20/03/12

Cerita Miris ‘Sastrawan’ Muda

A.D. Zubairi
http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.com-dardiri

Ada yang mencuri pertemuan kita kali ini, entah pagi entah siang.
Sebelum orang-orang meninggalkan kamp pengungsian,
telah kita sepakati sejumlah rencana untuk menandai setiap jejak dan kenangan.
Sambil mencatat seluruh masa silam untuk dihaturkan
pada jarak usia yang semakin renta.

Tenda-tenda yang memuat jutaan kesedihan manusia telah dikosongkan.
Hanya sisa nafas dan almanak yang terus tanggal dan membikin sesat.
Tak jua ada sekelebat bayangmu menawarkanku duduk berselonjor di atas tikar seperti banyak pertemuan sebelumnya.
Maka, aku kutuk kesunyian setelah berahi merindukan
kehadiran tak benar-benar tertuntaskan.
Tak ada yang dapat memaknai ketertinggalan yang telah aus dan memunah,
selain sunyi yang tak selesai menanggung kesesatan sepanjang jalan-jalan menuju kepulangan terakhirnya.

(puisi kiki, Kepada Yang Tertinggal, Kompasiana, 5 oktober 2011)

Puisi di atas karya A. Faruqi Munif, kami biasa meyebutnya kiki, seorang kompasianer yang karyanya lolos seleksi untuk mengikuti Temu Sastrawan Indonesia IV di Ternate Maluku Utara, 25-29 oktober 2011. Ia termasuk dari 81 –dari 595— peserta yang puisinya dinyatakan lolos seleksi oleh dewan Kurator TSI IV. kiki juga adalah peserta termuda dalam kegiatan itu.

Kiki masih sangat muda. Lahir 2 juli 1994. Berarti sekarang masih 17 tahun. Saat ini ia sebagai pelajar kelas 3 di SMA 1 Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk Sumenep. Memang sejak masih di MI ia suka membaca. Sementara dunia menulis, ia tekuni sejak kelas VI.

Kiki saya lihat memang seorang yang tekun. Jika sedang asyik membaca buku atau novel, ia bisa berjam-jam. Kadang lupa makan dan istirahat. Ia tidak begitu suka nonton TV. Satu-satunya acara TV yang ia suka hanya sepakbola. Kebetulan sejak di MI ia memang pelanggan setia tabloid bola. Tiap minggu kiki pasti membelinya, meski itu harus mengurangi uang jajannya.

Hasil ketekunan membaca dan menulis, sudah ia panen sejak ia duduk di bangku MTs. Ketika itu cerpennya sudah dimuat di majalah sastra Horison. Setelah duduk di bangku SMA kreativitasnya terus berlanjut. Puisinya di muat di beberapa surat kabar dan majalah. Bahkan ia bersama teman-temannya sudah menerbitkan antologi puisi yang diterbitkan dan dipasarkan sendiri. Puisi-puisinya juga masuk dalam antologi sastrawan muda, sudah dua buku yang terbit.

Cerita Miris, Bukan hanya di UIN Bandung

Cerita miris tentang lemahnya apresiasi terhadap sastra tidak hanya terjadi pada mahasiswa UIN SGD Bandung, sebagaimana yang ditulis Sukron Abdilah di kompasiana, Rektorat UIN SGD Bandung minim Apresiasi Sastra (Laporan warga ini ternyata menarik newsroom untuk menampilkannya di kompas.com, Rektorat UIN SGD Hanya Bisa Berangkat Satu Mahasiswa). Soal cerita miris kiki juga mengalaminya.

Kepada saya, kiki cerita. Karena besarnya biaya transportasi yang harus ditanggung peserta (panitia TSI cuma menyediakan akomudasi dan konsumsi), ia bermaksud memohon bantuan kepada dinas pendidikan. Saya pun mendukungnya. Toh dia berangkat ke ternate pasti megharumkan nama daerah. Apalagi ia seorang pelajar. Tetapi sebelum mengajukan proposal, ada seorang teman yang menyambungkan kepada dinas pendidikan. Tapi sayang, kata pejabat dinas, tidak ada anggaran untuk acara seperti itu.

Kiki pun tahu diri. Ia gagal menyerahkan proposal ke dinas. Saya hanya berpikir, dinas pendidikan telah melakukan diskriminasi. Tentu perlakuan dinas akan berbeda seandainya ada seorang pelajar yang mau dikirim ke olympiade matematika atau fisika nasional/internasional. Jika menang, pasti pelajar itu dikirab keliling kota dan diberi penghargaan yang langsung diserahkan bupati.

Tetapi bagi pelajar yang memiliki bakat di bidang sastra? Jangankan dikirab. Saya yakin dinas pendidikan tidak akan pernah punya database para pelajar yang memiliki bakat di bidang sastra. Penghargaan sepi, sesepi dunia penyair.

Gagal ke dinas pendidikan, kiki mencoba memasukkan permohonan bantuan ke dinas pariwisata dan budaya. Oleh bagian front office kiki di suruh ke atas, menemui salah seorang pejabat penting di disparbud.

“Ada apa,” kata pejabat kurang ramah

“begini pak, saya lolos seleksi temu sastrawan Indonesia di…..,”

“oo…maksudnya minta bantuan kan,” si pejabat itu langsung memotong kiki

“bukan sekedar itu, tapi perkenankan kami menjelaskan,” kata kiki

“Gak perlu itu, intinya minta sumbangan kan. Kalau minta sumbangan, pengajuannya taruh saja di front office,” kata pejabat itu, yang menurut kiki judes dan kurang respek. Meski dengan hati dongkol, kiki mengikuti prosedurnya. Meski beberapa hari kemudian ketika dikonfirmasi, dinas tersebut tidak menyediakan anggaran untuk itu.

Saat ini kiki sedang menunggu bantuan dari pemerintah daerah. Surat pengajuan disampaikan langsung atas nama sekolah kiki dan ditujukan kepada bupati. Ketika dikonfirmasi oleh kiki, kontak person di pemda menyampaikan bahwa surat telah ada di tangan bupati. Cuma kepastiannya kapan, kiki sendiri tidak yakin akan dicairkan sebelum berangkat. Kemungkinan besar kalau pun diterima, baru dicairkan setelah pulang dari kegiatan.

Akhirnya, karena belum jelas, ayah kiki merogoh kocek sendiri untuk biaya transportasi pesawat kiki ke ternate. Paling tidak pulang pergi dengan tranportasi lokalnya, ayah kiki harus menyediakan uang sebesar 3 juta rupiah. Tentu bukan perkara gampang bagi orang yang tinggal di kampung . tetapi, Alhamdulillah saat ini kiki sudah membeli tiket pesawat pulang pergi ke ternate atas biaya ayahnya. Kiki sudah siap mewujudkan mimpinya, ketemu sama sastrawan Indonesia , dimana dan kepada siapa ia sendiri harus banyak belajar .

Penutup

Terus terang saya prihatin, dunia fiksi dan orang yang menggelutinya tak memperoleh penghargaan yang cukup dari banyak pihak, termasuk pemerintah. Ini sangat berbeda dengan olympiade matematika atau fisika yang sangat gemerlap. Peristiwa kiki dan mahasiswa UIN SGD Bandung, sebaiknya perlu menjadi bahan refleksi bahwa kita benar-benar diskriminatif terhadap sastra atau dunia fiksi, sesuatu yang seharusnya tidak boleh terjadi.

Dan saya buka kartu dan sedikit narsis, saya kenal baik sama kiki, karena ia anak kakak saya alias keponakan.

Matorsakalangkong

Sumenep, 20 oktober 2011
Dijumput dari: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/10/20/menjelang-tsi-di-ternate-cerita-miris-sastrawan-muda/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita