11/11/08

Waktu Pun Berhenti

Sutan Iwan Soekri Munaf
http://republika.co.id/

Waktu pun berhenti di sini. Jendela masih terbuka. Angin semilir menjalar dari luar, membawa aroma daun basah bekas gerimis. Iwan masih terpaku. Pikirannya mengembara ke masa itu, ketika dia bersilang tatap dengan Tisna dari jendela ini. Gadis bermata bundar itu pun menundukkan kepalanya.

Hati Iwan tersirap. Adik kelasnya, yang tinggal beberapa rumah dari kediaman Iwan itu, sedang menuju surau untuk shalat Magrib. Itu bukan kali pertama pertemuannya dengan Tisna. Setiap pertemuan pun tak ada perasaan begitu. Namun, silang tatap dari jendela kamarnya ini menimbulkan getar tersendiri."Terlalu cepat ke surau, Magrib masih setengah jam lagi," ujar Iwan sambil bangkit dari kursinya dan bergerak menuju jendela.

Tisna diam. Kepalanya menunduk, seperti tak kuasa ditengadahkannya."Aku menyusul. Aku akan mandi dulu," kata Iwan sambil menutup jendela.Tisna masih diam. Dia melangkah menuju surau. Langkah itu tak luput dari tatapan Iwan. Sehilang tubuh Tisna dari tatapannya, bersegeralah Iwan mandi dan menuju surau.

Semenjak silang tatap itu, perasaan Iwan tak nyaman jika dia tak bertemu dengan Tisna sekali saja dalam sehari. Seringkali Iwan sengaja melewati ruang kelas Tisna saat istirahat, dan biasanya Tisna sedang duduk di undakan tangga depan kelasnya, bersama beberapa siswi sekelasnya.Begitu bola mata mereka bertatapan, denyar darah Iwan bergelora. Namun, tak sepatah kata pun terucapkan, selain senyum di bibirnya. Begitu juga Tisna.

Namun, akibat gelora perasaannya itu pulalah, kemudian sikap Iwan menjadi gunjingan kawannya satu sekolah. Bahkan Oyong, kakak Tisna, sempat mendatangi Iwan."Jangan kau ganggu adikku," kata Oyong pada Iwan.Suatu sore, selepas kelulusan diumumkan, Iwan mengayuh sepedanya ke pantai. Dia ingin menikmati senja terindah dari kampung halamannya, sebelum merantau.Ketika Iwan menikmati saat mentari tergelincir di pantai, tiba-tiba Tisna menghampirinya.

Debur ombak yang berkejaran dan menghempas di pantai itu, seakan menjadi dirigen denyut jantungnya, sehingga denyar darah di aortanya semakin kencang."Aku tahu kau akan ke sini," kata Tisna seraya duduk di pasir, di sebelah Iwan.

Iwan diam. Hanya getar jiwanya bergoncang. "Maafkan ulah kakakku," sambung Tisna lagi. Goncangan itu mengakibatkan jemari Iwan bergerak menyentuh jemari Tisna. Tisna mendiamkan jemarinya disentuh Iwan. Waktu itu pun terasa berhenti. Namun, keindahan itu terpatahkan, ketika derum suara motor mendekati mereka. Dan, kemudian berhenti di depan mereka. Oyong turun dari motor dan cepat mendekati Tisna, segera menarik lengan adiknya. Bersamaan dengan itu, berhamburanlah ceracauan dari mulut Oyong.Iwan diam.Tisna mengikuti Oyong, duduk dibonceng dan tinggalkan Iwan sendiri.Ya. Semenjak itu makin kuat niat Iwan untuk kuliah di Jawa.
***

Sudah tigapuluh lima tahun berlalu. Kini, saat ini, gelora itu kembali. Ketika Iwan mendapat tugas dari kantornya untuk menyelesaikan urusan di Padang. Tadi siang dia sempatkan berkunjung ke kampung halamannya, Pariaman. Dan, menjelang matahari tergelincir ke peraduannya, seorang perempuan berkerudung mukena melewati jalan tanah pinggir rumahnya. Dari balik jendela kamarnya dulu itu, bersilang tatap dengan perempuan itu. Mata bundar perempuan itu masih memancarkan cahaya bening.

"Tisna," sapa Iwan dengan suara gemetar.Perempuan itu tersenyum."Jangan sampai Magrib terlewat. Waktunya singkat," ujar Tisna, masih dalam nada bergetar."Ya, aku segera ke surau. Aku mandi dulu," jawab Iwan.Tisna pun melangkah. Mata Iwan masih seperti dulu. Dia menatap tiap langkah Tisna. Hanya pada setiap langkah itu, kembali kenangan masa lalu bangkit.Selepas SMA, Iwan meneruskan ke perguruan tinggi di Jawa. Dan, sejak itu Iwan jarang pulang kampung, sibuk urusan kuliah dan kegiatan ekstra kampus. Hingga tiba suatu masa, menjelang akhir studinya, Iwan mendapat kabar tentang pernikahan Tisna.

Hatinya benar-benar remuk. Walaupun dua tahun berselang, Iwan menikahi Utami, koleganya di kancah ekstra universitas, hingga dianugerahi satu puteri dan dua putera; namun perasaan terdalamnya pada Tisna tak pernah hilang. Bahkan kekandasan cintanya membekas dalam. Boleh dibilang Utami hanya pelariannya.
***

Senja ini seperti senja yang dulu-dulu. Tak berubah. Pohon kelapa di pulau seberang seperti menari ditiup angin. Beberapa perahu nelayan tertambat di pantai. Burung camar beterbangan mencari sarangnya. Sedang gedebur ombak memecah pantai. Mentari bergerak lamban namun pasti, menuju peraduannya. Warna laut pun mulai orange, seperti warna langit. Iwan duduk di salah satu batu besar, di pantai. Matanya menatap jauh pada keindahan senja. "Belum berubah, kan?"
Suara itu mengejutkan Iwan. Suara yang amat dikenalnya, namun sudah lama tak pernah didengarnya.

"Tis," respon Iwan yang tak dapat menyembunyikan ketersirapan darahnya.
Tisna menjawab dengan senyum khasnya. Menyejukkan.
Tak ada yang berobah pada Tisna, kecuali ada gurat-gurat di dahinya. Matanya yang bundar tetap memancarkan cahaya bening. Sungguh menyejukkan hati.
"Tak enak dilihat orang," ujar Iwan kemudian.
"Aku hanya ingin minta maaf," sahut Tisna.
Iwan diam.
"Aku salah," tuturnya, "Sejak peristiwa itu, sekolahku tak beres. Bahkan pindah ke Padang pun tak dapat membendung kehancuran hatiku. Hari demi hari semakin tak menentu."

Iwan mendengarkan.
"Dua kali aku tak naik kelas," ujar Tisna sambil menatap ke tengah laut.
Iwan melihat mata Tisna berkaca-kaca. Namun suaranya masih terdengar bening.
"Hingga suatu hari aku terjerumus. Aku diperkosa," nada Tisna pun mulai sendu. "Aku hamil. Memang, akhirnya Si Keparat itu menikahiku. Aku pasrah saja."
Iwan kaget. Berita yang dia terima, Tisna menikah tanpa masalah. Dan sungguh di luar dugaan Iwan, Tisna yang tak pernah tinggal shalatnya, akan mengalami nasib begitu.
Senja mulai bergulir. Mentari tampak timbul tenggelam dipermainkan ombak di horizon sana.

"Aku mencoba bertahan, hingga lahir anak keduaku. Namun, pada tahun ke lima perkawinan kami, dia menceraikanku," ujar Tisna terbata.
Iwan mengeluarkan saputangan dari sakunya dan memberikan pada Tisna.
Tisna menghapus tumpahan bendungan air mata.
"Ah, aku terlalu banyak cerita tentang perjalanan hidupku. Bagaimana denganmu? Tampaknya engkau bahagia."
"Aku?" respon Iwan kaget.
"Aku ingin mendengarnya."
"Hidupku layaknya panggung sandiwara. Pertunjukan harus berlangsung."
"Sungguh beruntung perempuan itu."

Hampir setahun berlalu kunjungan Iwan ke kampungnya. Dan, kemarin dia mendapat SMS di telpon genggamnya, yang mengabarkan meninggalnya Tisna. Tadi dia masih sempat mengantarkan jenazah Tisna ke pemakaman. Sore ini, dari kamar ini, Iwan menatap ke luar jendela. Dia berharap, perempuan bermata bundar dengan cahaya bening itu akan lewat di samping rumahnya. Dan, siapa tahu dapat bersilang tatap.Hanya sepi yang menggerakkan detik demi detik, hingga adzan Magrib tiba. Tak ada mata bundar dengan cahaya bening. Namun, semuanya terasa masih ada.
Waktu pun berhenti di sini!

Bekasi, 2008

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita