17/06/13

Kisah al-Qur’an dan Seorang Ibu yang Bekerja

Shinta Maharani *
http://sastra-indonesia.com/

Saya seorang ibu dengan 3 anak, yang bekerja di salah satu instansi pemerintah. Mungkin ada yang menganggap saya termasuk berhasil, karena sembari bekerja, telah menyelesaikan pendidikan S-3 di salah satu universitas di Surabaya. Namun sungguh jika boleh memilih, lebih baik mengurus pekerjaan rumah tangga, mendidik putra-putri, tersebab bekerja di luar rumah bukan pilihan terbaik.

Semuanya berawal ketika putra saya duduk di Sekolah Dasar, protes ketika menyuruhnya mengaji Al-Qur’an. Loh kok protes? Padahal di sekolahnya hampir tiap hari mengaji? Protes yang disampaikannya, “Mama nggak ngaji kok menyuruh saya ngaji”, Allahu Akbar! Betapa kalimat tersebut menggugah mengoyak hati, dan sungguh membuat saya terpukul sebagai muslimah juga seorang ibu. Tapi diri akui ini semua kesalahan saya pribadi, begitu sedikitnya waktu untuk putra-putri serta suami, dan terbatasnya pengetahuan agama saya miliki. Waktu sebagian besar terhabiskan di kantor, dari pagi hingga sore, sore hari baru sampai rumah. Ketika di rumah, rasanya sudah lelah untuk memikirkan urusan keluarga pun diri sendiri; mentadabburi Al-Qur’an, mengikuti pengajian, membaca buku-buku keagamaan.

Memang setiap hari libur kami gunakan bersama keluarga, tapi sepertinya waktu yang ada sangat kurang, sehingga ketika hari senin tiba, seperti robot terprogram urusan kantor. Jujur, pernah berpikir untuk memutuskan berhenti kerja, karena hendak mengurus keluarga dan diri saja, namun selalu berbagai perasaan muncul. Meski sebenarnya suami saya merupakan seorang yang cukup dalam karir pun penghasilan. Bahkan terkadang saya anggap masih bisa membagi waktu demi keluarga, toh teman yang lain di kantor juga bisa. Adanya ungkapan “kualitas pertemuan dengan keluarga lebih penting daripada kuantitas” sering menjadi patokan. Sampai akhirnya semua berjalan cepat sebelum sempat tersadarkan, anak saya berubah sangat kritis!

Suatu ketika saya pergi ke Amerika sekitar 3 bulan, guna penelitian. Sekembalinya di Tanah Air, putra saya ngambek dikala menjemput, tidur-tiduran di area parkir stasiun Madiun. Peran ibu seyogyanya mencurahkan kasih sayangnya, membelai dengan jemari tangannya; atas nasihatnya sendiri, tingkah lakunya dijadikan “role model”, jadi sekolah bagi putra-putrinya. Sementara saya? Kadang menyapa hanya lewat telpon, dan akhirnya pengasuh anak saya yang sering memberi nasihat, mendidik daripada saya. Kadangkala cuma bisa marah, kalau diberi laporan dari pengasuh, bahwa anak-anak bertengkar. Hati ini teriris, ketika putri saya bilang, “Mama, saya ikut mama bekerja ya”, kala saya pamit berangkat kerja. “Surga di bawah telapak kaki ibu” akan tetapi, masihkah surga ada di bawah telapak kaki ibu seperti saya? Ibu yang tak menyusui anaknya 2 tahun penuh. Ibu yang larut pekerjaan kantor, sedang anaknya bercengkrama bersama pengasuh. Ibu yang sibuk dengan laptop, sedangkan anaknya tidur siang dengan pengasuh. Ibu yang asyik makan sendiri di kantor, dan anaknya di rumah disuapi pengasuh.

Memang suara hati tak membohongi. Saya renungkan itu, hanya dari cerita sinetron di TV dan saya pemeran utamanya. Saya tersadar ini realita, kenyataan yang terjadi. Sungguh saya tuliskan ini, semoga ada yang bisa ambil pelajaran darinya. Siapapun yang membacanya dapat menentukan prioritas hidup, dan tak salah memilih. Kini, saya dan suami sering memutar lantunan ayat-ayat Al-Qur’an di mobil, kemana pun pergi, juga ikut pengajian demi menentramkan hati menambah pengetahuan, tak lupa berusaha menghafal Al-Qur’an meski sedikit demi sedikit. Mencari referensi di internet tentang dilema ibu bekerja; saya yakin, semua sendi kehidupan telah diatur Islam. Islam sebagai agama sempurna, memberi petunjuk arahan apa-bagaimana sebaiknya; batasan pekerjaan yang harus dihindari, panduan penghasilan harta seorang ibu yang bekerja. Karena sesungguhnya, peran utama yang mesti dijalai seorang ibu ialah mengurus rumah tangga, mendidik anak, menjaga harta suami. Menyelesaikan pekerjaan rumah, saya rasa tak kalah berat dari pekerjaan suami memenuhi nafkah. Seorang ibu, tak berkewajiban turut mencari nafkah, ini telah dibebankan ke suami.

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf.” (Al Baqarah: 233)

Akan tetapi, ada hal perlu saya renungkan, ketika memutuskan bekerja membantu suami memenuhi nafkah. Saya patut meluruskan niat untuk benar-benar membantu penuhi nafkah keluarga, bukan ingin mengejar karir, kedudukan, popularitas atau demi kebutuhan lain yang bukan utama, atau pun hanya ingin terlihat mentereng di mata orang lain.

Sebagai ibu, saya perlu terus memperkaya diri atas ilmu yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadist, agar dapat memilah-memilih informasi benar lagi bermanfaat bagi diri serta keluarga. Tugas utama manusia ialah beribadah kepada Allah Subhanallahuwataala, ini berlaku untuk lelaki pun perempuan. Kini yang bisa saya lakukan, mendengar lantunan ayat-ayat Al-Qur’an diwaktu berhadapan laptop ketika berada di kantor, tak lupa berupaya menghafal beberapa surat pendek serta aktif dalam pengajian. Tak ada kata terlambat untuk sebuah usaha, bahkan saat ini mulai mengumpulkan berkas-berkas kedinasan guna berencana mutasi pada profesi lebih fleksibel jam kerjanya.

Sesungguhnya seorang muslim, siapapun dia, dalam posisi apapun kedudukannya di tengah masyarakat, berkewajiban melaksanakan aturan yang diperintahkan-Nya. Saya yakin perjuangan memerlukan pengorbanan besar. Maka tekad membaja pribadi, untuk senantiasa menyibukkan diri membentuk kepribadian yang mencintai Al-Qur’an. Semoga tercipta keluarga yang kecanduan, takut kehilangan Al-Kitab, sebagai langkah nyata mewujudkan cita-cita.

Saya berikhtiar sekuat daya mengamalkan ketentuan yang telah disyariatkan Allah SWT, dengan menjalankan kewajiban sebaik-baiknya, termasuk mendidik 3 anak. Menghilangkan berbagai motivasi dan tujuan yang hanya disandarkan pada materi, manfaat dan berbagai unsur lain selain keridhaan-Nya. Menempatkan ridha-Nya sebagai tiang tertinggi. Dengan hal tersebut, akan dapat diraih derajat mulia di sisi-Nya, Insyaallah.

Sungguh Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Semoga saya dapat memetik pelajaran ini. Saya pribadi telah berjanji untuk senantiasa menghiasi diri dengan Al-qur’an, Insyaallah bisa luangkan waktu untuk keluarga. Dan Allah senantiasa memberi jalan keluar atas setiap masalah yang dihadapi hamba-hamba-Nya.

*) Dr. Shinta Maharani, lahir di Surabaya, 25 Mei 1979, adalah Wali dari Ananda M. Singgih Arya Duta (siswa kelas 1-Abdul Aziz), Chantika Maha Dewi, dan M. Rizki Aditya. Alamat sekarang di Perum Garden Family Blok C5 Singosaren Ponorogo. Penulis adalah istri dari Dr. M. Miftahul Ulum.
Dijumput dari:  http://sastra-indonesia.com/2013/06/kisah-al-quran-dan-seorang-ibu-yang-bekerja/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita