11/10/11

Di Balik Kemajuan Sastra Indonesia

Yurnaldi
Kompas, 5 Feb 2008

ADA dua peristiwa sastra yang menarik dicermati awal tahun ini, yaitu pemberian Khatulistiwa Literary Award 2006-2007 di Jakarta dan Kongres Komunitas Sastra Indonesia di Kudus, Jawa Tengah, 19-21 Januari. Terungkap, di samping ada kemajuan, juga ada yang jalan di tempat, bahkan ada yang tak berkembang sama sekali.

Dalam acara penyerahan Penghargaan Sastra Khatulistiwa 2006-2007, 18 Januari lalu, yang dibicarakan bagaimana karya sastra dari waktu ke waktu mencapai kemajuan, menghasilkan karya berkualitas.

”Sudah tujuh tahun KLA (Khatulistiwa Literary Award) membuka jalan bagi terciptanya landasan kesusastraan yang kokoh. Anugerah tersebut telah membantu para penulis untuk meneruskan karya mereka. Setiap tahun KLA menginspirasi penulis baru dan berbakat untuk menghasilkan karya sastra berkualitas dan mendorong penerbit untuk menemukan penulis baru yang penuh ambisi. Daftar nominasi KLA yang setiap tahun menampilkan nama-nama terkenal maupun belum terkenal membuktikan hal tersebut,” kata Richard Oh, penggagas KLA.

Richard menjelaskan, KLA sudah menjadi ikon yang merepresentasikan keunggulan Indonesia di bidang sastra. Tahun ini ada penghargaan kategori baru, yaitu penulis muda terbaik.

Menurut Koordinator Tim Juri KLA Donny Gahral Adian, dari 180 judul buku yang terpilih, puluhan juri yang bekerja secara independen menetapkan masing-masing lima prosa dan puisi yang masuk final. Untuk prosa, pemenangnya adalah buku Perantau karya Gus tf Sakai (43) dan puisi buku Menjadi Penyair Lagi… karya Acep Zamzam Noor (48). Untuk kategori penulis muda terbaik—dari 10 finalis—adalah Farida Susanty (18), dengan buku Dan Hujan pun Berhenti….

”Tak perlu diragukan, sebuah anugerah sastra tentu didasarkan pada nawaitu untuk menghargai, bukan saja kedalaman galian estetik pengarang dalam karyanya, tapi juga menghargai pilihan hidupnya sebagai pengarang, menghargai jalan kepengarangan yang terjal dan berliku sebelum berbuah karya besar,” katanya.

Yang membanggakan Richard, tidak hanya mampu memberikan uang tunai kepada pemenang buku puisi dan buku prosa masing-masing Rp 100 juta dan Rp 25 juta bagi penulis muda terbaik, tetapi juga karena ada sebagian penulis sekarang yang menjadi perhatian penerbit asing. ”Sehingga diharapkan ke depan sastra Indonesia semakin mendunia,” tandasnya.

Tentang karya sastra Indonesia yang mendunia, itu juga jadi salah satu topik perbincangan di Kongres Komunitas Sastra Indonesia di Kudus. Sastrawan Sutardji Calzoum Bachri mengakui masih sedikit karya sastra Indonesia yang mendunia (diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing), seperti antara lain karya Pramoedya Ananta Toer, Putu Wijaya, Rendra, dan Sitor Situmorang.

”Beberapa karya sastra Indonesia sudah dikenal juga di dunia, seperti karya Pramoedya Ananta Toer, Putu Wijaya, Rendra, dan Sitor Situmorang. Akan tetapi, memang tidak semuanya mendunia. Yang penting, bagaimana kita berkontribusi dalam karya sastra dunia,” kata Sutardji.

Sejumlah sastrawan berharap penerbit buku Indonesia berani menerbitkan karya sastra Indonesia dalam bahasa asing. Bukan mustahil suatu waktu akan ada sastrawan Indonesia yang meraih hadiah Nobel Sastra.

Menurut pengamat sastra dari Universitas Indonesia, Maman S Mahayana, karya sastra bisa menjadi pintu masuk bagi orang asing untuk memahami kebudayaan dan masyarakat Indonesia karena karya sastra sebagai representasi kebudayaan masyarakatnya.

Setidak-tidaknya, jika penerbit swasta kurang berani menerbitkan karya sastra dalam bahasa asing, pemerintah harus turun tangan. Anggap saja ini semacam penghargaan dari pemerintah untuk sastrawan yang karyanya layak mendunia. Sebab, sampai sekarang, sastrawan Indonesia belum diperlakukan sebagaimana negara lain memperlakukan sastrawannya, di mana ada gelar/penghargaan sebagai sastrawan negara dengan segala fasilitas dan kemudahan, seperti di Malaysia dan Korea.

Jika pemerintah bisa memberikan penghargaan kepada atlet yang berprestasi Rp 200 juta per keping medali emas, kenapa untuk sastra Indonesia, sastrawan yang berprestasi di tingkat ASEAN, misalnya, tak pernah mendapat penghargaan?

Ini merefleksikan betapa Pemerintah Indonesia abai terhadap kemajuan sastra dan atau menganggap sastra tidak penting.

Sastra komunitas

Banyak persoalan di seputar sastra yang terungkap pada sesi dialog dan seminar di Kudus. Mulai dari buku sastra yang tak ada pembaruan, tak memperkenalkan sastrawan-sastrawan baru dengan karya-karyanya, soal bagaimana komunitas sastra menumbuhkembangkan kesusastraan Indonesia, sampai sastra komunitas yang terancam punah.

Parni Hadi, Ketua Dewan Pembina Komunitas Sastra Indonesia, menilai, yang mesti mendapat perhatian adalah sastra komunitas, atau sastra lokal, sastra tradisional, sastra lisan di daerah-daerah yang minim perhatian dan kepedulian pemerintah.

”Kondisinya sekarang di ambang kepunahan. Sastra lisan, sastra tradisional, atau sastra lokal kurang diperkenalkan di daerahnya sendiri karena minimnya penerbitan, minimnya pertunjukan, dan minimnya pembinaan,” ungkapnya.

Menurut dia, pejabat kita, pemerintah kita, miskin sastra. Padahal, politik kalau dijalankan dengan sastra sangat bermartabat.

Ironisnya, kata Maman S Mahayana, selama ini yang dimaksud sastra Indonesia itu adalah karya sastra yang ada di Jakarta dan kota-kota besar saja. Perjalanan sejarah sastra Indonesia banyak pemanipulasian fakta dan data dan seolah-olah terpusat di Jakarta. ”Tentu saja hal ini sangat menyesatkan,” ujarnya.

Sastrawan dan dosen Universitas Negeri Surabaya, Budi Darma, mengatakan, pandangan umum memang menyiratkan sastra yang tidak diterbitkan di Jakarta bukanlah sastra dalam arti yang sebenarnya.

”Motivasi komunitas untuk melawan hegemoni standar tertentu bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia,” ujarnya.

Keberadaan komunitas sastra ternyata membawa ideologi tertentu. Shiho Sawai, pengajar dari Universitas Gadjah Mada/Tokyo University of Foreign Studies, mengatakan, komunitas sastra adalah bentuk pelaksanaan kegiatan sastra yang khas Indonesia.

Ketua Umum KSI Ahmadun Yosi Herfanda membenarkan bahwa karya sastra sesungguhnya merupakan media yang tak terhindarkan dari pengembangan ideologi, baik disengaja maupun tidak oleh penciptanya.

Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2008/02/di-balik-kemajuan-sastra-indonesia.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita