11/11/08

GADIS

Humam S Chudori
http://republika.co.id/

Andika masih duduk mematung di ruang tamu. Ia seperti tak percaya pada peristiwa yang baru saja dialaminya. Untuk ke sekian kalinya ia merasa tidak berdaya menghadapi istrinya sendiri.

Terbayang lagi peristiwa yang belum lama berselang, tatkala lelaki yang tengah memanfaatkan cuti tahunan itu bertanya kepada istrinya yang hendak keluar rumah.

"Mau kemana, Ma?" tanya Andika.
"Kalau mau makan beli saja di warung," kata Menik, ketus.
"Yang Papa tanya...."
"Papa tanya seperti itu kan, ujung-ujungnya akan tanya Mama sudah masak belum?" potong Menik, "Iya, kan?"
"Lawan dong, Pa!" seru Gadis, membuyarkan lamunan papanya.
Ayah tiga orang anak itu tersentak. Ia tidak menduga kalau anak sulungnya sudah ada di ruang tamu.
"Di sini Papa kepala keluarga. Papa pemimpin," tambah Gadis.
Andika tetap diam. Masih duduk mematung di kursi.
"Bukan sekali ini Mama berbuat seperti itu kepada Papa, kan?"

Andika tetap bergeming. Ia sudah tidak ingat lagi, sejak kapan Menik berani bicara kasar terhadap dirinya. Yang diingatnya, Menik mulai berubah perangai setelah sering berkumpul dengan ibu-ibu dalam arisan erwe. Setelah Menik bergaul akrab dengan Monika dan Kurnia.

Sejak akrab dengan kedua janda itu Menik mulai berani melawan Andika. Sebetulnya Andika tak ingin istrinya aktif dalam kegiatan erwe. Namun, ia tak mampu melarangnya. Selain merasa tidak enak dengan Sentot, ketua rw, ia tidak ingin cekcok dengan istrinya.

Andika sadar jika dirinya sudah kehilangan kontrol, bisa melakukan apa saja. Bukan hanya barang pecah belah yang dijadikan sasaran pelampiasan kekesalannya. Melainkan juga tubuh istrinya. Tetapi, itu dulu. Sebelum Menik bergaul akrab dengan Kurnia dan Monika.

Anehnya, setelah Andika tidak pernah marah, kelakuan Menik berubah total, sering menantang suaminya. Apalagi setelah Menik tahu jika kekerasan dalam rumah tangga dapat diajukan ke meja hijau. Andaikata suaminya kembali menyakiti dirinya, ia tidak akan segan-segan memperkarakannya ke pengadilan.

"Coba saja Papa berani kasar seperti dulu lagi," kata Menik, tiap kali Andika berbicara agak membentak, "kekerasan dalam rumah tangga bisa diajukan ke pengadilan lho!"

Setelah mendapat ancaman seperti ini, Andika tak mau lagi meladeni istrinya. Tiap Menik bicara keras, Andika memilih diam. Ia tak ingin terpancing. Ia tak ingin melakukan tindakan konyol, menampar Menik seperti dulu, misalnya.

Andika tidak mau menampar istrinya lagi bukan semata-mata karena takut akan diperkarakan oleh Menik. Melainkan ia tidak ingin Gadis sampai tahu kalau papanya melakukan tindak kekerasan terhadap istrinya. Andika khawatir Gadis akan mengalami trauma seperti Miranda.

Kakak sulung Andika itu tidak mau menikah hingga akhir hayatnya. Padahal, banyak pemuda yang berusaha mendekati Miranda. Tetapi, perempuan berkulit kuning langsat itu tidak pernah membuka pintu hatinya. Anak sulung Mariman itu selalu menghindar bertemu pemuda yang mengharapkan dirinya. Berbagai upaya dilakukan Mariman dan istrinya, membujuk Miranda agar mau berumahtangga, tapi gagal.

Apabila ada adiknya yang hendak menikah, Miranda tetap bergeming. Ia seperti tidak pernah punya rasa tertarik pada lawan jenisnya.

"Kalau mau nikah, nikah saja, gak usah mikirin kakak," kata Miranda, tiap kali ada adiknya minta izin hendak menikah.

Andika masih diam. Terbayang lagi perlakuan kasar yang dilakukan Mariman terhadap Hartini. Ya, bukan sekali dua kali Mariman memperlakukan istrinya dengan kasar. Bukan hanya dengan bentakan, hardikan, membanting pintu, atau membuat piring dan gelas pecah berantakan. Adakalanya ia melayangkan tangan ke tubuh istrinya. Hingga tidak jarang orangtua perempuan Andika itu kesakitan dan menangis.

Andika tidak tahu sejak kapan sang bapak berlaku kasar terhadap ibunya. Yang pasti, ia sering melihat bapaknya marah-marah. Tidak jarang ia melihat bapaknya membanting piring atau gelas.

Andika pernah melihat ibunya mengiris-iris bawang sambil menangis, tatkala ia pulang sekolah. Namun, Hartini mengatakan dirinya tidak apa-apa.

"Orang kalau mengiris bawang merah ya seperti ini, Nak," aku Hartini.
Sebetulnya Andika tidak percaya pada pengakuan sang ibu, lantaran ia melihat pipi kanan ibunya memar. Tetapi, ia tak ingin mendesak ibunya dengan pertanyaan lain. Ia tidak ingin bertanya kenapa pipi ibunya berwarna merah.

"Memang kalau orang mengiris bawang bisa menangis, Kak?" tanya Andika yang saat itu masih duduk di kelas satu esde, kepada Miranda, "Kok ibu tadi menangis waktu mengirisi bawang merah."
Miranda mengangguk.
"Pipinya juga merah?" desak Andika.

Miranda diam. Ia bingung untuk menjelaskan peristiwa yang dilihatnya ketika adik-adiknya yang lain masih ada di sekolah. Waktu itu, Miranda pulang sekolah agak awal, sehingga ia menyaksikan sendiri sang bapak menampar orangtua perempuannya.
"Betul begitu, Kak?"
Miranda menggeleng.

"Bagaimana pun juga Papa tidak boleh lemah menghadapi Mama. Laki-laki tidak seharusnya seperti Papa," lanjut Gadis, sambil memasang tali sepatu, membuyarkan lamunan papanya.
"Kenapa Papa selalu mengalah sama Mama?" tanya Gadis.
Andika masih diam.
"Kenapa, Pa? Papa takut sama Mama?" desak Gadis.
Andika tetap bergeming.
"Kenapa selama ini Papa tak berani melawan?" ulang Gadis, mencecar papanya, "Papa di rumah ini pemimpin, Pa."
"Iya, papa tahu Nak."

Gadis diam. Andika diam. Hening sejenak.
"Kalau selama ini Papa mengalah bukan tidak ada maksudnya. Bukan Papa takut sama mama kamu. Tapi, Papa justru takut sesuatu terjadi padamu."
Gadis masih diam. Ia belum tahu arah pembicaraan orangtua laki-lakinya.
"Papa takut khilaf, Dis. Bisa saja Papa kalap jika mama kamu seperti itu, diajak ngomong baik-baik jawabannya selalu seperti itu. Nah, kalau emosi Papa tidak terkontrol, lalu papa berbuat sesuatu yang tidak seharusnya tidak dilakukan. Bagaimana?"

"Kalau tindakan itu harus diambil kenapa tidak dilakukan?" desak Gadis, "Yang penting niat Papa bukan untuk menyakiti. Melainkan untuk mendidik agar Mama punya sopan santun. Supaya Mama bisa menghargai Papa."

"Yang Papa khawatirkan...." Andika tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
"Ya, sudah. Tak usah dibahas. Buat apa dibahas kalau memang Papa takut sama Mama," lanjut Andika setelah lama terdiam, "Tidak ada artinya kita bicarakan."

Gadis diam. Mahasiswa semester empat sebuah perguruan tinggi itu tidak habis pikir dengan alasan yang dikemukakan papanya. Namun, ia tak hendak berdebat dengan papanya. Sebab ia sedang bersiap-siap hendak berangkat ke kampus.

Namun ada kala pria tak berdaya
Tekuk lutut di kerling wanita

Terngiang lagi potongan lagu itu di telinga Gadis. Lagu yang sering didendangkan oleh Santi, sahabat Gadis ketika mereka masih sama-sama duduk di bangku SMU. Tanpa berkata apa-apa lagi anak pertama Andika itu keluar rumah. Berangkat kuliah. Menuju ke kampus. Meninggalkan sang papa yang tengah memikirkan perubahan sikap istrinya.
Namun, kali ini bukan hanya perubahan kelakuan istri yang dipikirkan Andika. Melainkan juga perubahan sikap anaknya sendiri.

(-)

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita