01/10/10

Perginya Sang Maestro Topeng Malang

Abdi Purmono
http://www.tempointeraktif.com/

Empat bocah bertopeng menyibak tirai warna merah jambu dan memasuki arena seluas 110 meter persegi. Mereka mewakili empat penjuru angin: timur, selatan, barat, dan utara. Lalu mereka bergerak dengan arah yang cenderung tidak beraturan.

Gerakan kedua kaki terbuka lebar keluar. Kaki kanan agak ke depan dan kaki kiri lebih menumpu berat tubuh. Kaki kanannya terus-menerus menggetarkan genta-genta kecil pada pergelangan kakinya.

Beberapa kali mereka mengganti topeng sesuai dengan peran pada setiap adegan. Tapi dandanan pokok, seperti kain, celana, dan sampur, tidak berubah. Penari hanya berganti topeng dan irah-irahan (hiasan kepala).
Minggu malam lalu, mereka dan 11 bocah penari–dua di antaranya perempuan–menarikan wayang topeng Sayembara Sodolanang atau Sayembara Lidi Jantan di Padepokan Seni Topeng Asmorobangun, yang biasa disebut Padepokan Panji Asmorobangun, di Dusun Kedungmonggo, Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lakon itu merupakan pertunjukan kedua, setelah kisah Adege Kediri, yang dipentaskan lebih dulu pada 11 Januari lalu.

tari topengKedua lakon itu dipentaskan sebagai bagian dari “Gebyak Topeng Malem Senin Legian 2010″. Semuanya ada sembilan lakon yang dipentaskan sepanjang tahun ini. Tujuh lakon berikutnya adalah Umbul-Umbul Mojopuro (28 Maret), Jenggolo Mbangun Candi (2 Mei), Rabine Gunungsari (6 Juni), Baderbang Sisik Kencono (11 Juli), Laire Panji Laras (19 September), Gajah Putih Mata Sanga (24 Oktober), dan Rabine Maesosuro (28 November). Durasi setiap lakon rata-rata 3 jam.

Para pemain di tiap lakon bergantian antara penari topeng anak-anak dan penari topeng dewasa. Hanya di lakon Laire Panji Laras dan Rabine Maesosuro yang dimainkan bersama penari topeng dewasa dan anak-anak. Kesembilan gebyak atau gebyar topeng digelar untuk melestarikan kesenian topeng, sekaligus sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta dan leluhur pencipta kesenian topeng Malang.

Sebelum Sayembara Sodolanang dihelat, pembawa acara mengumumkan kepada para penonton yang berada di tiga sisi panggung untuk mengheningkan cipta sejenak bagi Karimun atau Mbah Karimun (almarhum), sang mahaguru topeng Malang sekaligus pendiri padepokan itu. Karimun meninggal tepat pada Hari Valentine, 14 Februari malam, dan dimakamkan sehari kemudian.

Karimun meninggal dalam kepapaan dan kesepian di atas kasur kumal setelah bertahun-tahun menanggung komplikasi penyakit yang menggerogoti tubuh rentanya. Ia hanya ditemani istri ketujuhnya, Siti Maryam; Yani dan Sri (anak tiri kedua dan ketiga dari Siti); serta kursi roda tua, yang setia menemaninya selama 15 tahun terakhir.

Tujuh hari setelah Karimun meninggal atau sehari sebelum Sayembara Sodolanang dilangsungkan, keluarga, murid, sahabat, dan warga sekitar melakukan ziarah tabur bunga ke makam Karimun di punden Sumberkurung, Dusun Kedungmonggo, sekitar 300 meter arah utara dari dusun. Punden ini dikeramatkan warga setempat karena menjadi asal lahirnya kampung mereka.

Karimun, yang lahir pada 9 Juni 1919, meninggal dalam usia 91 tahun. Jenazahnya dikawal Pasukan Grebeg Panji (pasukan perang dalam kisah Panji) dan prosesi pemakamannya diiringi tari topeng Klono. “Tari ini kesukaan Mbah Karimun saat beliau masih muda,” kata Saini, bekas murid yang dinikahi Handoyo, cucu Karimun.

Sebelum meninggal, Karimun berpesan kepada anak-cucu dan murid-muridnya agar tetap menjaga dan melestarikan kesenian topeng. “Itu pesan terakhir Mbah Mun. Saya tidak dibolehkan bekerja selain membuat topeng. Gebyak Malam Senin Legian itu juga atas permintaan Mbah Mun,” kata Handoyo. Pesan serupa diterima Jumadi, cantrik Karimun.

Karimun mulai menari, mendalang, dan membuat topeng sejak 1930-an. Keahlian ini diturunkan dari Serun, ayahnya, petani yang juga seniman. Pada saat senggang, Serun mengajari Karimun menari topeng dengan suara gamelan yang ditirukan lewat mulut. Karimun muda sangat suka menarikan Topeng Bapang, Klono, dan Panji.

Reputasinya bersinar pada masa awal 1970-an hingga 1990-an. Ketika itu Karimun getol membuat sendiri topeng-topeng yang hendak dipentaskannya. Ia pun sering ditanggap di banyak tempat, termasuk di hadapan Presiden Soeharto. Keahliannya pernah ia tularkan di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya dan IKIP Surabaya.

Karimun lumpuh sejak peristiwa tabrak lari pada 1995. Dia bahkan harus berutang sana-sini untuk membiayai pengobatan kakinya. Kepada Tempo, sekitar tiga tahun silam, Karimun mengeluh soal kesetiaannya pada seni topeng Malangan, yang seakan tak pernah berbuah nasib baik. “Saya tak menuntut siapa pun untuk peduli dan membuat saya jadi kaya, meski kadang saya merasa sudah pantas mendapat hadiah mobil merek Karimun seperti nama saya,” katanya ngakak.

Karimun adalah seniman topeng Malang yang dinobatkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik sebagai satu dari 27 maestro seni tradisi di Indonesia pada 2007. Penobatan itu disertai penetapan pemberian santunan kepada mereka.

Para seniman topeng Malang mengakui keteguhan dan ketekunan Karimun, baik sebagai penari maupun pembuat topeng. Dwi Cahyono, Ketua Dewan Kesenian Kota Malang dan Ketua Yayasan Inggil, menilai konsistensi dan totalitas merupakan kelebihan Karimun. Dwi telah mengoleksi seratusan topeng karya Karimun sejak 1996. Sebagian koleksi itu ia pajang di ruang restoran Inggil.
Secara teknis, kata Dwi, pahatan topeng Karimun tak semuanya berkualitas tinggi. “Anak atau murid-murinya mungkin bisa menciptakan yang lebih berkualitas, tapi belum tentu karya mereka memiliki karisma dibanding buatan Mbah Mun,” katanya.

Seni tari topeng Malang telah kehilangan maestro dan pengasuhnya. Siapa penerusnya masih jadi pertanyaan. “Sekarang belum ada seniman tari topeng yang bisa menggantikan beliau. Tapi kami yakin suatu saat ada maestro baru setara Mbah Mun atau malah melebihinya,” kata Chattam Amat Redjo, bekas murid Karimun.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita