26/02/10

Buku, Ilmu, dan Peradaban ”Kacang Goreng”

Imam Cahyono
http://www.sinarharapan.co.id/

Buku, ilmu, dan peradaban adalah satu kesatuan yang tak bisa terpisahkan. Siapa pun tak bisa menyangkal, bahwa tonggak penyangga peradaban adalah ilmu. Dan ilmu ini tentu saja—sebagian besar—diperoleh dari buku. Buku adalah jendela dunia. Dengan buku, kita bisa melihat, memahami dan menyerap apa saja yang ada di sekitar kita. Dengan buku, kita bisa mengetahui sesuatu hal yang sebelumnya tidak kita ketahui. Buku pulalah yang mencatat, merekam setiap gerak peristiwa dan pengetahuan yang terjadi di muka bumi. Ketika ilmu bermanfaat dan dapat dimanfaatkan demi kemaslahatan umat manusia, maka di sanalah peradaban dibentuk.

Belakangan, jagad perbukuan kita sedang sedang naik daun. Penerbit-penerbit buku tumbuh subur bak cendawan di musim hujan. Berbagai jenis buku beredar deras di pasar. Segala macam buku dari berbagai pelosok di seluruh penjuru bumi bisa kita nikmati, tanpa halangan. Kendati, sebagian besar buku yang beredar adalah buku terjemahan, yang didominasi oleh penerbit buku Yogyakarta.

Buku pun laris manis bak kacang goreng. Apalagi dengan diskon yang biasanya juga tidak kecil. Apakah ini pertanda bahwa masyarakat kita telah melek ilmu pengetahuan? Masyarakat kita telah melek peradaban sehingga hidupnya kian hari kian beradab? Buku sebagai komoditas Sejauh ini, belum ada data yang valid, sejauh mana signifikansi beredarnya buku (terutama buku terjemahan) dengan kualitas pengetahuan dan wawasan masyarakat Indonesia. Belum ada data yang pasti, apakah jumlah penduduk yang melek buku dan melek membaca, lebih besar ketimbang mereka yang buta huruf dan buta buku.

Belum ada data yang pasti, seberapa besar menjamurnya penerbit dan membludaknya buku di pasaran ini berpengaruh signifikan terhadap peradaban, dan pengetahuan masyarakat. Fenomena membludaknya buku terjemahan mejadi penting dibicarakan sebab pilihan pembaca terhadap buku terbatas pada apa yang disuguhkan pasar. Padahal, pasar kini dibanjiri buku terjemahan. Saking derasnya aliran buku terjemahan ini, belakangan muncul apresiasi beragam. Ada pihak yang mengacungkan jempol dan ada pula yang mencemooh habis-habisan.

Sejumlah penerbit memberikan porsi lebih besar kepada buku terjemahkan di antaranya dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pada pembangunan peradaban manusia Indonesia, memperkenalkan berbagai ragam ilmu pengetahuan. Sementara, karya penulis lokal yang berkualitas sangat minim. Para penulis lokal lebih sulit ditemui. Konon, mereka kurang produktif. Hanya para penulis yang sudah punya ”nama” saja yang bukunya laku di pasaran. Bagi penulis pemula, sangat kesulitan diterima pasar.

Maraknya penerbit dan buku terjemahan kalau ditelisik, sungguh sangat spektakuler dan luar biasa sehingga terkesan melampaui ambang kewajaran. Penerbit-penerbit baru dengan giatnya mengeluarkan demikian banyak judul buku terjemahan dalam sebulan. Saking hebatnya, terkesan penerbit buku tidak semata menerbitkan buku, tapi telah berubah menjadi ”pengrajin buku”, yang giat menghasilkan buku dalam waktu yang relatif singkat. Fenomena ini tak lain disebabkan memudarnya citra buku sebagai medium ilmu pengetahuan. Lebih parah lagi jika buku dianggap sebagai komoditas yang dapat diperjualbelikan dengan mudah, cepat, laris dan menguntungkan.

Tak bisa dipungkiri bahwa sebuah penerbitan memang membutuhkan profit agar tetap hidup. Tapi tatkala ambisi mengejar keuntungan, profit oriented lebih dikedepankan maka yang terjadi selanjutnya adalah pembodohan. Ketika orientasi bisnis lebih dominan, maka masyarakat pula yang menjadi korban. Alih-alih menjadikan buku sebagai medium transformasi pengetahuan tapi yang terjadi justru sebaliknya. Buku sebagai komoditas, sebagai ajang bisnis.

Peran penerbit dalam menentukan warna pasar buku tentu sangat besar. Kualitas penerbit buku terjemahan sangat dipengaruhi oleh tujuan penerbitan itu sendiri. Sayangnya, pola kebanyakan penerbit sekarang lebih pada tujuan komersial yang dominan. Dengan aji mumpung, mumpung pasar lagi apresiatif, penerbit dengan jor-joran menerbitkan buku. Lagi-lagi sebuah buku diterbitkan demi pasar, bukan lagi demi motivasi akademis dan pemberdayaan, transformasi. Ketika motivasi bisnis ini menjadi panglima, maka wajah jagad perbukuan kita beralih rupa menjadi industri. Buku yang semula berwajah pendidikan dan pengetahuan beralih rupa menjadi wajah industri.

Interaksi dengan Pembaca
Problematika buku terjemahan tentunya tidak saja berkutat pada penerjemah, editor dan kritikus buku saja. Dalam perkembangan jagad perbukuan, pembaca menempati posisi yang tak bisa diremehkan. Keberadaan buku tak bisa dilepaskan dari para pembacanya, si kutu buku. Apa yang ada dalam sebuah buku alias isi sebuah buku, tak dapat disampaikan oleh buku itu sendiri, melainkan oleh pembacanya. Nah, sejauh mana sebuah buku (terutama buku terjemahan) telah berinteraksi dengan baik kepada para pembacanya? Harus diakui, tidak sedikit pembaca yang kebingungan tatkala menikmati buku-buku terjemahan.

Sebagai contoh, magnum opus Nietzsche, Thus Spoke Zarathustra yang diterjemahkan dua penerbit Yogya yakni Bentang dan Pustaka Pelajar menjadi Sabda Zarathustra. Buku Islam a Short History karya Karen Armstrong juga serupa, diterjemahkan dua penerbit Yogya yang berbeda (dan masih banyak lagi contoh lainnya). Nah, bagaimana pembaca harus menyikapinya? Lantaran penerbitnya beda, penerjemahnya juga beda. Maka isinya pun tak sama. Pembaca harus memilih yang mana? Mana yang lebih baik? Jika pun pembaca harus melahap keduanya, interpretasi pembaca pun akan beda ketika membaca buku satu dengan lainnya. Ini adalah bukti, bahwa penerbit kehilangan misi profetisnya tapi terjebak pada orientasi bisnis habis. Dalam konteks ini, pembacalah yang dirugikan, bahkan dipermainkan oleh penerbit. Lalu, kepada siapa pembaca harus mengadu, jika ia dirugikan?

Jika eksistensi dan orientasi penerbit dan buku-buku terjemahan semata demi orientasi keuntungan, maka yang terjadi selanjutnya bukanlah transformasi ilmu pengetahuan kepada masyarakat, melainkan sebaliknya, pembunuhan karakter. Bukan pendidikan yang didapat tapi malah pembodohan dan kebodohan. Jangan sampai peradaban kita menjadi peradaban kacang goreng. Peradaban yang dibangun dengan tonggak-tonggak yang rapuh, keropos dan kering. Peradaban yang baik, mau tidak mau didapat dari buku, ilmu yang bermutu dan berbobot. Peradaban yang kokoh mengandaikan biaya yang tidak sedikit dan untuk membangunnya tentu saja tidak seperti kita mendapat kacang goreng atau jagung bakar. Ia butuh ketekunan, keseriusan, kecermatan.***

*) Penulis adalah editor Jurnal ”Interaksi” Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita