24/09/11

Nol: Angka—Manusia

Pringadi AS
http://reinvandiritto.blogspot.com/

I.
Saya sungguh tak pernah berbohong. Tak pernah menyebut satu sebagai dua. Dua sebagai tiga. Atau sebagai lainnya. Sebab saya yakin bahwa satu adalah satu, dua adalah dua. Tak boleh diganti-ganti. Saya juga tak pernah menyebutkan lima tambah lima sama dengan lima kali dua meski sama-sama sepuluh hasilnya. Sebab saya tahu keduanya tak sama: beda struktur aljabarnya. Seperti itulah saya, yang tidak pernah berbohong.

Sejujurnya saya tidak pernah mempercayai angka-angka, kecuali angka nol. Bayangkan, dua kali dua sama dengan dua tambah dua, sementara satu kali satu lebih kecil dari satu tambah satu, dan tiga kali tiga lebih besar dari tiga tambah tiga. Aneh bukan?

II.
Ini hari pertama saya bekerja. Pekerjaan yang saya benci sebenarnya. Sebab setiap hari saya harus berhadapan dengan angka-angka. Dan saya tidak menyukai angka-angka, kecuali angka nol tentunya. Kamu pasti bertanya, mengapa angka nol adalah pengecualian. Sebab angka nol itu istimewa. Ia adalah Tuhannya angka-angka. Kamu pasti tidak tahu, angka nol selalu menyertai angka-angka lainnya di dalam struktur aljabar. Yang umumnya kamu tahu cuma, berapapun angkanya, jika ditambah dengan nol maka akan tetap angka itu sendiri. Dan jika dikalikan dengan nol maka akan menjadi nol. Sebab itulah saya percaya dengan angka nol. Sebab nol sangat jujur, apa adanya. Seperti saya.

Tumpukan kertas itu berisi angka-angka. Harus saya selesaikan secepatnya. Saya tidak pernah memakai kalkulator untuk menghitungnya. Saya tidak percaya pada kalkukator. Sebab kalkulator adalah mesin. Bukan manusia. Tidak patut saya percayai. Seperti angka.

“Sudah selesai?” Tanya atasan saya yang badannya juga serupa angka nol itu. Sebab itulah mungkin saya agak hormat dengannya.

“Sedikit lagi, Pak.”

“Kamu pegawai yang baik,” saya cuma diam mendengarkan, “tapi kamu tidak akan bisa maju kalau kamu tetap seperti ini.”

Saya mengernyitkan dahi, tidak tahu apa maksudnya. Tampaknya beliau tahu kalau saya tidak mengerti yang ia bicarakan. “Kamu memang lugu, Nak.”

“Maksud Bapak?”

“Laporan yang sedang kamu kerjakan sekarang itu adalah laporan perusahaan milik sepupu saya.”

Saya masih diam.

“Sudah kamu hitung berapa pajaknya?”

“Hmm… dua ratus juta lebih, Pak.”

“Hapus saja satu angka nolnya.”

Saya mengernyitkan dahi. Tambah tidak mengerti. “Kalau dihapus satu nolnya, ‘kan jadi dua puluh juta, Pak?”

“Iya, saya tahu itu. Hapus saja. Sepuluh juta untuk kamu.”

Saya tambah bingung. Saya sangat menghargai angka nol, sangat mempercayai angka nol. Jadi, sangat tidak mungkin saya menghapus angka nol walau sebuah. Sebab saya tahu, angka nol begitu berharga.

“Saya tidak mau, Pak.” Jawab saya tegas.

“Kamu mau menentang saya?!” Bentaknya pada saya.

“Bukan begitu, Pak. Saya hanya…”

Belum sempat saya menyelesaikan kalimat saya, beliau sudah menyanggah. “Sebaiknya kamu kemasi barang-barangmu, bersiap untuk pindah dari kantor ini.”

Ternyata benar, satu minggu kemudian saya dipindahkan.

III.
Saya tidak mempercayai angka-angka, kecuali angka nol tentunya. Saya juga tidak percaya kalkulator, produk mesin praktis yang merupakan pembodohan publik. Penumpulan kinerja otak. Dan kini, saya menambah daftar ketidakpercayaan saya. Saya juga tidak percaya manusia selain saya. Manusia sama seperti angka. Suka memanipulasi dan dimanipulasi. Mungkin karena itulah, ada manusia yang membuat kalkulator. Sebab ia ingin pintar sendiri. Makanya ia bodohi manusia-manusia lainnya dengan label praktis yang menipu.

Kantor baru saya sangat sepi. Setiap hari saya ditugaskan membuat kopi dan absensi lalu merekapitulasinya. Tapi tetap saja saya bertemu angka-angka pada urutan absensi. Ibu tua yang duduk di sebelah meja kerja saya juga sama. Ia juga membuat kopi dan absensi. Saya ingin bertanya kenapa tetapi saya tidak berani memulai pembicaraan.

“Kenapa kamu menatap saya?” Ibu tua itu tiba-tiba bertanya, seolah tahu apa yang sedang saya pikirkan. “Kamu pasti heran kenapa saya melakukan pekerjaan yang sama seperti kamu.” tambahnya lagi.

Saya malah bertambah heran.

“Saya sama seperti kamu, Nak.”

“Maksud Ibu?”

“Saya juga tidak percaya angka-angka. Saya juga tidak percaya manusia, selain saya.”

Saya termenung sejenak, “Lalu kenapa Ibu mengajak saya bicara? Bukannya Ibu tidak percaya manusia selain Ibu sendiri?”

Beliau tersenyum. “Saya tidak bilang saya mempercayai kamu. Saya cuma tahu, kita bernasib sama. Sama-sama tidak mempercayai angka. Sama-sama tidak lagi mempercayai manusia. Sebab itulah kita di sini, mengerjakan hal yang sama, kopi dan absensi.”

IV.
Semakin hari, Ibu tua itu semakin sering bercerita kepada saya. Saya cuma bisa mendengarkan. Sebab saya tidak suka bercerita. Saya lebih suka diam. Diam dan diam. Sebab diam itu emas. Lagipula tidak ada gunanya lagi saya berbicara, mengaspirasikan pendapat dan keinginan saya. Sebab saya tahu, saya tidak akan didengarkan karena saya bukan apa-apa, dan bukan siapa-siapa.

“Kamu tahu dia?” Ibu tua itu menunjuk seorang laki-laki muda di ruangan sebelah. Dari tampang dan perawakannya, usianya paling jauh terpaut lima tahun dari saya.

“Dulu dia sama seperti kamu, seperti kita.”

“Tidak percaya angka-angka?”

Ibu tua itu mengangguk.

“Lalu kenapa dia berbeda? Tidak seperti kita, membuat kopi dan absensi?”

“Dua tahun yang lalu, dia berubah. Dia mulai berdamai dengan angka-angka.”

Saya perhatikan lagi laki-laki yang dimaksud. Ia masih gagah, sama seperti saya. Hanya saja kemejanya tampak lebih berkelas disbanding yang saya pakai.

“Kamu lihat, baru saja dia memanipulasi dana asuransi kita?”

“Maksudnya?”

“Sekarang dia kedatangan klien baru, dari pihak asuransi. Tahun lalu kita pakai AJB Bumiputera 1912, Tapi tahun ini, dia menggantinya. Kamu tahu kenapa?”

Saya menggeleng.

“Pihak Bumiputera tidak bisa diajak bernegosiasi. Tidak bisa diajak memanipulasi angka-angka.”

Braak!

Tiba-tiba saya menghentak meja. Marah. Pandangan pegawai lainnya beralih ke ruangan saya. Ke saya. Termasuk laki-laki itu yang memandang saya dengan ekspresi mencari tahu. Saya balas pandangannya. Sementara tangan saya sudah terkepal erat, ingin memukulnya. Sebab saya tidak suka pada pengkhianat, yang dengan begitu mudah tergoda angka-angka.

Saya langkahkan kaki saya menuju ruangannya. Ibu tua itu tampak memegangi tangan saya, berusaha mencegah. Tapi apa daya, tenaganya yang telah renta tidak sebanding dengan darah muda saya.

Tiba-tiba saya sudah mencengkram kerah bajunya.

“Kamu sudah gila ya?!” Tangannya menepis cengkraman saya. Lalu berganti dia yang mencengkram kerah baju saya.

“Saya ini atasan kamu di sini! Mengerti?!”

“Orang sepertimu, yang dengan begitu mudah tergoda angka-angka, tidak pantas ada di sini!” Saya balas membentaknya.

Plak!

Dia menampar saya. Saya balas meludahinya. Orang-orang mulai tampak melerai kami berdua. Saya masih ingin memukulnya, membalas tamparan yang baru saja dia hadiahkan dengan manis di pipi saya. Tapi tidak bisa. Orang-orang terlalu kuat untuk saya lawan

“Mulai besok kamu tidak akan bekerja lagi di sini. Karirmu sudah berakhir!” Teriak laki-laki itu di sebelah lain dari kerumunan yang melerai kami berdua.

Saya sempat menoleh ke arah ruangan saya. Ke arah ibu tua itu. Dan dia tersenyum. Menyeringai. Seolah menertawakan saya. Seolah menunjukkan kemenangan telah membodohi saya. Saya semakin sadar, ibu tua itu telah memprovokasi saya. Ibu tua itu telah menipu saya!

Dia mengangkat sebuah kertas. Samar terbaca.
“SAYA BEGITU MENCINTAI ANGKA NOL. DAN TELAH BERHASIL ME-NOL-KAN KAMU!”

(Seharusnya saya tetap tidak percaya manusia, selain diri saya sendiri. Sama halnya saya tidak percaya pada angka-angka, kecuali angka nol tentunya)

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita