25/11/10

Mashuri, Menulis untuk Mengisi Hidup

Kukuh Yudha Karnanta
http://www.surabayapost.co.id/

Sehabis sekolah, Mashuri muda mengayuh sepedanya menuju perpustakaan daerah di kota Lamongan. Jarak 15 km dari sekolahnya tak membuatnya merasa lelah. Ia harus mencari buku-buku yang harus dibacanya karena di sekolah dan pesantrennya tidak menyediakan buku yang diharapkan. Demi mendapatkan buku bacaan itu, Mashuri muda juga rela membolos mengaji di PP Salafiyah Wanar dan PP Ta’sisut Taqwa, Galang, Lamongan.

Tidak hanya itu, demi mendapatkan buku, Mashuri muda juga rela berburu buku ke penjual buku-buku bekas di Jl. Semarang, Surabaya. “Saya suka berburu buku-buku Islam esoteris yang menghentak seperti karya-karya Al-Hallaj dan Ibnu Arabi. Juga karya sastra Jawa seperti Serat Wulangreh, Hidayatjati, dan lainnya,” ujar lulusan Pasca Sarjana Filsafat Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Tidak hanya membaca, Mashuri muda juga gemar tulis menulis. Majalah dinding di sekolahnya pernah dibuat geger. Salah satu puisinya berjudul ‘Jerawat’, menjadi guyonan teman-temannya, pasalnya dalam satu baitnya berbunyi; ‘Wajah tanpa jerawat seperti malam tanpa bintang.’

Dunia tulis menulis dan membaca buku semakin menjadi setelah ia diterima di jurusan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga Surabaya. Di sini Mashuri banyak mencipta puisi, prosa, naskah drama, dan esai. “Saya tidak ingin terpatok pada satu genre. Semua ingin saya pelajari,” lanjutnya.

Saat itu ia menyadari, penulis pemula selalu banyak keinginan dan tergesa memetik hasil. Meski begitu, ia tidak mengkhususkan diri menulis dengan gaya tertentu atau mematok harapan tinggi.

“Saya merasa masih harus banyak mengetahui ragam dan gaya tulisan sebelum memilih style yang paling tepat dengan saya,” lanjutnya.

Sebagai penulis pemula, karya-karyanya juga sering ditolak media massa. Mashuri mengaku ingat karya yang pertama kali ia kirimkan di media. “Cerpen berjudul ‘Orang-orang Hitam’. Saya mencoba gaya penulisan surealisme. Tapi tidak dimuat,” ujarnya.

Saat itu ia masih menulis dengan mesik ketik. Meski begitu ia tidak pernah patah arang. Barulah pada tahun 1996 beberapa puisinya diterbitkan di harian Karya Dharma. “Butuh dua tahun saya harus menaklukkan media massa,” kenangnya.

Sejak saat itulah, semangat menulisnya terus mengalir. Apalagi ia juga bergiat di teater dan juga di Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar (FS3LP), tulisannya semakin sering diterbitkan di media massa lokal dan nasional. Meski menulis dengan banyak genre ia mengaku tidak pernah kesulitan. “Saya sepakat dengan pendapat Octavio Paz, menulis cerpen untuk menerangkan puisi,” lanjut Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur.

Mashuri tidak menampik bahwa sebagai sastrawan, dirinya tidak lepas dari pemikiran ideologis yang ia sampaikan melalui karya-karyanya. Hal itu, menurut Mashuri, wajar dalam dunia penulisan. Kegelisahannya pada Islamisasi dan kegemaran membaca buku-buku Islam, kejawen, serta filsafat barat, menurut Mashuri, terakumulasi di alam bawah sadar, lalu termanifestasi pada karya-karyanya.

Dari sekian tahun perjalanannya di dunia penulisan, adalah novel ‘Hubbu’, menjadi momentun penting pencapaian kreatifnya. Novel ‘Hubbu’ pada tahun 2006 lalu dinobatkan sebagai novel terbaik dalam sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta. Mashuri mengatakan, dirinya tidak berniat menulis novel untuk memenangkan lomba, melainkan semata ingin berkarya.

“Sebenarnya itu min khaitsu layaktasib alias sesuatu yang tak terduga,” ujarnya sembari tersenyum.

‘Hubbu’ yang berarti cinta itu mengungguli 249 novel lain. Alhasil, selain mendapat hadiah uang tunai Rp 20 juta. Namun yang disayangkan Mashuri, penerbitan ‘Hubbu’ sedikit terlambat, padahal peraih juara dua sudah diterbitkan. “Hubbu baru diterbitkan tahun 2007 oleh Gramedia Pustaka Tama,” kata Mashuri.

Dalam novel itu, Mashuri mengisahkan tokoh bernama Jarot, lelaki asal Desa Alas Abang, Lamongan, yang terobsesi pada Sastra Jendra Hayuningrat. Jarot mengalami problem eksistensial ketika menjumpai nilai-nilai kultur Surabaya dan pemikiran filsafat barat yang didapat di kampusnya.

“Kegelisahan terbesar saya adalah soal Islam dan Jawa. Saya merasa proses Islamisasi yang dibawa walisanga masih menyisakan banyak celah,” terangnya.

Ditambahkannya, fenomena sekarang, kita sering abai dengan tradisi-tradisi terdahulu, sebelum Islam menjadi sedemikian dominan. Mashuri mencontohkan, salah satu poin yang dikritisinya perihal budaya patrialkal.

“Zaman Majapahit dan Mataram kuno, seorang perempuan masih bisa menjadi raja. Setelah Demak berdiri, tidak ada perempuan menjadi raja. Pola pikir itu terbawa hingga sekarang,” katanya.

Novel itu, menurut penulisnya, mencampur unsur wayang dengan kekinian. Mashuri gemar memadukan surealis, sufi, dan pendayagunaan bahasa dalam karya puisi dan romannya “Unsur yang dicampur aduk itu menarik,” ungkapnya.

Mashuri mengaku awalnya ia ingin memberi judul Mahabbah. Tapi kata itu lekat pada sosok Rabiah Adawiyah, sufi perempuan dari Basra, Irak. Akhirnya ia mencari akar katanya, Hubbu.

Bagaimana melahirkan novel ini? Dengan kiasan, Mashuri mengibaratkan proses kreatif karya ini mirip orang mengandung. Ia tidak mempersiapkan karya ini khusus untuk sayembara. “Saya hanya mencari bentuk lain pengungkapan atau ekspresi bersastra,” ujar pengagum Sapardi Djoko Damono dan Goenawan Mohamad ini.

Kini pekerjaan menulisnya dilakukan di antara kesibukannya sebagai staf peneliti bahasa dan sastra di Balai Bahasa Surabaya dan juga sebagai wartawan surat kabar Memorandum. Menurutnya, menulis untuk mengisi hidup, sedangkan menjadi wartawan dan PNS untuk menyambung hidup. “PNS juga berarti ‘Penyair Negeri Sipil,” selorohnya.

BIODATA
Nama: Mashuri
TTL: Lamongan, 27 April 1976
Istri : Hani’atul Mariah
Anak :Mayang Khalila Ihya Hurriya Posmoderna
Pekerjaan : Peneliti Balai Bahasa Surabaya dan wartawan
Pendidikan: S1 Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Airlangga
Penghargaan : Juara I Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (2006)
Penghargaan Seniman Jawa Timur, Gubernur Imam Utomo (2008)

Karya:
1. Hubbu (2007)
2. Antologi puisi Ngaceng (2007)
3. Jawadwipa 3003 (2003)
4. Pengantin Lumpur (2005)
5. Puisinya Terkumpul di 20 antologi bersama lainnya

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita