29/09/19

S. Jai : Pengarang Itu Pecinta Sejati Bahasa

S. Jai, Membaca Sajak.

Slamet Hadi Purnomo

"Untuk menjadi pengarang, hal penting yang hampir tidak pernah ditegaskan para pendidik adalah komitmen untuk mencintai bahasa," demikian kata penulis novel, S. Jai selepas memberikan materi Rahasia Menulis Novel di Bait Kata Library, Larangan-Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (26/2).

Begitu banyak buku-buku panduan mengarang, pelatihan, workshop, juga tips-tips menulis karya fiksi cerita pendek atau novel, baik dalam bentuk buku maupun melalui website.

Akan tetapi, masih menurut S. Jai, hal lebih banyak memperlihatkan cara instan untuk bisa menulis, dan bukan suatu gairah agar mencintai bahasa.

"Yang paling punya peran besar untuk menumbuhkan kecintaan pada bahasa mestinya guru, para tutor, para pegiat literasi, atau pengelola perpustakaan," kata pemenang sayembara novel etnografis Dewan Kesenian Jawa Timur 2012 dengan judul novelnya Kumara, Hikayat Sang Kekasih itu.

Hal itu pula yang berkali-kali ditegaskan S. Jai pada kesempatan di depan peserta bincang-bincang novel yang banyak dihadiri siswa SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi, serta penulis dan pengelola perpustakaan tersebut.

Hal mendasar dalam mencintai bahasa, menurutnya, adalah minat membaca dan menulis, yang tentu lebih baik bila ditumbuhkan sejak dini dengan bacaan-bacaan bermutu dan latihan-latihan menulis yang teratur.

S. Jai mengisahkan, bagaimana proses kreatifnya sejak kelas 4 SD, setahun setelah lancar membaca, pertama kali membaca buku novel anak Peladang yang Loba, karangan Djauhari Balik.

Buku itu berkisah tentang seorang peladang miskin yang kemudian kaya raya karena balas budi seekor tikus yang diselamatkan dari cengkeraman elang. Peladang itu masih juga ingin mendapatkan kekayaan berlimpah dengan cara licik, menyuruh orang menyiksa puluhan tikus lalu peladang itu berpura-pura menolongnya agar kembali mendapat balas budi tikus-tikus celaka itu.

"Sehabis membaca, ketika itu juga timbul hasratku ingin menulis. Hampir bersamaan waktu, aku sudah hafal sajak A Hajmi, judulnya 'Menyesal'; Pagiku hilang sudah melayang, hari mudaku sudah pergi, sekarang petang datang membayang, batang usiaku sudah tinggi..." kenang pengarang yang kelahiran Kediri, 4 Pebruari 1973 ini sekaligus memperlihatkan kecintaannya pada bahasa.

Lantas, sewaktu SMP, lanjutnya, ayahnya yang tukang sapu di kediaman staf pabrik gula (PG) Ngadirejo sering bawa pulang barang-barang bekas milik juragannya.

Salah satu barang bekas yang dibawa pulang dan kemudian dibacanya adalah buku Pujangga Baru susunannya HB Yasin. Dibacanya puisi-puisi dan cerpen di buku itu.

"Dari puisi-puisi itu kemudian kuacak dan bahasanya kugunakan untuk menulis tulisan panjang, mungkin kumaksudkan sejenis novel waktu itu," akunya yang dari pengalaman itu bertahun-tahun kemudian ia bisa menulis sejumlah novel, di antaranya berjudul Tanah Api, Tanha, Khutbah di Bawah Lembah ini.

Tak Bisa Cara Instan

Kecintaan dan kesediaan untuk bergulat dengan bahasa itulah yang terus disampaikan S. Jai pada siapa saja yang datang padanya untuk berbincang-bincang perihal novel, utamanya yang hendak menulis novel.

Rasa cinta pada bahasa tidak boleh dianggap sepele oleh karena menurutnya hal itu bentuk dari tanggung jawab keilmuan, dan pilihan menjadi pengarang. Selain, novel bagi penulis adalah medium ekspresi, dan berbagi gagasan kepada pembacanya.

Mengapa harus mencintai bahasa? Karena dengan kecintaan pada bahasa, pergulatan dan kekayaan ekpresi melalui bahasa, pengarang akan lebih banyak memahami kenyataan untuk kemudian membicarakan kembali kenyataan itu.

Bahasa bukanlah hal yang sepele sebagaimana selama ini banyak dipahami orang seolah bahasa hanyalah yang ada di kamus. Bagi pengarang, lanjut dia, di balik bahasa adalah ada visi dan ekspresi yaitu bagaimana menampilkan segenap pengalaman fisik, batin, psikis, pengindraan dan lain-lain itu menjadi citra, yaitu realitas baru yang itu bukan hanya pengalaman-pengalaman masa lalu, tetapi sudah menyangkut gambaran-gambaran masa kini dan bahkan masa depan.

"Pengarang harus punya spirit yang demikian, dan itu tidak bisa ditempuh dengan cara instan melalui tip-tip menulis novel, 30 hari jadi novelis, atau kursus kilat jadi penulis terkenal," kata ayah dari tiga orang putra ini.

Menerbitkan buku itu sekarang tidak sulit, ujar S. Jai. Akan tetapi jika para pengarang ini spiritnya melalui cara-cara instan untuk menerbitkan buku ini tentu menyedihkan dan tidaklah memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi dunia sastra atau proses kreatifnya.

"Kalau menambah jumlah buku di rak toko dan perpustakaan memang iya. Jadi saya memahami dengan kesulitan pengelola perpustakaan seperti Bait Kata Library yang mengaku kesulitan memilih buku-buku bermutu untuk koleksi bacaan, utamanya konsumsi anak," kata penulis lulusan bidang studi Sastra Indonesia dari FISIP Unair 1998 ini.

Menggempur Mitos

Menurut penulis yang esai kritisnya mengenai Romantika, Tradisi Tutur dan Moral Intelektual (perihal film Romy dan Yuli dari Cikeusik) dinobatkan sebagai salah satu tulisan terpilih Yayasan Denny JA untuk Indonesia Tanpa Diskriminasi pada 2013, tidak ada resep khusus dalam menulis, kecuali banyak latihan dan banyak membaca, karena itu adalah cara sederhana untuk mencintai bahasa.

Di samping secara teknis banyak mengenali diri terutama terkait dengan kecenderungan, hambatan dan lain-lain. "Yang prinsip adalah tanggung jawab keilmuan, kesastraan dan mencintai dunia kepengarangan," kata penulis yang cerita pendeknya Rembulan Terperangkap Ranting Dahan, memenangkan seyembara Cerita Panji Dewan Kesenian Jawa Timur 2012 itu.

"Yang dibutuhkan penulis pemula itu kepercayaan diri sebagai manusia kreatif, semangat belajar dan berlatih. Jangan mudah cepat puas. Yang tak kalah penting ya, belajarlah dengan cara yang benar, bukan cara instan. Ini penting karena dalam dunia tulis menulis dibutuhkan semacam militansi. Semacam kegilaan juga," katanya.

Kepada mereka juga disampaikan, untuk tahu kesusastraan maka harus banyak membaca kritik sastra, sejarah sastra, karya sastra, teori sastra. Baik sastra Indonesia maupun sastra dunia.

Banyak sekali bacaan-bacaan yang baik semua bidang itu baik berbahasa Indonesia maupun asing. Internet juga menyediakan bahan yang berjuta-juta.

"Semua tersedia untuk kita pelajari. Dengan mencintai bahasa, nanti akan terbuka bahwa di balik bahasa ada keluasan cakrawala, kekuasaan, mitos, ideologi yang semuanya itu kehadirannya tidak lain adalah upaya untuk memahami kenyataan dan kemudian membicarakannya. Bahasa adalah medan itu semua," katanya.

Ia mengatakan kebudayaan selalu melahirkan anak-anak kandung yang kemudian dimitoskan. Pada akhirnya, bukan manusia yang paham dan bicara kenyataan, tapi justru manusialah yang ditentukan oleh kenyataan.

"Tugas pengarang adalah menjernihkan itu, membongkar mitos-mitos itu. Tugas pengarang sebagai makluk kreatif adalah menciptakan sesuatu yang baru, menggempur sekian jutaan, miliar bahasa yang sudah ada. Ini adalah takdir dari pengarang untuk gelisah merenungkan dan menemukan itu," ungkap pengarang yang tinggal di Lamongan itu.

Ia menegaskan bahwa sebagai pengarang dirinya mencintai bahasa melebihi segala hal, justru karena tidak mungkin kita bisa menangkap realitas sebenarnya melalui bahasa.

"Jika pengarang begitu yakin dengan gambaran realitas melalui karyanya, ia sebenarnya sedang memperkosa bahasa supaya menyampaikan cerita novelnya Ia bukan pecinta sejati bahasa," kata lelaki yang baru saja memublikasikan novel terbarunya Tirai ini.

https://jatim.antaranews.com/berita/152556/s-jai-pengarang-itu-pecinta-sejati-bahasa

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita