Mashuri
http://mashurii.blogspot.com/
Resensi buku: ISLAM PLURALIS, Wacana Kesetaraan Kaum Beriman
Penulis : Budhy Munawar-Rachman
Penerbit : Paramadina Jakarta
Cetakan I, Maret 2001
457 + xxiii halaman
Pluralitas merupakan suatu realitas yang benar-benar ada dan tidak mungkin dihindarkan. Dalam dunia pemikiran dan filsafat, pluralitas telah disikapi dengan munculnya berbagai macam wacana dengan semangat dekonstruksi, yang terangkai dalam gerakan pemikiran postmodernisme. Sebuah gerakan pemikiran yang membongkar hegemoni realitas tunggal, untuk menunjukkan keberagaman realitas, yang selama ini di bawah tafsir tunggal modernisme.
Sebaliknya, tidak demikian dalam wacana agama. Dalam wacana agama ada kecenderungan mengenyampingkan pluralitas. Hal itu berawal dari pemahaman pada doktrin agama yang memandang kepercayaan agama lain berada di luar dirinya. Sehingga kebenaran hanya berada dalam ruang lingkup agamanya sendiri dan menafikan adanya kebenaran lain, yang berserak dan beragam di sekelilingnya.
Fenomena tersebut adalah gejala purbawi dan wajar-wajar saja dalam konteks doktrin sebuah kepercayaan religi. Akan tetapi, ketika masing-masing pemeluk agama meradikalkan konsep itu dalam tataran persepsi yang lebih luas, yang dimanifestasikan dalam tindakan sosial. Maka, agama yang hadir untuk memberikan pencerahan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam kaitannya dengan sebuah tatanan sosial tidak akan pernah terwujud.
Sementara itu, harapan akan munculnya agama yang membebaskan, meminjam istilahnya Erich Fromm dalam Religion and Psychoanalysis yang juga dikutip dalam buku ini, hanya sebatas utopia yang kelewat jauh. Pasalnya, agama tidak lagi berpusat pada manusia dan segala potensi yang ada dalam dirinya, yaitu kekuatan akal dan perasaaan. Agama hanya dipahami sebagai tonggak kaku, yang terberi dari ‘Tuhan’, yang berisi aturan-aturan yang membelenggu. Yang lebih ekstrim, agama yang seharusnya menjadi ‘jalan’ untuk meraih kebenaran dan keselamatan, berubah menjadi ‘tujuan’. Dalam perspektif Islam ad-din (agama) yang seharusnya sebagai wasilah (jalan atau cara) menjelma goyah (tujuan). Goyah yang seharusnya adalah kebenaran, keselamatan dan Tuhan, melebur menjadi lembaga dan doktrin.
Kiranya yang perlu didekonstruksi adalah doktrin konservatif ajaran-ajaran agama (apapun) dalam kancah persaudaraan semesta, sehingga tidak hanya berhenti pada dogma atau pada ajaran yang disandarkan mentah-mentah pada kitab suci. Tidak juga pada penafsiran yang mengebiri penganut kepercayaan lain. Reinterpretasi pada konsep teologi secara historis perlu ditekankan, dengan mengacu pada konteks dan realitas kekinian, yang mengedepankan pola pikir humanis dan kesadaran ketuhanan. Sehingga di antara kaum beriman mempunyai kesetaraan dalam wacana spiritualitas.
Dalam pemikiran Islam kontemporer telah digagas tiga bentuk persaudaran, meliputi ukhuwah diniyah (persaudaraan agama), ukhuwah wathoniyah (persaudaraan tanah air) dan ukuwah basariyah (persaudaraan manusia). Konsepsi ini sangat urgen untuk menyikapi pluralitas, karena memandang sekaligus menyikapi keberagaman dari manusia dengan segala aspeknya. Dengan mengandaikan sebuah hubungan yang indah antar umat manusia dalam tiga wilayah yang berbeda.
Dibutuhkan pengertian yang luas mengenai teologi dan doktrin agama, untuk menunjukkan seberapa jauh posisi sebuah agama di antara agama-agama lain yang ada dan berkembang bersama. Disebutkan, sudah sewajarnya jika sebuah agama membenarkan agamanya sendiri. Artinya, tiap pemeluk agama menerapkan standart yang berbeda antara agamanya dengan agama lain. Sehingga melaui standart ganda inilah, muncul prasangka-prasangka sosiologis dan teologis, yang memperkeruh suasana hubungan antar umat beragama. Padahal prasangka-prasangka itu diwarisi dari tradisi yang diturunkan dari para pendahulu.
Mengenai klaim kebenaran sendiri, biasanya ditekankan secara fanatik oleh pemeluk agama dari kalangan fundamentalis, baik dari agama monoteis maupun politeis. Seperti dijelaskan oleh Rachman berikut ini: “Kaum fundamentalis mencanangkan dalam dogma keagamaan mereka, teror dan pembersihan agama dari pandangan-pandangan modernisme, liberalisme dan humanisme modern, melalui klaim kebenarannya sendiri yang berlebihan”. (hal. x )
Budhy Munawar-Rachman berupaya merumuskan sebuah titik singgung, dengan mempertemukan antar agama-agama dari aspeks spiritualitasnya. Dengan sebuah uraian bahwa spiritualitas sebagai pertemuan esoteris agama-agama. Spiritualis dideskripsikan dalam konsep dan penjelasan yang seluas-luasnya. Dengan menelusuri beberapa paham keagamaan dari agama-agama dan keyakinan besar dunia, baik itu dari jalan sufi, meditasi dan yoga, dan menarik tarik simpulnya pada upaya pembebasan tertinggi. Dengan kata lain bahwa dari setiap agama dan kepercayaan, masing-masing menuju pada jalan pembebasan yang sama secara spiritual dan dapat dipertemukan di sana.
****
Sebagai sebuah tulisan yang asalnya dalam bentuk esei lepas, dengan bermacam pembahasan dan ditulis dalam rentang waktu yang panjang. Pembahasan, gagasan dan pemikiran yang tersaji dalam buku ini terkesan berlompatan. Kendati demikian, buku ini menawarkan keasyikan tersendiri. Di samping itu, benang merahnya pun masih dapat dilacak, yaitu mengenai pluralitas dengan persepsi seluas-luasnya. Apalagi dalam setiap pembahasan menunjukkan keluasan wawasan dan orisinalitas penulisnya.
Pada Bab II tentang Islam dan wacana filsafat kontemporer. Pembahasannya tidak hanya pada wacana keislaman saja, tetapi juga perkembangan filsafat kontemporer. Dengan tema tentang filsafat mencari kearifan hidup (hal. 209), yang memaparkan tentang novel filsafat Dunia Sophie, karya John Gaardner. Di sisi lain juga menyoroti akar abadi filasat klasik Islam yang bersumber dari filsafat Yunani kuno. Sementara itu, dalam pembahasan Islam Transformatif dalam wacana Neo Modernisme, merujuk pada beberapa pemikir keislaman Indonesia kontemporer. Dengan mengetengahkan adanya pergeseran pemikiran tentang Islam sebagai sebuah ideologi keagamaan ke arah Islam sebagai pemikiran, untuk menjawab kebuntuan penafsiran agama yang sesuai dengan konteks zaman. Intinya, konsep Islam Transformatif lebih mengarah pada pemberdayaan umat (sosial) daripada untuk memperjuangkan syariat Islam sebagai hukum negara.
Memang dibutuhkan semacam kesadaran bahwa Islam harus diinterpretasikan kembali, agar Islam mampu mengaktualisasikan diri sebagai warga agama-agama di dunia. Pasalnya, stereotipe Islam yang sering digambarkan oleh beberapa Orientalis Barat telah menjadikan Islam sebagai agama pinggiran. Yang ingin dibangun oleh kalangan Neo Modernis adalah pembaharuan wacana teologis dan hukum, dengan jalan melakukan pembacaan ulang pada dasar-dasar Islam dalam Al Quran dan Hadits.
Hal yang sama juga dilakukan untuk menyikapi wacana-wacana kontemporer, seperti gender dan feminisme. Pasalnya, masalah ini termasuk masalah yang rawan dan peka dalam doktrin Islam konservatif, karena terdapat ayat-ayat Al Quran yang terkesan mengebiri peran perempuan dalam interaksi sosial. Dengan semangat liberal, Rachman menawarkan penafsiran Islam Liberal untuk memberikan penafsiran ulang pada masalah tersebut, dengan pendekatan humanisme universal dan mengacu pada konteks kekinian. Upaya yang ingin diwujudkan adalah kesetaraan gender dalam kerangka humanitas yang lebih luas. Memang, yang digagas Rachman adalah wacana kesetaraan kaum beriman dalam kerangka humanis dan bisa diterima semua pihak.
Kiranya Islam Pluralis bisa menjadi angin segar di kancah dialog inter dan antar agama di tanah air, sebab realitas sosial kita menuntut adanya pemikiran-pemikiran seperti itu. Seperti yang dikatakan oleh Djohan Effendi dalam kata pengantarnya: “Masih banyak, bahkan sebagian besar, umat kita kurang bersentuhan dengan ide-ide pluralisme. Karena itu perbedaan agama bagi mereka merupakan penghalang untuk menjalin kerja sama. Mereka lupa bahwa Tuhan menciptakan bumi ini bukan untuk satu golongan atau agama saja”. (hal. xxi )
Surabaya, April 2001
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Junianto
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abang Eddy Adriansyah
Abdi Purmono
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurahman Wahid
Abidah el Khalieqy
Abiyyu
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achiar M Permana
Ade Ridwan Yandwiputra
Adhika Prasetya
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Adreas Anggit W.
Adrian Ramdani
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Agus Utantoro
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajie Najmudin
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Saefudin
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alhafiz K
Ali Shari'ati
Alizar Tanjung
Alvi Puspita
Alwi Karmena
Amarzan Loebis
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amiruddin Al Rahab
Amirullah
Amril Taufiq Gobel
Amy Spangler
An. Ismanto
Andrea Hirata
Andy Riza Hidayat
Anes Prabu Sadjarwo
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anne Rufaidah
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
Ari Dwijayanthi
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Aris Darmawan
Aris Kurniawan
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asep Yayat
Askolan Lubis
Asrul Sani
Asvi Marwan Adam
Asvi Warman Adam
Audifax
Awalludin GD Mualif
Awaludin Marwan
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Bambang Bujono
Bambang Irawan
Bambang Kempling
Bambang Unjianto
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonnie Triyana
Bre Redana
Brunel University London
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hatees
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cepi Zaenal Arifin
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Cucuk Espe
D Pujiyono
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darwin
David Krisna Alka
Dedy Tri Riyadi
Deni Ahmad Fajar
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dicky
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Dodi Ambardi
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Khoirotun Nisa’
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Suprianto
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulwesi
Endi Haryono
Endri Y
Enung Sudrajat
Erwin
Erwin Dariyanto
Erwin Setia
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evieta Fadjar
F. Aziz Manna
Fadjriah Nurdiarsih
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Farida-Suliadi
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Feby Indirani
Felik K. Nesi
Fenny Aprilia
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Firdaus Muhammad
Firman Nugraha
Fuad Nawawi
Galang Ari P.
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Maryanto
Guntur Alam
Gus tf Sakai
Gusti Eka
H Marjohan
HA. Cholil Mudjirin
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hanik Uswatun Khasanah
Hans Pols
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hawe Setiawan
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Heru Kurniawan
Heru Nugroho
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Hudel
Humaidiy AS
Humam S Chudori
I.B. Putera Manuaba
Ibn Ghifarie
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idrus
Ignas Kleden
Ika Karlina Idris
Ilham khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tranggono
Indrian Koto
Intan Indah Prathiwie
Inung AS
Iskandar Noe
Iskandar P Nugraha
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut Fitra
J.J. Rizal
Jacques Derrida
Jafar Fakhrurozi
Jafar M Sidik
Jafar M. Sidik
Jaleswari Pramodhawardani
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jean-Marie Gustave Le Clezio
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ Rizal
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Jonathan Ziberg
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku
Juli
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kang Warsa
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasijanto Sastrodinomo
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Keith Foulcher
Khansa Arifah Adila
Khisna Pabichara
Khrisna Pabichara
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristine McKenna
Kritik Sastra
Kukuh Yudha Karnanta
Kurie Suditomo
Kurniawan Yunianto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L. Ridwan Muljosudarmo
Lan Fang
Langgeng W
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Leo Kelana
Leo Tolstoy
Lia Anggia Nasution
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Abdullah Badri
M Aditya
M Anta Kusuma
M Fadjroel Rachman
M. Arman AZ
M. Faizi
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Misbahuddin
M. Mushthafa
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Makyun Subuki
Maman S Mahayana
Marcus Suprihadi
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Mashuri
Matroni
Matroni El-Moezany
Mawar Kusuma
Max Lane
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Miziansyah J.
Moh. Samsul Arifin
Mohammad Eri Irawan
Muhammad Antakusuma
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhammd Ali Fakih AR
Muhidin M. Dahlan
Mukhlis Al-Anshor
Mulyo Sunyoto
Munawir Aziz
Murnierida Pram
Musa Asy’arie
Mustafa Ismail
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nandang Darana
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Nazar Nurdin
Nenden Lilis A
Nezar Patria
Nina Herlina Lubis
Ning Elia
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nobel
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novelet
Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Nunik Triana
Nur Faizah
Nur Wahida Idris
Nurcholish Madjid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurman Hartono
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Obrolan
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Olivia Kristinasinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Oyos Saroso H.N.
Pandu Jakasurya
Parak Seni
Parakitri T. Simbolon
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Pembebasan Sastra
Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta-Toer
Pringadi Abdi Surya
Pringadi AS
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Rahmat Hidayat
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ranang Aji S.P.
Ranggawarsita
Ratih Kumala
Ratna Sarumpaet
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Rengga AP
Resensi
Resistensi Kaum Pergerakan
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Risang Anom Pujayanto
Riswan Hidayat
Riyadi KS
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rojil Nugroho Bayu Aji
Rukardi
S Sopian
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sari Oktafiana
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra
Sastra Liar Masa Awal
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Selo Soemardjan
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Sevgi Soysal
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Slamet Hadi Purnomo
Sobih Adnan
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sotyati
Sri Wintala Achmad
St. Sunardi
Stefanus P. Elu
Stevy Widia
Sugi Lanus
Sugilanus G. Hartha
Suherman
Sukardi Rinakit
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Surat
Suripto SH
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susiyo Guntur
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi San
Syafruddin Hasani
Syahruddin El-Fikri
Syaiful Amin
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T Agus Khaidir
Tasyriq Hifzhillah
Tatang Pahat
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tia Setiadi
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tony Herdianto
Tosa Poetra
Tri Purna Jaya
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulfatin Ch
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Utami Widowati
UU Hamidy
Veronika Ninik
Vien Dimyati
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Utomo
Walid Syaikhun
Wan Anwar
Wandi Juhadi
Warih Wisatsana
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Wayan Supartha
Wendoko
Wicaksono Adi
William Bradley Horton
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Wong Wing King
Y. Wibowo
Yang Lian
Yanuar Yachya
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopie Setia Umbara
Yos Rizal Suriaji
Yoserizal Zein
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudhi Herwibowo
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Zacky Khairul Uman
Zakki Amali
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhou Fuyuan
Zul Afrita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar