25/11/10

Sebuah Ziarah kepada Puisi

Judul: Curriculum Vitae
Penulis: Frans Nadjira
Tebal: 203 halaman
Penerbit: Matamerabook, 2007
Peresensi: Riki Dhamparan Putra
http://www.balipost.co.id/

MATAMERABOOK kembali menerbitkan kumpulan puisi penyair Frans Nadjira, “Curriculum Vitae” (CV) di pertengahan 2007 ini. Buku ini terbit dwi bahasa (Indonesia dan Inggris) dalam edisi hard cover dan soft cover, berisi 55 karya puisi terbaru penyair Frans Nadjira, dilengkapi dengan catatan pengantar oleh D Zawawi Imron dan Arif Bagus Prasetyo. Ini buku yang kehadirannya sangat dirayakan karena dapat memberi orang teladan dalam hal produktivitas dan totalitas seorang penyair. Mengingat di usia yang sudah makin senja, Frans masih sangat produktif menulis.

Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan puisi Frans di buku ini sangat berbeda dengan kecenderungan dua buku kumpulan puisinya yang lalu — “Springs of Fire Springs of Tears” dan “Jendela”. Kecenderungan itu ditandai dengan nuansa solidaritas sosial yang muncul begitu kuat pada sebagian besar sajak di CV. Apalagi dalam catatan Arif Bagus Prasetyo dicantumkan pula pernyataan Frans tentang “kepenyairan dan kenyataan sosial” yang cukup mengejutkan. Seperti pernyataan “Kini kita tak butuh penyair kalau itu eksklusivisme. Yang kita butuhkan sekarang, orang menulis kenyataan yang dialami suatu bangsa…” atau pernyataan yang lebih pedas lagi, “masih pantaskah kita bermain metafora?”

Pernyataan semacam itu cukup kontroversial karena dilontarkan oleh seorang guru, sahabat, sekaligus motivator di dalam menulis puisi. Ia akan berpengaruh tidak hanya dalam penilaian para penyair kepada Frans, juga dalam proses pencarian bahasa puisi para penyair itu sendiri. Sebab, bagaimanapun, metafora adalah standar yang mesti dicapai untuk melahirkan puisi yang utuh atau “jadi”. Nah, sekarang muncul gugatan: masih pantaskah kita bermain metafora?

Menurut Arif, pernyataan itu disampaikan Frans pada 1997. Keperluannya untuk mengulang pernyataan itu kembali dalam esai pengantar CV yang terbit sepuluh tahun kemudian tentu berkaitan dengan usahanya memahami kepenyairan Frans secara utuh. Arif akhirnya menyimpulkan bahwa Frans bukanlah penyair dengan tipikal puisi sunyi magis saja, tetapi sajak-sajaknya juga menunjukkan kesan solider dan keberpihakan pada orang lemah. CV tampaknya telah memberi Arif kesempatan untuk menyampaikan pandangannya itu.

Jika melihat situasi sosial politik pada 1997 yang sedang bergerak melepaskan diri dari tirani Orde Baru, dapatlah dimengerti mengapa Frans sampai mengeluarkan pernyataan itu. Saat itu banyak terjadi peristiwa penculikan aktivis dan pembungkaman gerakan-gerakan yang menuntut perubahan. Situasi seperti itu tentu telah menyentuh nurani penyair dan menginspirasinya untuk menulis puisi-puisi yang bercerita tentang kenyataan. Salah satunya, Frans yang kelahiran Makassar tahun 1943 ini. Ia diam-diam menulis puisi sosial dan baru mempublikasikannya selang sepuluh tahun kemudian.

Tidak Pamrih

Rupanya Frans bukanlah seorang narsis politik yang suka menonjol-nonjolkan diri paling berperan dalam sebuah perubahan. Ia tak ingin puisi tampil sebagai kerja heroik yang pamrih hanya karena telah berbicara tentang kenyataan. Kumpulan puisinya yang terbit setahun setelah ia bercakap dengan Arif itu malah “Springs of Fire Springs of Tears” yang tidak berpretensi menyeret-nyeret tema sosial di dalamnya. Itulah sikap yang tepat untuk menjaga kemurnian sebuah kerja kepenyairan.

Di CV, Arif juga menyimpulkan bahwa pernyataan Frans yang demonstratif mengenai hubungan penyair dengan kenyataan sosial itu toh tidak mengurangi kesan “sunyi” yang biasa didapatkan dari sajak-sajak sebelum CV. Frans masih tetap berkhidmat di dalam pencarian kesunyiannya yang seakan-akan abadi. Artinya, keluar masuk dunia sosial-dunia sunyi sebenarnya adalah usaha Frans untuk menemukan kepenuhan dirinya sebagai manusia kolektif sekaligus manusia penyair.

Mengutip Octavio Paz, Arif mengatakan hal itu karena puisi pada dasarnya adalah usaha untuk melakukan ziarah pada sejarah. Dalam konteks CV, ziarah itu tentu tidak hanya ziarah sosial, juga ziarah kepada puisi-puisi itu sendiri. Puisi adalah ziarah kepada puisi. Hal itu bermula dari adanya ketegangan relasional klasik antara puisi dan kenyataan hidup di sekitar penyair. Bahasa — lewat keindahan dan daya magisnya — kerap membuat jarak yang tak termaafkan antara puisi dan kenyataan. Sehingga penyair sering terisolasi atau terindividual oleh pencapaian bahasanya sendiri.

Itulah sebabnya, para penyair besar selalu berupaya menggugah kembali bahasa puisi mereka. Melakukan ziarah atas sikap serta tindak bahasa yang telah mereka yakini sebelumnya, untuk mendapat arti yang lebih segar dari sebuah kerja puisi. Demikianlah misalnya, penyair Subagio Sastrowardoyo pun melakukan hal yang sama ketika ia menulis sajak berjudul “Sajak”: “….Apakah arti sajak ini// Kalau anak semalam batuk-batuk// bau vicks dan kayu putih melekat di kelambu…// Apakah arti sajak ini?”

Relasi pernyataan Frans sebagaimana dikutip di bagian permulaan esai ini mesti dilihat dari sisi untuk menggugah kemapanan cara pandang tentang bahasa tersebut. Sama sekali ini memang bukan sebuah siasat bahasa atau strategi penyair untuk membuat puisi yang hanya mengandalkan makna dapat diterima sederajat dengan puisi yang kaya metafor. Dan bukan pula usaha untuk menghancurkan metafora sebagai salah satu fondasi terpenting dalam sebuah bangunan puisi.

Rendah Hati

Sesungguhnya, CV menghadirkan sikap rendah hati seorang penyair dalam menghadapi ego bahasa dan kenyataan yang tidak seimbang. Kalau boleh menggunakan pepatah “badik telah diikat sekarang…” yang tertinggal adalah sebuah pengakuan di depan waktu:

“Unda… terimakasih telah mendidikku berendah hati. Cara berpikiran yang polos dan sederhana// Memandang hidup sebagai sebuah lakon lengkap. Bahwa tak ada sesuatu yang terjadi/Tanpa kehendakNya// Mengantar aku ke suatu tempat// di mana kutemukan makna hidup// menepis jumawa dan mabuk ketokohan…”

Tentu banyak hal lagi yang masih dapat diperbincangkan soal buku ini maupun Frans Nadjira sebagai penyair. Yang jelas, selain memperkaya khazanah pustaka puisi kita, terbitnya CV dengan tampilan yang mewah dan dua bahasa, kembali menimbulkan rasa bangga kita kepada puisi dan penerbit lokal kita. Bersama-sama dengan buku puisi yang diterbitkan secara mandiri lainnya, CV bakal menginspirasi orang untuk mengurangi ketergantungan kepada penerbit besar di Jakarta maupun kota besar lain. Mudah-mudahan usaha penerbit buku ini dapat diteladani para penerbit lokal lainnya di Bali.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita