Rengga AP
Resensi
Resistensi Kaum Pergerakan
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Risang Anom Pujayanto
Riswan Hidayat
Riyadi KS
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rojil Nugroho Bayu Aji
Rukardi
S Sopian
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sari Oktafiana
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra
Sastra Liar Masa Awal
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Selo Soemardjan
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Sevgi Soysal
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Slamet Hadi Purnomo
Sobih Adnan
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sotyati
Sri Wintala Achmad
St. Sunardi
Stefanus P. Elu
Stevy Widia
Sugi Lanus
Sugilanus G. Hartha
Suherman
Sukardi Rinakit
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Surat
Suripto SH
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susiyo Guntur
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi San
Syafruddin Hasani
Syahruddin El-Fikri
Syaiful Amin
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T Agus Khaidir
Tasyriq Hifzhillah
Tatang Pahat
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tia Setiadi
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tony Herdianto
Tosa Poetra
Tri Purna Jaya
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulfatin Ch
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Utami Widowati
UU Hamidy
Veronika Ninik
Vien Dimyati
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Utomo
Walid Syaikhun
Wan Anwar
Wandi Juhadi
Warih Wisatsana
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Wayan Supartha
Wendoko
Wicaksono Adi
William Bradley Horton
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Wong Wing King
Y. Wibowo
Yang Lian
Yanuar Yachya
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopie Setia Umbara
Yos Rizal Suriaji
Yoserizal Zein
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudhi Herwibowo
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Zacky Khairul Uman
Zakki Amali
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhou Fuyuan
Zul Afrita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar