23/02/18

Memberdayakan Sastrawan dan kehidupan Sastra Indonesia

Damiri Mahmud
Jurnal Nasional, 21 April 2013

ADA dua peristiwa penting dalam Sastra Indonesia Modern yang saya hadiri baru-baru ini dan ikut berperan di dalamnya. Pertama, Pertemuan Pengarang Indonesia (PPI) di Makasar akhir tahun 2012. Kedua, Maklumat Hari Sastra Indonesia (HSI) di Bukittinggi, 24 Maret 2013.

Pertemuan di Makasar itu terutama membicarakan kemungkinan terbentuknya satu organisasi pengarang Indonesia yang akan memungkinkan fungsi dan kedudukan para pengarang dalam sosok yang jelas. Selama ini sangat dirasakan posisi pengarang berada dalam keadaan yang sangat lemah sehingga keberadaannya antara ada dan tidak di kalangan masyarakat dan pemerintah. Padahal karya-karya mereka dibaca oleh masyarakat, dipelajari di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Tapi kehidupan pengarangnya selalu dilupakan, bahkan mereka cenderung diremehkan. Telah menjadi mitos bahwa pengarang atau sastrawan (baca: seniman) seorang yang pemalas, acak-acakan, punya ego tinggi, dan terutama tak punya penghasilan financial.

Di mata penerbit dan pemilik koran dan majalah, para pengarang hampir tak punya posisi tawar yang jelas. Para penerbit buku hanya mau menerbitkan buku-buku yang dianggap laku dan cocok dengan selera pasar sehingga akan menjadi best-seller. Padahal buku-buku yang seperti itu belum tentu bermanfaat dan mencerdaskan masyarakat bahkan mungkin hanya menjadi racun belaka. Pada sisi lain, buku-buku yang laku tersebut belum tentu memberikan imbalan yang sepantasnya kepada si pengarang oleh karena posisi yang tidak jelas antara pengarang dan penerbit.

Untuk itu para pengarang harus berada pada posisi yang setara dengan pemerintah sehingga kedua belah pihak dapat saling isi mengisi dalam mencapai tujuan dan misi yang diharapkan. Begitu juga terhadap penerbit buku dan pemilik koran dan majalah. Kalau posisi pengarang telah kuat tentu mereka dapat berbicara secara seimbang.

Timbul pertanyaan, sosok organisasi yang bagaimanakah yang akan kita wujudkan? Belajar dari sejarah, kita telah pernah memiliki organisasi seperti Lekra, LKN, Lesbumi, dan sebagainya di mana sebagian besar pengarang ikut masuk ke dalamnya. Organisasi ini bisa kuat oleh karena disokong secara ideal dan financial oleh partai politik pada waktu itu. Tetapi setelah partai politik yang menghidupinya bermasalah atau bahkan padam -- seperti Lekra yang berafiliasi ke partai Komunis Indonesia -- lenyap pulalah organisasi itu.

Dalam pertemuan di Makasar itu disepakati bahwa organisasi yang akan dibentuk itu adalah sebuah organisasi profesi yang lepas dari segala ikatan dengan pemerintah dan partai politik. Oleh karena singkatnya waktu pertemuan, disepakati dibentuknya Tim Perumus yang terdiri atas tujuh orang. Mereka diberi kepercayaan oleh Sidang untuk dapat mewujudkan sosok organisasi itu di samping terus berkomunikasi dengan para peserta dan penanda tangan dalam mengambil keputusan bersama.

Pada peristiwa yang kedua, oleh Taufiq Ismail dkk, timbul pertanyaan bahwa kita belum mempunyai suatu hari yang disebut Hari Sastra Indonesia. Hal ini penting karena kita memiliki tradisi sastra yang luhur dalam mencerdaskan dan memanusiakan masyarakat kita.

Sebutlah misalnya Hamzah Fansuri, Raja Ali Haji, Ronggowarsito, Abdoel Moeis, Marah Rusli, Sutan Takdir Alisjahbana, Hamka, Sanusi Pane, Armijn Pane, Amir Hamzah, Ali Hasjmi, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, Bokor Hutasuhut, Rendra, Taufiq Ismail dan lain-lain. Mereka telah menuliskan karya-karya ke dalam bentuk naskah dan buku yang ikut berjasa membina karakter masyarakat dan bangsa kita. Lagi pula, Hari Sastra dapat dijadikan sebagai momentum supaya masyarakat dan terutama generasi muda dapat menghargai dan membaca karya sastra terus berkesinambungan sampai ke masa yang akan datang.

Maka berkumpullah sekitar 50 orang Sastrawan Indonesia yang datang dari berbagai penjuru tanah air di Rumah Puisi Taufiq Ismail, Padang Panjang, Sumatera Barat. Para peserta telah bersepakat memilih hari kelahiran Abdoel Moeis pada tanggal 3 Juli 1883 di Bukittinggi sebagai Hari Sastra Indonesia itu. Karya Abdoel Moeis yaitu Salah Asuhan (1928) diakui sebagai karya yang monumental dalam kebangkitan Sastra Indonesia Modern.

Abdoel Moeis dengan pena sastranya telah dengan tajam mengantisipasi ke depan bahwa generasi muda Indonesia yang kebarat-baratan akan mengalami disharmonisasi dan disintegrasi sehingga mengalami kegagalan dalam kehidupan. Abdoel Moeis pun sebagai manusia yang hidup di tengah-tengah masyarakatnya telah menunjukkan keselarasan dengan karya-karya yang ditulisnya. Dia komitmen, jujur dan arif dalam memperjuangkan bangsanya yang ketika itu masih dalam penjajahan.

Dia aktif dalam pergerakan Indonesia Merdeka. Sebagai intelektual pula, Abdoel Moeis yang berpendidikan Sekolah Kedokteran itu, ikut mendirikan ITB di Bandung, yang kemudian menjadi Perguruan Tinggi yang berwibawa. Dia kemudian dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional yang ditetapkan oleh Presiden Soekarno tanggal 30 Agustus 1959.

Maklumat Hari Sastra Indonesia itu telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bukittinggi (dahulu gedung ini adalah Sekolah Radja atau Kweekschool), pada hari Ahad, 24 Maret 2013. Dimulai dengan upacara Nasional mengumandangkan Indonesia Raya membawa suasana yang mencekam dan diiringi dengan pembacaan Maklumat Hari Sastra Indonesia oleh penyair Upita Agustin (dia juga seorang Guru Besar dengan nama resmi: Prof. Dr. Raudha Thaib) sebagai berikut:

= Untuk menghargai karya sastra yang telah menyumbangkan makna kehidupan bagi keindonesiaan kita.
= Untuk menumbuhkan kecintaan terhadap karya sastra anak bangsa.
= Memupuk silaturahim dan kreativitas antarsastrawan.
=Melanjutkan cita-cita memberi makna luhur bagi keindonesiaan kita.

Bukittinggi, 24 Maret 2013

Hari Sastra Indonesia yang jatuh pada tanggal 3 Juli itu kemudian disahkan oleh Prof. Wiendu Nuryanti, PhD, selaku Wakil Menteri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dengan mengetuk palu, di hadapan lebih dari lima puluh Sastrawan Indonesia.

Hadir dalam upacara itu Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, beberapa walikota dan bupati se Sumbar, berbagai tokoh seperti Taufiq Abdullah, Hasan Basri Durin, Azwar Anas, dan lain-lain, sehingga Ketua DPD RI, Irman Gusman, yang hadir dan memberikan kata sambutan, berdecak kagum mengatakan bahwa ia belum pernah menghadiri suatu acara di Sumbar dengan kehadiran tokoh-tokoh masyarakat yang begitu lengkap seperti sekarang ini.

Bagi kehidupan Sastra Indonesia Modern yang masih sangat muda dan selalu redup ini, mungkin fenomena di atas menjadi lampu hijau yang menyala untuk kemudian akan melahirkan karya-karya besar.

Damiri Mahmud, sastrawan berdomisili di Medan
http://cabiklunik.blogspot.com/2013/04/memberdayakan-sastrawan-dan-kehidupan.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita