11/09/10

Ramayana, Cerita yang Tidak Pernah Usang

Judul : Hikajat Seri Rama
Penerbit : Balai Poestaka
Tahun : 1938
Tebal : 256 halaman
Peresensi: Umi Kulsum
http://www2.kompas.com/

RAMA dan Sita (Sinta) merupakan sejoli yang berasal dari epik Ramayana. Dalam proses perjalanan dari negeri asalnya, kedua sosok tersebut telah berubah dari versi aslinya menjadi bentuk cerita yang sarat dengan muatan lokal di mana cerita itu berkembang. Sebenarnya kisah Ramayana bukanlah sekadar cerita cinta seperti Romeo dan Juliet, tetapi sebuah drama kehidupan yang penuh idealisme, nilai moral, penggambaran kondisi sosial, budaya, dan politik.

Inilah yang terjadi dengan Hikajat Seri Rama yang diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1938. Tradisi lisan yang mengusung kisah Ramayana ke Nusantara pada abad ke-13 itu biasanya dibawakan oleh seorang penutur cerita atau pendongeng dalam sebuah pertunjukan.

Sejak abad ke-16, saling terjemah naskah genre “yang indah” atau kesusastraan antara Jawa dan Melayu terjadi. Itu pula yang terjadi dengan epik Ramayana. Kisah tersebut pernah diterbitkan PP Roorda van Eysinga tahun 1843, dan pernah dimuat di majalah Journal of the Straits Branch of Royal Asiatic Society, April 1917. WH Rassers, seorang ahli ilmu bahasa Timur yang menulis Disertasi De Pandji Roman (1922) mengungkapkan bahwa Hikajat Seri Rama, Rama Keling, dan lakon-lakon wayang purwa yang menceritakan tentang Rama sama dengan Rama Kekawin dan Serat Rama karangan Walmiki atau ada yang menyebut Valmiki.

Akan tetapi, tradisi lisan tidak mampu menjaga cerita itu sama persis seperti aslinya. Lingkungan sosial yang kemudian diadaptasikan oleh penutur cerita menjadikan cerita Ramayana sarat dengan muatan lokal. Hal ini pernah diungkapkan oleh WG Shellabear yang menerbitkan epik Ramayana tahun 1957. Menurut dia, cerita itu sama sekali tidak sesuai dengan karangan Walmiki sebab pengaruh Islam tampak kuat dalam cerita tersebut. Sementara cerita Ramayana yang diterbitkan Balai Pustaka adalah hasil tulisan PP Roorda van Eysinga.

Sebenarnya sejak kapan Ramayana ditulis? Tidak ada yang tahu dengan pasti. Perkiraan kasar antara tahun 1500 SM sampai 200 SM. Sebuah laporan Press Trust of India, yang dimuat oleh koran Ananda Bazar Patrika pada tanggal 24 Desember 1980, mengungkap bahwa jika hasil penyelidikan yang dilakukan ahli geologi Ahmedabad bisa dipercaya, maka Ramayana tidak mungkin berumur lebih dari 2.800 tahun.

Dalam Hikajat Seri Rama dikisahkan tentang Dasarata Maharaja dari negeri Ispaha Boga yang memiliki lima anak dari dua istri. Istri pertama Mandoe Daki memiliki anak Seri Rama dan Laksmana. Sementara dari Selir Balia Dari punya tiga anak, yaitu Tjitradana, Kikoewi Dewi, dan Berdana. Setelah dewasa, dikisahkan Dasarata menetapkan Seri Rama sebagai putra mahkota. Namun, atas desakan selir, akhirnya Tjitradana-lah yang harus menjadi raja. Hingga akhirnya Seri Rama harus dibuang ke hutan dan ditemani oleh istrinya, Sita Dewi, serta adiknya, Laksmana. Dalam pengasingannya itu Seri Rama dan Laksmana berkelahi dengan Soera Pandaki, raksasa perempuan adik Rahwana. Kalah bertarung membuat Soera Pandaki meminta kakaknya untuk menculik Sita Dewi.

Cerita terbitan Balai Pustaka ini mengadaptasi kisah yang berasal dari India tersebut menjadi bermuatan lokal dan dengan bahasa Melayu, seperti dialog yang muncul saat Sugriwa bertemu Rama : “Ja toeanku sjah alam, hambalah yang bernama Soegriwa, saudara maharadja Balia (Subali), radja segala kera, beroek, lotong, dan koekang siamang, radja negeri Lagoer Katagina”.

Penulis India, P Lal, menerjemahkan Ramayana dari tulisan asli Walmiki dalam bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Inggris, dengan judul The Ramayana of Valmiki tahun 1981, kemudian diterjemahkan kembali ke bahasa Indonesia oleh Djokolelono tahun 1995. P Lal mencoba menyingkat karya asli Walmiki menjadi sepertiganya, tetapi dia tidak memperluas, mengadaptasi, menafsirkan. Namun, yang ia lakukan hanyalah memperpendek dengan jalan menyunting dengan taat mengikuti naskah Sansekerta asli, meskipun dia mengakui penyingkatan itu sendiri semacam penafsiran. Dalam epik terjemahan P Lal menunjukkan bahwa Walmiki seorang penyair utama, banyak dialog antartokoh diungkapkan secara puitis dengan gaya tulisan yang baik. Sementara dalam buku Hikajat Seri Rama, tradisi lisan masih tampak kuat di dalamnya. Tulisannya menggunakan gaya bertutur sehingga pembaca merasa seolah-olah ada pendongeng yang membawakan cerita itu secara lisan.

Dalam tulisan P Lal dikisahkan, Dasarata, Raja Ayodya, mempunyai empat putra dari tiga istri. Yang tertua Rama dari permaisuri Kausalya, kemudian Laksmana dan Satrugna dari ibu Sumitra, serta Barata dari istri kesayangan raja, Keikayi. Menjelang usia tua, Dasarata memutuskan untuk menobatkan Rama sebagai putra mahkota. Namun, rencana itu berubah karena Dasarata pernah berjanji akan menjadikan putra Keikayi, Barata, sebagai penggantinya. Karena khawatir akan terjadi perebutan kekuasaan, maka Rama dibuang ke hutan selama 14 tahun. Ditemani istrinya, Sita, dan adiknya, Laksmana, Rama meninggalkan Ayodya. dalam pengasingan tersebut, Laksmana dan Rama berkelahi dengan Sarpakenaka, adik Rahwana, kemudian hidungnya dipotong oleh Rama. Karena kekalahan tersebut, Sarpakenaka membujuk Rahwana untuk menculik Sita hingga terlaksana. Rahwana berkeras tidak akan mengembalikan Sita ke Rama hingga pertempuran terjadi.

TAMPAKNYA epik Ramayana telah menjelma dalam berbagai bentuk di Indonesia. Ini terbukti dengan adanya Kekawin Ramayana dalam bahasa Kawi (Jawa kuno), yaitu cerita dalam bentuk macapat. Macapat adalah syair tertulis menceritakan kehidupan dengan filosofi tinggi. Macapat juga merupakan bagian dari tradisi lisan Jawa karena disampaikan secara lisan sambil berdendang atau biasanya dikenal dengan nembang. Penerjemahan Kekawin Ramayana itu dilakukan oleh Dinas Pendidikan Dasar Provinsi Dati I Bali dari bahasa Kawi (Jawa kuno) ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan tahun 1987. Buku ini tetap menggunakan bentuk asli macapat dalam huruf latin dan diberikan terjemahannya.

Ada lagi epik Ramayana yang ditulis Sunardi DM tahun 1976 bersumber dari buku Serat Padhalangan Ringgit Purwa Jilid 36 dan jilid 37, kemudian dipadu dengan cerita-cerita silsilah yang terdapat dalam buku Arjuna Sasrabahu karangan Raden Ngabehi Sindusastra terbitan Balai Pustaka Weltevreden 1930. Penulis sendiri menyebut kisah Ramayana yang dibuatnya adalah versi Indonesia sebagai terjemahan bebas dari Kekawin Ramayana.

Nuansa Indonesia tampak dari ilustrasi tempat, seperti kutipan berikut: “Berbahagia juga Rama menyaksikan istrinya, Putri Mantili, itu bergembira selalu mengejar capung atau kupu-kupu, memetik bunga-bunga, atau duduk di bawah pohon-pohon rindang sambil mendengarkan burung-burung prenjak, srigunting, dan cocak berkicau bersahut-sahutan”. Selain itu, kesan Jawa sangat terasa di sini, seperti Anoman (Hanoman) dikatakan sangat pandai mendendangkan macapat, dan dalam buku itu pun masih memuat beberapa macapat.

Ada perbedaan mendasar tentang asal-usul Sita, dalam Hikajat Seri Rama diceritakan Sita adalah anak Rahwana yang dibuang saat bayi karena dia tak menghendaki anak perempuan. Sementara versi Sita tulisan P Lal mirip yang diceritakan Sunardi DM bahwa Sita adalah anak Janaka dari negeri Mantili.

Selain dari penulisan Ramayana dalam fiksi roman, RA Kosasih membuat epik Ramayana dalam bentuk komik dan membuat kisah India itu menjadi sangat Jawa dengan bahasa lisan dan kostum para tokoh yang mengenakan pakaian seperti raja-raja Jawa. Sejak tahun 1980-an sampai sekarang, komik wayang ini masih beredar dan digemari masyarakat.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita