07/02/18

Buku, Tokoh, dan Penerbit

Sutejo *
Kompas,  28 Sep 2017

Di Hari Aksara Internasional yang jatuh pada 8 September kali ini ada hal menarik mengaitkannya dengan berita Kompas (6/9), yakni tentang optimisme industri perbukuan yang menjanjikan di masa depan. Sebuah penanda kehidupan literasi. Optimisme itu diungkapkan oleh Deputi Bidang Pemasaran Bekraf, Joshua Simandjuntak. Pertama, industri penerbitan termasuk 5 terbesar dari 16 subsektor industri kreatif sehingga perlu terus didorong kualitasnya. Kedua, penerbit buku perlu memastikan kontensnya bermutu, menarik, dan mampu memanfaatkan strategi pemasaran global. Jika pesan ini terealisasi, maka akan mendorong penguatan budaya literasi yang telah dicanangkan Kemendikbud sebelumnya.

Cermin Inspirasi

12 tahun lalu sebelum Gerakan Literasi Sekolah (GLS) diluncurkan oleh Kemendikbud, Gramedia telah mempelopori dengan menerbitkan Bukuku Kakiku (2004). Saya membelinya di Gramedia Surabaya tanggal 24/8/2004, sesuai tanggal dan tanda tangan yang ada di balik sampul buku, halaman pertama. Buku menarik yang dieditori oleh St. Sularto dkk, diprakatai Jakob Oetama, dan “dikatapengantari” Fuad Hasan itu begitu inspiratif.

Buku itu meresonansikan ingatan yang kuat pada dua hal. Pertama, fenomena booming buku Harry Potter jilid pertama, yang jika dibandingkan dengan kejadian di Taiwan, Thailand, dan Australia –sungguh berbeda. Ilustrasi ketimpangan budaya literasi itu ditulis oleh Jakob Oetama. Ia berkesimpulan begini, “Kita disadarkan, dibandingkan dengan rasio penduduknya, jumlah tiras buku yang terbit di negeri kita lebih rendah bukan saja dibandingkan Jepang atau negara-negara industri Barat, melainkan juga India, bahkan juga lebih rendah daripada sesama negara Asia Tenggara.” (2004:vii-viii).

Kedua, fisolofi buku sebagai kaki, yang dieksplorasikan oleh Sindhunata, kemudian dijadikan judul buku. Sungguh, tidaklah sederhana. Filosofi itu melingkar-lingkar di tataran filsafat, sastra, kesadaran, psikologi-sosial, peradaban, kebudayaan, sejarah, bahkan yang paling substil lingkaran spiritual-perenial yang transendal (2004:337-353). Sebuah tamasya spiritual yang indah dan menggugah.

Tetapi, kemudian jengah ketika menjejaki kaki literasi di negeri ini. Saya ikut empatif atas keprihatinan Taufiq Ismail tentang lemahnya budaya literasi di Indonesia, sebagaimana diberitakan dalam separo halaman Kompas dengan judul “Horison” dan Gerakan Sastra di Sekolah (15/9/2003, hal. 34). Sebuah realita ironis ketika itu, ketika Taufiq menghadap Mendikbud Wardiman Djojonegoro, justru dijawab untuk membuktikan pernyataan keprihatinannya dengan dasar angka-angka (data). Saat itulah, tantangan itu dibuktikan Taufiq dengan melakukan “research sederhana”, snapshot (potret sesaat) untuk menangkap gejala yang muncul ke permukaan.

Snapshot itu diarahkan pada persoalan seputar kewajiban membaca buku sastra, bimbingan menulis, dan pengajaran sastra di SMU tempat mereka belajar. Hasilnya? Tentu, mencemaskan. Untuk jenjang SMU di AS selama tiga tahun dituntut membaca 32 buku, di Jepang dan Swiss 15 buku, dan Singapura, Malasyia, Thailand, serta Brunei Darussalam rata-rata 5-7 buku. Di Indonesia, diperoleh angka 0 buku, setelah era Algemeene Middelbare School (AMS) Hindia Belanda. Saat itu, ditemukan angka 15-25 judul buku sastra. Sungguh ironis.

Potret demikian menjadi semacam cermin inspirasi untuk direfleksikan dengan berbagai lapis dan kualitas kegiatan untuk membudayakan literasi.

Fajar Literasi

Di era Mendikbud Anies Baswedan, ada fajar literasi yang menjanjikan, yakni program GLS yang pokok inspirasinya adalah (i) target pembelajaran berbasis literasi dengan kewajiban membaca buku nonteks pelajaran sejumlah 6 buku (SD), 12 buku (SMP), dan 18 buku (SMA/SMK), (ii) dibentuknya Tim Literasi Sekolah (TLS) yang bertanggungjawab atas operasionalisasi GLS, (iii) kewajiban 15 menit sebelum pelajaran untuk membaca buku nonpelajaran berikut kegiatan pengiringnya, dan (iv) integrasi GLS dengan penumbuhan budi pekerti (PBP).

Buku desain GLS sendiri baru Januari 2016 ditandatangai Dirjend Dikmenum, Hamid Muhammad. Dari desain GLS itu, dapat dimengerti posisi kemampuan literasi kita di peringkat ke-2 bawah (research PISA, 2012) dari 65 negara peserta dan peringkat ke-4 bawah (data PIRLS, 2011) dari 48 negara peserta di satu sisi dan di sisi lain bagaimana desain dan tahapan penting itu beroreantasi memajukan budaya literasi di Indonesia. Bahkan, kecerdasan literasi yang diimpikan tidak saja pada tataran literasi dini (early literacy), literasi dasar (basic literacy), literasi perpustakaan (library literacy) tetapi juga literasi media (media literacy), literasi teknologi (technology literacy), dan literasi visual (visual literacy).

Meski Mendikbud ganti, GLS tidak boleh henti. Jadikan GLS sebagai gerakan nasional yang perlu didukung oleh pemerintah pusat, provinsi, daerah, dinas, satuan pendidikan, orang tua, masyarakat, dan berbagai pihak yang memungkinkan. Sebuah tonggak perubahan besar dan mendasar untuk memajukan budaya literasi. Satu poin terpenting adalah kewajiban membaca selama 15 menit sebelum kegiatan belajar dimulai. Jika Jepang hanya memprogramkan 10 menit membaca di awal pelajaran bisa seperti sekarang ini, maka jika bangsa ini konsisten melakukannya maka harapannya tentu jauh lebih dahsyat hasilnya.

Belajar dari Jepang, yang telah melaksanakan pembiasaan 10 menit membaca sebelum pembelajaran sekitar 35 tahun lalu (era 80-an), maka tak mengherankan jika kini Jepang tercatat sebagai negara dengan tingkat akselerasi peradaban ilmu paling depan. Hebatnya, kebijakan itu mendapatkan dukungan penuh oleh orang tua dan masyarakat yang dikenal sangat fanatik. Meskipun mendapatkan banyak kritik dari ahli pendidikan karena terlalu behavioristik karena faktor reward dan punishment sebagai pengiringnya. Tak heran, bangsa Jepang dalam buku Spiritual Reading karya Raghib As-Sirjani, dituliskan sebagai negara dengan tingkat konsumsi buku paling tinggi di dunia dengan 40 buku perorang dalam setahun. Sementara, Eropa rata-rata 10 buku, Arab rata-rata 20 lembar, dan Indonesia belum diketahui (2007:78).

Kembali pada inspirasi Bukuku Kakiku, sebuah kado berarti dari Gramedia di hari buku nasional (2004) yang bertemakan “Dengan Buku Menuju Indonesia Baru”, maka ada hal inspiratif yang menarik untuk dikemukakan. Meski, ini terjadi 12 tahun yang lalu. Buku berisi 22 artikel inspiratif dari orang-orang inspiratif, saksi peradaban dan kebudayaan Indonesia, yang menuangkan pengalamannya bergulat mesra bersama buku. Mereka rata-rata, tergerak, terinspirasi, berubah, dan terakselerasi hidupnya lewat buku.

Nama-nama besar seperti Ajip Rosidi, Ariel Haryanto, Azyumardi Azra, Benjamin Mangkoedilaga, Budi Darma, Daud Joesoef, Franz Magnis-Suseno, Meilani Budianta, Mochtar Pabottinggi, Sudhamek AWS, Shindunata, Yohanes Surya, Taufik Abdullah, dan lainnya. Sebuah keteladan dalam berliterasi yang menarik untuk dicatat dalam sejarah kebudayaan negeri ini.

Sebuah harmonisasi keteladan penerbit buku dan tokoh literasi untuk dijadikan cermin inspirasi di satu sisi dan di sisi lain pentingnya memanfaatkan momentum “fajar literasi” yang telah diagendakan bangsa Indonesia.

Akhirnya

Untuk menghidupkan GLS tak boleh melupakan inspirasi pergulatan tokoh-tokoh itu dalam berliterasi di kancah nasional dan internasional. Bukankah kehidupan apapun dalam proses mendaki tangga kesuksesan akan lebih mudah jika berangkat dari sebuah model? Hidup sesungguhnya hanyalah peniruan berulang dari yang telah terjadi, kemudian dimodifikasi-kreasikan sesuai dengan tuntutan waktu.

Di sinilah, maka GLS justru penting untuk diakselerasikan dalam mendorong kemajuan bangsa. Dengan gerakan literasi yang immersive dipastikan akan mampu menyentuh bawah sadar generasi sehingga menyadarkan, menggerakkan, memaknakan perubahan bangsa di masa depan. Tinggal membutuhkan konsistensi dari Kemendikbud kini dalam merealisasikannya. Jangan sampai justru adagium “ganti menteri ganti pula kebijakannya” mengalami pembenaran empirik.

Kita tunggu saja action Mendikbud untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa besar berbasis budaya literasi. Kapal perang “Fregat GLS” dengan sejumlah peluru kendali untuk menaklukkan musuh-musuh peradaban bernama kebodohan. Sementara itu, peran para tokoh literasi dan pernerbit buku sebagai stakeholder penyokongnya wajib juga untuk dipikirkan.

*) Sutejo, doktor alumnus Unesa Surabaya. Pendiri “Sekolah Literasi Gratis” STKIP PGRI Ponorogo, Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita