08/10/10

Apa Kabar, Penerbit Alternatif?

Jusuf AN *
http://sosbud.kompasiana.com/

Enam tahun lalu, tepatnya pada 6 Oktober 2001 dalam momentum Pameran Buku yang diselenggarakan IKAPI di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta sekelompok pegiat penerbit mendeklarasikan berdirinya Asisoasi Penerbit Alternatif (APA). Amien Wangsitalaja (Matabaca, 2003) yang merupakan deklataror APA memberikan 4 karakteristik penerbit alternatif, yakni: (1) berbekalkan semangat idealistik; (2) bukan sebagai sebuah usaha dagang yang murni; (3) bermodal finansial yang pas-pasan; dan, (4) memiliki semangat mendobrak mainstream wacana yang status quo.

Istilah “penerbit alternatif” sendiri baru mulai akrab pada pengujung dekade 1990-an di mana orde baru (Orba) tumbang dan kemudian bermunculan penerbit-penerbit kecil, khususnya di Jakarta dan Yogyakarta. Padahal sebenarnya, sejak akhir abad ke-19 penerbit alternatif sudah dimulai oleh warga keturunan Tionghoa dan peranakan Indo-Eropa. Mereka menerbitkan sekitar 3000-an judul buku, pamflet serta terbitan lainnya pasca-kemerdekaan. Pada waktu itu usaha penerbitan alternatif digagas guna melawan penjajah Belanda yang represif terhadap langkah-langkah perjuangan, selain juga menentang peraturan pemerintah tentang sensor tahun 1906. Sebagaimana diungkap Donny Anggoro (2004), penerbit alternatif pada masa itu juga berkeinginan melawan penerbit sebelumnya yang sudah mapan, di antaranya Balai Pustaka, yang dianggap telah berpihak pada kepentingan kekuasaan penjajahan Belanda. Dari sinilah kemudian muncul orang-orang pribumi (baca: bumiputra) yang kemudian tumbuh menjadi jurnalis sekaligus penerbit, di antaranya RM Tirtoadhisoerjo, Semaoen, Tjipto Mangoenkoesomo, Tan Malaka, Alimin. Sementara dari golongan sejarah berbalutkan karya fiksi lahir Marco Kartodikromo (1890-1935), seorang jurnalis cum aktivis revolusioner, dan juga Pramoedya Ananta Toer.

Sampai di sini, kita bisa menandai karakteristik penerbit alternatif yang paling menonjol baik pada masa penjajahan atau pada penujung 1990-an, yakni adanya semangat mendobrak mainstream wacana dengan produksi buku-buku dengan tema-tema yang berpeluang minim untuk diterbitkan karena kondisi politik yang tidak kondusif. Kini, pasca runtuhnya kekuasaan monolitik Orba, yang menandai dibukanya keran demokrasi dan kebebasan pers, penerbit alternatif seolah kehilangan gema. Sukar kita menemukan, penerbit non-commercial, demonstrating that ‘a basic concern for ideas, and not the concern for profit. Maka, kita patut bertanya, apa kabar, penerbit alternatif?

Sukar, bukan berarti tidak ada. Kalaupun sebagian besar penerbit alternatif, bahkan yang dulu begitu bangga menyebut dirinya penerbit idealis, sudah tak lagi beroprasi, atau telah berpindah jalur toh kita tak bisa menyalahkan. Yang terang, kita patut memberikan apresiasi kepada penerbit alternatif yang sampai sekarang masih bertahan (kalau memang masih ada), dan yang belakangan ini tumbuh. Sebab kita tahu, menerbitkan dan merawat penerbitan alternatif supaya tetap eksist bukan pekerjaan yang remeh.

Saya sendiri tak tahu apakah APA yang dideklarasikan enam tahun lalu itu masih berdiri atau tidak. Yang jelas, saya tak penah lagi mendengar dengungnya. Tetapi beberapa penerbit alternatif kecil yang baru-baru ini muncul, cukup membuat saya terharu bangga. Hanya bermodal semangat idealistik dan uang pas-pasan beberapa pegiat sastra-budaya di berbagai kota turut ambil bagian dalam memajukan negeri ini. Ambillah contoh beberapa buletin yang terbit berkala, seperti Rajakadal (Bandung), Pawon (Surakarta), Jurnal Sundih (Bali), Ben! (Yogyakarta). Para penggiat penerbit alternatif tersebut rela lembur, muter-muter cari sponsor dan iklan, merogoh kantong pribadi, dan bergelirya memasarkannya sendiri sampai ke pelosok-pelosok desa. Bahkan, Jurnal Cerpen Indonesia (Lembaga Kajian Kebudayaan AKAR Indonesia) yang kelihatannya mentereng itu konon diterbitkan dari uang hasil patungan para pengurusnya.

Loncatan Budaya

Sejak Ts’ai Lun menemukan kertas dan menyusul 4 abad kemudian Gutenberg menemukan mesin cetak kemajuan dunia semakin pesat. Belum matang negeri ini dengan budaya tulis-baca, sudah menyusul budaya elektronik. Kita kadang kagum dan gemetar dengan kemajuan dunia, khusunya dalam bidang teknologi informasi. Televisi dan internet sudah tak lagi asing di negeri yang masyarakatnya masih lebih senang bicara dan mendengar ketimabang menulis dan membaca ini. Globalisasi dan loncatan budaya yang terjadi seolah telah membuat masyarakat kita mengalami gegar budaya.

Joko Sumantri, Koordinator buletin Pawon, yang punya cita-cita menumbuhkan “Kota-kota Sastra” pernah menuturkan bahwa, buku-buku mahal diyakini telah mengulitkan akses kelompok ekonomi lemah guna mengakrabi karya sastra (baca: buku). Dengan menerbitkan media altenatif yang murah ia berharap akan bisa meningkatkan gairah membaca masyarakat. Karena itu, menurut saya, salah besar kalau menganggap penerbitan media alternatif sudah tak lagi diperlukan setelah keran kebebasan dibuka.

Jika penerbit alternatif pada masa penjajahan Belanda dan pada masa Orba bertujuan mendobrak mainstream wacana yang status quo, sekarang penerbit alternatif selain mewujudkan buku-buku murah, bahkan gratis, juga diarahkan untuk mengimbangi arus pasar. Sebab yang dijadikan alasan utama menerbitkan buku oleh para penerbit non alternatif kini bukan lagi karena buku itu bermutu, melainkan karena keinginan pasar. Dengan demikian, semakin banyaknya penerbit alternatif di negeri ini akan semakin baik. Apakah Anda mau menerbitkan media alternatif juga?

*) Jusuf AN, lahir di Wonosobo, 2 Mei 1984. Alumnus Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Guru MTs Negeri Wonosobo. Cerpennya tergabung dalam antologi bersama, Robingah Cintailah Aku (Grafindo, 2007), Jalan Menikung ke Bukit Timah (antologi cerpen TSI II, 2009), Puisinya dimuat dalam antologi: Kisah-Kisah Dari Tanah di Bawah Pelangi (2008) dan Antologi Pendhopo #5 (2008). Kumpulan Puisinya, Sebelum Kupu-kupu (2010) mendapat penghargaan dari Pusat Perbukuan. tulisannya dimuat di Majalah Sastra Horison, Jurnal Cerpen Indonesia, Majalah Femina, Majalah Anggun, Majalah Ummi, Suara Merdeka…

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita