10/08/08

Merajut Pluralitas dengan Kesadaran Ketuhanan

Mashuri
http://mashurii.blogspot.com/
Resensi buku: ISLAM PLURALIS, Wacana Kesetaraan Kaum Beriman
Penulis : Budhy Munawar-Rachman
Penerbit : Paramadina Jakarta
Cetakan I, Maret 2001
457 + xxiii halaman

Pluralitas merupakan suatu realitas yang benar-benar ada dan tidak mungkin dihindarkan. Dalam dunia pemikiran dan filsafat, pluralitas telah disikapi dengan munculnya berbagai macam wacana dengan semangat dekonstruksi, yang terangkai dalam gerakan pemikiran postmodernisme. Sebuah gerakan pemikiran yang membongkar hegemoni realitas tunggal, untuk menunjukkan keberagaman realitas, yang selama ini di bawah tafsir tunggal modernisme.

Sebaliknya, tidak demikian dalam wacana agama. Dalam wacana agama ada kecenderungan mengenyampingkan pluralitas. Hal itu berawal dari pemahaman pada doktrin agama yang memandang kepercayaan agama lain berada di luar dirinya. Sehingga kebenaran hanya berada dalam ruang lingkup agamanya sendiri dan menafikan adanya kebenaran lain, yang berserak dan beragam di sekelilingnya.

Fenomena tersebut adalah gejala purbawi dan wajar-wajar saja dalam konteks doktrin sebuah kepercayaan religi. Akan tetapi, ketika masing-masing pemeluk agama meradikalkan konsep itu dalam tataran persepsi yang lebih luas, yang dimanifestasikan dalam tindakan sosial. Maka, agama yang hadir untuk memberikan pencerahan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam kaitannya dengan sebuah tatanan sosial tidak akan pernah terwujud.

Sementara itu, harapan akan munculnya agama yang membebaskan, meminjam istilahnya Erich Fromm dalam Religion and Psychoanalysis yang juga dikutip dalam buku ini, hanya sebatas utopia yang kelewat jauh. Pasalnya, agama tidak lagi berpusat pada manusia dan segala potensi yang ada dalam dirinya, yaitu kekuatan akal dan perasaaan. Agama hanya dipahami sebagai tonggak kaku, yang terberi dari ‘Tuhan’, yang berisi aturan-aturan yang membelenggu. Yang lebih ekstrim, agama yang seharusnya menjadi ‘jalan’ untuk meraih kebenaran dan keselamatan, berubah menjadi ‘tujuan’. Dalam perspektif Islam ad-din (agama) yang seharusnya sebagai wasilah (jalan atau cara) menjelma goyah (tujuan). Goyah yang seharusnya adalah kebenaran, keselamatan dan Tuhan, melebur menjadi lembaga dan doktrin.

Kiranya yang perlu didekonstruksi adalah doktrin konservatif ajaran-ajaran agama (apapun) dalam kancah persaudaraan semesta, sehingga tidak hanya berhenti pada dogma atau pada ajaran yang disandarkan mentah-mentah pada kitab suci. Tidak juga pada penafsiran yang mengebiri penganut kepercayaan lain. Reinterpretasi pada konsep teologi secara historis perlu ditekankan, dengan mengacu pada konteks dan realitas kekinian, yang mengedepankan pola pikir humanis dan kesadaran ketuhanan. Sehingga di antara kaum beriman mempunyai kesetaraan dalam wacana spiritualitas.

Dalam pemikiran Islam kontemporer telah digagas tiga bentuk persaudaran, meliputi ukhuwah diniyah (persaudaraan agama), ukhuwah wathoniyah (persaudaraan tanah air) dan ukuwah basariyah (persaudaraan manusia). Konsepsi ini sangat urgen untuk menyikapi pluralitas, karena memandang sekaligus menyikapi keberagaman dari manusia dengan segala aspeknya. Dengan mengandaikan sebuah hubungan yang indah antar umat manusia dalam tiga wilayah yang berbeda.

Dibutuhkan pengertian yang luas mengenai teologi dan doktrin agama, untuk menunjukkan seberapa jauh posisi sebuah agama di antara agama-agama lain yang ada dan berkembang bersama. Disebutkan, sudah sewajarnya jika sebuah agama membenarkan agamanya sendiri. Artinya, tiap pemeluk agama menerapkan standart yang berbeda antara agamanya dengan agama lain. Sehingga melaui standart ganda inilah, muncul prasangka-prasangka sosiologis dan teologis, yang memperkeruh suasana hubungan antar umat beragama. Padahal prasangka-prasangka itu diwarisi dari tradisi yang diturunkan dari para pendahulu.

Mengenai klaim kebenaran sendiri, biasanya ditekankan secara fanatik oleh pemeluk agama dari kalangan fundamentalis, baik dari agama monoteis maupun politeis. Seperti dijelaskan oleh Rachman berikut ini: “Kaum fundamentalis mencanangkan dalam dogma keagamaan mereka, teror dan pembersihan agama dari pandangan-pandangan modernisme, liberalisme dan humanisme modern, melalui klaim kebenarannya sendiri yang berlebihan”. (hal. x )

Budhy Munawar-Rachman berupaya merumuskan sebuah titik singgung, dengan mempertemukan antar agama-agama dari aspeks spiritualitasnya. Dengan sebuah uraian bahwa spiritualitas sebagai pertemuan esoteris agama-agama. Spiritualis dideskripsikan dalam konsep dan penjelasan yang seluas-luasnya. Dengan menelusuri beberapa paham keagamaan dari agama-agama dan keyakinan besar dunia, baik itu dari jalan sufi, meditasi dan yoga, dan menarik tarik simpulnya pada upaya pembebasan tertinggi. Dengan kata lain bahwa dari setiap agama dan kepercayaan, masing-masing menuju pada jalan pembebasan yang sama secara spiritual dan dapat dipertemukan di sana.
****

Sebagai sebuah tulisan yang asalnya dalam bentuk esei lepas, dengan bermacam pembahasan dan ditulis dalam rentang waktu yang panjang. Pembahasan, gagasan dan pemikiran yang tersaji dalam buku ini terkesan berlompatan. Kendati demikian, buku ini menawarkan keasyikan tersendiri. Di samping itu, benang merahnya pun masih dapat dilacak, yaitu mengenai pluralitas dengan persepsi seluas-luasnya. Apalagi dalam setiap pembahasan menunjukkan keluasan wawasan dan orisinalitas penulisnya.

Pada Bab II tentang Islam dan wacana filsafat kontemporer. Pembahasannya tidak hanya pada wacana keislaman saja, tetapi juga perkembangan filsafat kontemporer. Dengan tema tentang filsafat mencari kearifan hidup (hal. 209), yang memaparkan tentang novel filsafat Dunia Sophie, karya John Gaardner. Di sisi lain juga menyoroti akar abadi filasat klasik Islam yang bersumber dari filsafat Yunani kuno. Sementara itu, dalam pembahasan Islam Transformatif dalam wacana Neo Modernisme, merujuk pada beberapa pemikir keislaman Indonesia kontemporer. Dengan mengetengahkan adanya pergeseran pemikiran tentang Islam sebagai sebuah ideologi keagamaan ke arah Islam sebagai pemikiran, untuk menjawab kebuntuan penafsiran agama yang sesuai dengan konteks zaman. Intinya, konsep Islam Transformatif lebih mengarah pada pemberdayaan umat (sosial) daripada untuk memperjuangkan syariat Islam sebagai hukum negara.

Memang dibutuhkan semacam kesadaran bahwa Islam harus diinterpretasikan kembali, agar Islam mampu mengaktualisasikan diri sebagai warga agama-agama di dunia. Pasalnya, stereotipe Islam yang sering digambarkan oleh beberapa Orientalis Barat telah menjadikan Islam sebagai agama pinggiran. Yang ingin dibangun oleh kalangan Neo Modernis adalah pembaharuan wacana teologis dan hukum, dengan jalan melakukan pembacaan ulang pada dasar-dasar Islam dalam Al Quran dan Hadits.

Hal yang sama juga dilakukan untuk menyikapi wacana-wacana kontemporer, seperti gender dan feminisme. Pasalnya, masalah ini termasuk masalah yang rawan dan peka dalam doktrin Islam konservatif, karena terdapat ayat-ayat Al Quran yang terkesan mengebiri peran perempuan dalam interaksi sosial. Dengan semangat liberal, Rachman menawarkan penafsiran Islam Liberal untuk memberikan penafsiran ulang pada masalah tersebut, dengan pendekatan humanisme universal dan mengacu pada konteks kekinian. Upaya yang ingin diwujudkan adalah kesetaraan gender dalam kerangka humanitas yang lebih luas. Memang, yang digagas Rachman adalah wacana kesetaraan kaum beriman dalam kerangka humanis dan bisa diterima semua pihak.

Kiranya Islam Pluralis bisa menjadi angin segar di kancah dialog inter dan antar agama di tanah air, sebab realitas sosial kita menuntut adanya pemikiran-pemikiran seperti itu. Seperti yang dikatakan oleh Djohan Effendi dalam kata pengantarnya: “Masih banyak, bahkan sebagian besar, umat kita kurang bersentuhan dengan ide-ide pluralisme. Karena itu perbedaan agama bagi mereka merupakan penghalang untuk menjalin kerja sama. Mereka lupa bahwa Tuhan menciptakan bumi ini bukan untuk satu golongan atau agama saja”. (hal. xxi )

Surabaya, April 2001

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita