01/10/10

MENUMBUHKAN PERADABAN MELALUI MURAL DAN PUISI RUANG PUBLIK*

Sri Wintala Achmad**
http://sastrakarta.multiply.com/

Apa ada di benak kita, manakala menyusuri jalanan kota Yogyakarta yang diwarnai kesemrawutan lalu lintas; ketidakrapian penataan papan-papan reklame; dan lebih banyak ditanami gedung-gedung, mal-mal, pusat-pusat perbelanjaan, atau hotel-hotel ketimbang pohon-pohon perindang; serta tidak adanya taman kota yang dapat diakses gratis oleh publik?

Yogyakarta memang belum berhati nyaman sebagaimana slogannya. Yogyakarta musti berbenah. Tidak hanya pada sektor tata kota atau penghijauan yang sangat kontekstual dengan ancaman global warming, melainkan pula pada sektor budaya yang berpotensi untuk menumbuihkan kesadaran peradaban manusia. Mengingat apapun bentuk pembangunan fisik yang tidak disertai penumbuhan kesadaran peradaban manusia hanya seperti membelikan mainan baru berharga mahal buat anak-anak kurang ajar. Dirusaklah maninan itu tanpa diperbaikinya kembali.

Pembangunan fisik kota Yogyakarta melalui hampiran budaya dapat dijadikan langkah arif bagi pemerintah. Karena tidak ada salahnya apabila program pembangunan fisik senantiasa melibatkan para insan budaya, seperti; pemerhati; penggali, pelestari dan penumbuh-kembang; serta pelaku budaya (termasuk seniman). Dalam hal ini, pemerintah harus menopang upaya insan budaya di dalam memresentasikan produk kreativitasnya, terutama di ruang out-door apresiasi publik. Agar publik mengenal dan mengapresiasi nilai-nilai di balik produk budaya yang berkontribusi di dalam membangun peradaban manusia.

Samuel dan Mural

Coretan di dinding-dinding bangunan, tembok-tembok pagar dan tiang-tiang listrik yang dilakukan oleh sebagian anak muda untuk menunjukkan keberadaan kelompoknya sungguh membuat Yogyakarta tidak sedap dipandang mata. Ekspresi dari sebagian anak muda itu membuktikan bahwa ‘Yogyakarta Berhati Nyaman’ sekadar slogan. Bahkan kesan yang muncul, anak muda di kota pendidikan dan kebudayaan ini belum memahami makna substansial peradaban. Peradaban yang tidak direfleksikan dengan kebebasan berbuat apa saja, melainkan pemerdekaan berfikir dan bersikap elegan tanpa mengganggu privasi kenyamanan orang lain.

Berpijak dari realitas di muka, Samuel Indratma di dalam merealisasikan Projek Mural Kota Sama-sama pada beberapa tahun silam layak didukung. Lantaran projek mural yang telah melibatkan peran langsung dari para perupa, anak-anak muda kampung, dan dukungan dari pemerintah tidak menemukan hasil sia-sia. Karena paras kota menjadi kian asri serta memberikan penyaluran kreativitas positif bagi anak-anak muda. Di samping itu, projek mural tersebut pula akan memberikan nuansa rekreatif kota Yogyakarta yang berpotensi sebagai tujuan wisata para pelancong baik dalam maupun luar negeri.

Hal membanggakan adalah ketika Samuel menindaklanjuti Projek Mural Kota Sama-sama itu dengan Projek Mural Tradisi yang melibatkan para perupa tradisi. Karya mural yang dapat disaksikan publik di Jembatan Layang Lempuyangan itu sanggup memberikan nuansa rekreatif, serta dapat dijadikan media kontemplatif bagi publik terhadap nilai-nilai di balik produk budaya tradisi yang merupakan warisan leluhurnya sendiri.

Puisi Ruang Publik

Sejauh saya tahu, puisi yang merupakan salah genre sastra itu masih menjadi makhluk asing di mata publik. Makhluk asing yang tidak mudah dikenal dikarenakan sifat keprimastikannya serta lekat dengan bahasa metaforik dan simbol-simbol pelik. Mengingat kandungan nilai kemanusiaan dan religiusitasnya, maka puisi layak dipresentasikan di ruang strategis apresiasi publik melalui media billboard, banner, neon sign atau sejenisnya.

Secara efektif, Projek Puisi Ruang Publik dapat direalisasikan dengan melibatkan para penyair, perusahaan dan pemerintah. Para penyair yang layak ditampilkan karya-karyanya di ruang apresiasi publik tidak hanya mereka yang masih hidup, akan tetapi yang telah tinggal di alam keabadian, semisal: Kirdjomuljo, Linus Suryadi AG, Kuntowijoyo, Suwarno Pragolapati, Suryanto Sastro Atmodjo, Kuswahyo SS Rahardjo, Sri Hartati, Omi Intan Naomi, Zainal Arifin Thoha dll. Sementara para penyair yang masih hidup dengan karya-karya brilliant, semisal: Emha Ainun Nadjib, Bakdi Sumanto, Landung Rusyanto Simatupang, Rahmat Djoko Pradopo, Iman Budi Santosa, Joko Pinurbo, Suminto A. Sayuti, Musthofa W. Hasyim. Fauzi Absal, Otto Sukatno CR, Abidah El-Khaliqie, Ulfatin CH dll.

Sebagaimana saya kemukakan, Projek Puisi Ruang Publik selayaknya ditopang oleh pihak perusahaan. Tentu saja bukan perusahaan kapitalistik yang sekadar berorientasi pada keuntungan finansial, akan tetapi yang berkomitmen menyelamatkan manusia dari lembah kebiadaban. Dengan demikian, perusahaan terkait berhak mencantumkan nama atau logonya pada salah satu sisi papan media puisi ruang publik yang digunakan. Adapun peran pemerintah terhadap upaya perealisasian projek ini yakni dengan memberikan kemudahan perijinan serta turut membantu perusahaan di dalam memberikan royalti bagi para penyair yang karya-karyanya dipresentasikan.

Apabila gagasan ini direalisasikan, maka Yogyakarta akan pantas menyandang predikat yang diobsesikan Emha Ainun Nadjib sebagai ibukota kebudayaan. Di samping Yogyakarta akan diakui sebagai salah satu wilayah Nusantrara yang memelopori pemberian penghargaan kepada para penyair. Sekelompok kreator yang berkomitmen meumbuhkan peradaban manusia, namun nasib ekonominya jauh di bawah penjahat negara. Kaum koruptor waktu serta uang yang diupetikan rakyat pada Negara tercintanya, Indonesia.

Catatan Akhir

Tulisan di muka sekadar percik pemikiran yang seyogyanya dijadikan materi permenungan bersama. Suatu permenungan yang mengarah pada pengajian, perumusan strategi perealisasian, serta pelaksanaan langkah konkret. Tanpa tindakan nyata, maka pemikiran yang merupakan respon terhadap situasi dan kondisi Yogyakarta masa kini hanya pantas disejajarkan dengan bualan para pemimpi di siang bolong.

Dus sebagai insan budaya, kita pantas dipersalahkan apabila membiarkan peradaban manusia terus tergilas oleh roda-roda mesin kaum kapitalistik. Hingga manusia tidak ubah robot-robot yang hidup tanpa hati nurani. Robot-robot yang tidak lagi memedulikan keselamatan lingkungan sekitarnya, budaya warisan leluhur, serta masa depan personal, generasi dan sesamanuya. Robot-robot yang memercepat datangnya kiamat!

**) Tinggal di Sleman, Yogyakarta
*) Sumber: Kompas Jogja, 31 Oktober 2008

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita