19/10/08

9 Pertanyaan untuk Alex Abbad: Dari Presenter Sampai ke Aktor

Grathia Pitaloka
Jurnal Nasional, 16 Okto 2008

SETELAH sering memainkan peran-peran konyol, Alex Abbad kini mencoba tantangan baru dengan bermain dalam sebuah film drama, Cinta Setaman. Tak tanggung-tanggung, dalam film besutan sutradara Harry Dagoe ini Alex berperan sebagai pria homoseksual.

Meski banyak yang meragukan, namun lelaki kelahiran Jakarta, 18 Juni 1978, ini berhasil membuktikan bahwa kehadirannya di dunia seni peran bukan sekadar aji mumpung. Bahkan, banyak kritikus film yang memuji cerita yang dilakoninya bersama aktris senior Jajang C Noor ini, cerita yang tidak banyak berkata namun bertutur melalui peristiwa.

Nama Alex Abbad mulai dikenal luas sejak pria berdarah Arab ini menjadi video jockey (VJ) di salah satu stasiun televisi. Awal tahun 2000, Alex sempat menghilang. Kemudian muncul kembali dalam film Andai Dia Tahu. Tahun-tahun berikutnya mantan kekasih Karenina ini lebih sering tampil sebagai aktor ketimbang presenter. Berikut petikan obrolan dengan pria yang masih betah melajang ini saat ditemui di Plaza Senayan, Jakarta, belum lama ini.

1. Awal cerita Anda berperan sebagai seorang homoseksual dalam film Cinta Setaman?

Awalnya teman saya yang memberi tahu kalau Harry Dagoe akan membuat film. Setahu saya film-film Harry sering tak "biasa". Selain itu, tidak semua orang berani memerankan karakter-karakter di dalamnya. Hal itu kemudian membuat saya tertantang.

Waktu itu saya di-casting untuk film horor, tetapi entah mengapa asisten sutradara dan beberapa kru melihat saya cocok untuk bermain dalam film Cinta Setaman. Di film tersebut saya ditawari peran sebagai Rio, seorang pria homoseksual yang berusaha mengabdi pada ibunya.

Sampai sekarang saya masih belum bisa menjawab, kenapa sutradara dan para kru melihat saya cocok berperan sebagai seorang homoseksual. Padahal, waktu casting gaya saya sangat cuek, pakai sendal jepit, baju kaos dan jenggot lebat. Sementara biasanya kaum homoseksual cenderung berpenampilan rapi.

2. Anda tidak takut peran tersebut akan berdampak buruk pada citra Anda?

Saya rasa masyarakat bersikap antipati terhadap kaum homoseksual karena kurangnya informasi tentang mereka. Ada banyak aspek serta sudut pandang yang dapat digunakan untuk melihat fenomena keberadaan kaum homoseksual.

Dari sisi agama, ada peraturan baku yang tidak bisa ditawar, di mana kalau melihat lewat jendela, masuk lewat pintu. Namun, seiring berjalan waktu, tentu nilai-nilai agama itu mulai tergerus dan orang-orang mulai melihat dari kaca mata yang berbeda.

Saya sendiri tidak berada pada posisi menghujat ataupun menyanjung kaum homoseksual. Saya tipikal orang yang menghormati pilihan hidup yang diambil (seseorang). Saya akan menghargai dia, selama dia tidak mengganggu saya.

3. Apakah Anda melakukan observasi untuk peran tersebut?

Saya memerankan tokoh Rio yang secara fisik dan gestur laki-laki tulen, tetapi mempunyai ketertarikan dengan sesama jenis. Nah, feel ketertarikan itulah yang harus saya pelajari. Karena, Alhamdulillah saya adalah laki-laki normal yang tertarik dengan lawan jenis.

Untuk memainkan karakter tersebut saya melakukan observasi kecil-kecilan dengan bertanya pada beberapa teman yang dekat dengan dunia tersebut. Prosesnya tidak terlalu lama, bahkan kurang dari dua minggu.

Dalam film Cinta Setaman, sosok Rio diceritakan sebagai seorang anak penjual kain yang berasal dari Padang (suku Minang). Hal itu membuat saya sedikit kesulitan mengingat saya lahir dan dibesarkan di Tanah Jawa.

Kemudian saya menemukan cara cepat untuk belajar berbicara aksen Padang, yaitu bergaul dengan para penjual kain di Tanah Abang. Dari mereka saya jadi mengetahui bagaimana orang Padang sehari-harinya berkomunikasi. Temuan saya di lapangan kemudian saya konsultasikan dengan sutradara.

4. Terbawakah peran tersebut dalam kehidupan nyata Anda?

Menurut saya berakting adalah menjiwai sebuah peran, tetapi setelah itu kamera mati, semua itu selesai dan tidak terbawa ke dunia nyata. Saya juga sadar sepenuhnya kalau itu hanya bukan karakter saya, sehingga saya yakin tak kan terbawa-bawa pada kehidupan sehari-hari.

Kalau orang lain menilai bahwa saya yang di film dan di dunia nyata sama, berarti saya berhasil membawakan karakter tersebut. Saya juga tidak menyiapkan antisipasi apa-apa untuk tingkah penggemar yang aneh-aneh. Saya sendiri memiliki kebiasaan tidak mengangkat telpon dari nomor (yang) asing.

5. Jadi, sekarang Anda banting stir, dari dunia presenter ke dunia film?

Sebenarnya saya sudah mengakrabi dunia film sejak jaman kuliah. Ketika itu saya dan teman-teman sering membuat film independen yang bercerita tentang anak jalanan ataupun komunitas punk. Hanya saja, saat itu saya lebih sering bergelut di balik layar sebagai penulis skenario.

Ternyata teman-teman saya memilih untuk menggeluti dunia film secara serius, dan ketika mereka telah sukses beberapa merekomendasikan nama saya untuk ikut dalam sebuah produksi. Sejak itu saya mulai berkecimpung di dunia film secara profesional. Anehnya lagi, jangka waktu tiga tahun ini saya hampir tidak pernah menerima tawaran presenter.

6. Seandainya harus memilih, mana yang lebih Anda suka, menjadi presenter atau main film?

Saat membawakan sebuah acara saya menjadi diri sendiri. Tantangan yang akan saya dan orang lain alami sepanjang hidup, di mana saya harus menemukan jati diri saya. Sementara di dunia film, saya dibayar untuk memerankan karakter yang berbeda. Saya rasa itu merupakan pekerjaan yang lebih menyenangkan.

7. Selain ngem-MC dan main film apa saja kesibukan Anda saat ini?

Saya menganggap presenter dan bermain film merupakan ladang di mana saya mencari uang. Sementara untuk bersenang-senang saya memilih bermain musik, menulis puisi atau melukis. Dengan bermain musik saya bisa menumpahkan segala inspirasi yang bergelatungan di kepala.

Saat ini saya memiliki dua band, yang pertama ada di Jakarta dan yang kedua di daerah Jawa Tengah. Sebenarnya materinya sudah terkumpul, hanya saja sekarang para personelnya punya kesibukan masing-masing.

8. Anda menyukai sastra?

Saya senang membaca, apapun jenis bukunya. Untuk sastra saya lebih menyukai cerita-cerita Persia dan Timur Tengah. Mungkin banyak orang menyukai Shakespeare, tapi saya tidak. Dari dalam negeri, saya sangat menggemari karya-karya Umar Khayam, terutama Seribu Kunang- Kunang di Manhattan.

Buku terakhir yang saya baca berjudul Taiko. Buku tersebut bercerita mengenai keadaan Jepang menjelang abad keenam belas di mana kondisi negara tengah carut marut. Pemerintahan sedang rapuh, keshogunan sedang kacau balau, perang di mana-mana, sementara kesejahteraan rakyat terbengkalaikan.

Saya tertarik membaca ini karena sebelumnya pernah membaca Musashi karya Eiji Yoshikawa. Taiko merupakan sejarah Jepang dalam skup yang lebih luas dan ternyata sudah menjadi buku pegangan wajib bagi siswa SMP di sana. Gila kan sejak SMP orang Jepang sudah mempelajari politik.

9. Gaya Anda tampak berbeda dari selebriti kebanyakan, apa Anda memanfaatkan stylish khusus?

Ha ha ha, kalau gaya kayak gini pakai stylish kasihan banget stylish-nya. Dalam berbusana saya tidak pernah mengikuti tren, saya hanya mencoba mengekspresikan apa yang saya suka, dan apa yang sekiranya nyaman saya kenakan.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita