20/03/12

Agar kita tidak minder

Budiman S. Hartoyo
http://majalah.tempointeraktif.com/

SEBUAH acara sederhana — tapi cukup penting sebagai usaha memperkenalkan wajah manusia Indonesia — Kamis pekan lalu berlangsung di rumah Adilla dan Soewarno di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Malam itu diperkenalkan terbitnya kumpulan puisi penyair Sapardi Djoko Damono yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh John H. McGlynn, dengan judul Suddenly the Night. Malam itu juga diperkenalkan berdirinya Yayasan Lontar — penerbit kumpulan puisi itu — yang dibentuk beberapa budayawan pada hari Sumpah Pemuda tahun lalu.

Tujuannya: menerjemahkan karya sastra, juga karya budaya umumnya, untuk pembaca asing. Selama ini usaha memperkenalkan bangsa Indonesia ke dunia internasional memang sudah ada, tapi dengan cara yang kurang mendasar. Misalnya dengan menampilkan seni tari, biasanya tari daerah atau upacara adat pernikahan, yang dianggap sebagai “wakil” kebudayaan. Padahal, sebuah bangsa dikenal terutama karena karya sastranya.

India, misalnya, lebih dikenal karena puisi Tagore Pakistan karena pikiran-pikiran Iqbal. Amerika karena karya Eliot atau Hemingway. Usaha menerjemahkan karya sastra Indonesia selama ini lebih banyak dilakukan oleh orang asing, misalnya Harry Aveling — tentu sesuai dengan selera mereka.

Selama ini Indonesia kurang dikenal secara luas. Orang asing lebih mengenal Pulau Bali. Sedang dunia internasional, konon, lebih mengenal negeri kita lantaran korupsinya atau gara-gara laporan Amnesti Internaslonal mengenai tapol.

Sementara itu, buku Indonesia yang dikenal di luar negeri sebagian adalah karya yang dilarang beredar oleh pemerintah, seperti karangan Pramoedya Ananta Toer. Tak heran bila muncul canda di kalangan sastrawan: bila menginginkan sebuah karya cepat dikenal orang di luar negeri, biarlah dilarang dulu oleh pemerintah. Dengan demikian, secara tak langsung larangan itu merupakan andil besar bagi keterkenalan sebuah karya sastra.

Para sastrawan yang pernah diundang ke luar negeri juga sering minder karena tak banyak karya sastra kita yang diterjemahkan. Menyadari kepincangan seperti itu, beberapa sastrawan seperti Goenawan Mohamad, Subagio Sastrowardoyo, Umar Kayam, Sapardi Djoko Damono, membentuk Yayasan Lontar.

Bersama mereka bergabung pula John McGlynn, peneliti sastra Indonesia dari Universitas Michigan, AS. Dialah yang dengan sangat bagus dan pas menerjemahkan puisi Sapardi. Buku kedua yang akan diterjemahkan ialah Profil Dunia Film Indonesia susunan Salim Said.

Lontar, menurut Subagio, akan menerjemahkan empat buku dalam setahun. Seleksinya tentu cukup ketat. Yang pasti, karya-karya puncak, misalnya puisi Amir Hamzah dan Chairil Anwar, novel Putu Wijaya, atau repertoar Arifin C. Noer. Tapi juga bukan hanya karya sastra murni saja, karya budaya tradisional juga akan diteremahkan. Misalnya Candraning Wanita, yang dikenal sebagai Kamasutra — buku mengenai seks dalam bahasa Jawa.

Lembaga seperti Yayasan Lontar agaknya memang sangat dirasakan penting. Terutama karena pemerintah sendiri tidak mengusahakannya. Padahal, di negara-negara lain, seperti Jepang, Cina, dan Rusia, lembaga seperti itu diusahakan oleh pemerintah. Mereka punya Foreign Publishing House. “Bahkan juga India, Malaysia, dan Singapura — yang lebih muda ketimbang Indonesia, punya lembaga seperti itu,” kata Sapardi. Apalagi mengingat sulitnya mencari penerbit di luar negeri.

“Karya orang Indonesia yang di negaranya sendiri terkenal belum tentu bisa diterbitkan di luar negeri,” tutur Umar Kayam. Itu bukan karena karya itu tidak bermutu, melainkan gara-gara Indonesia kurang dikenal saja. Sebab, kata Sapardi, ada beberapa karya sastrawan kita yang diterjemahkan dan mendapat sambutan baik. Misalnya Bawuk dan Sri Sumarah karya Umar Kayam, juga Godlobnya Danarto. Bahkan cerpen-cerpen Danarto oleh seorang kritikus asing dinilai lebih unggul daripada cerpen karya pengarang Amerika dan Eropa sekarang.

Kini pengurus Yayasan Lontar tengah meneliti karya-karya yang belum diterjemahkan untuk ditampilkan di forum pembaca internasional. Cuma sayang, usaha yayasan ini baru terbatas pada mengoordinasikan penerjemahan, sementara distribusinya belum terpikirkan. Dananya pun, yang belum jelas sumbernya, sangat terbatas. Ini berbeda dengan kegiatan olah raga, yang dananya dikerahkan pemerintah dengan gencar.

Suddenly the Night, misalnya, bisa terbit lantaran sumbangan Rp 10 juta dari Yayasan Jaya Raya pimpinan Ciputra. Bergabungnya John H. McGlynn dengan Yayasan Lontar sangat tepat. Baginya, menerjemahkan puisi bukanlah sekadar menerjemahkan kata, melainkan juga mengalihkan ritme.

“Pada dasarnya, seorang penerjemah karya sastra ialah mencipta kembali,” katanya. Sebagai misal, puisi Sapardi yang didominasi huruf “s”. Maka, McGlynn pun berusaha selalu menghadirkan ritme dengan huruf desis itu. Cukup banyak karya terjemahan McGlynn. Misalnya A Taste of Betel and Lime: An Anthology of Poetry by Indonesian Women (bunga rampai puisi penyair wanita, 1980) Shackles (Belenggu, karya Armijn Pane, 1985) Tengul: A Play of Human Shadows (repertoar karya Arifin C. Noer).

Warga negara AS yang sejak 1984 bekerja sebagai konsultan pada Centre for Policy Studies Jakarta ini juga banyak mengerjakan subtitle film Indonesia, antara lain Di Balik Kelambu, Ponirah Terpidana, Bila Saatnya Tiba, Kembang Kertas, dan Doea Tanda Mata.

Menurut McGlynn, selama ini belum ada pengamat sastra Indonesia yang obyektif, yang mengamatinya dengan kaca mata sastra. “Para pengamat Barat kebanyakan melihatnya sebagai alat pengungkapan situasi sosial politik. Jadi, penamatannya tidak murni. Sastra itu ‘kan seni, harus dilihat dengan kaca mata seni pula,” katanya.

03 September 1988

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita