24/05/12

Haji: Pengarang, Imajinasi, Fakta Sosial

Bandung Mawardi
Republika, 14 Desember 2oo8

Ibadah haji mengantarkan muslim membuka pintu seribu satu kisah sejak Nabi Adam sampai pandangan eskatologis. Haji memiliki konvensi sebagai ibadah manusia pada Tuhan. Haji kerap mengingatkan pada imajinasi-religiusitas. Ibadah haji membuka kesadaran muslim untuk ziarah imajinasi dengan melampaui batas ruang dan waktu.

Rentetan kisah kerap memberi pengalaman unik dan otentik tentang religuisitas sampai perilaku sosia-ekonomi-politik. Imajinasi menjadi kunci penting untuk masuk dalam kisah dan memungut hikmah melalui interpretasi. Haji identik dengan kisah Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Muhammad, atau kisah-kisah biografis lain. Imajinasi menemukan momentum pencerahan untuk menjadi tanda seru pada iman dan praksis hidup.
* * *

Pengalaman haji dituliskan Ajip Rosidi dalam seri puisi religius. Menuliskan haji memang memiliki dalil reflektif dan nostalgia atas biografi diri. Ajip Rosidi dengan liris menulis fragmen-fragmen mengesankan selama menunaikan ibadah haji. Puisi “Aku Datang, Ya Tuhanku, Aku Datang” merupakan tanda iman Ajip Rosidi untuk sadar atas panggilan Tuhan. Ajip dengan kalem mengungkapkan: Aku datang sekarang / bersimpuh di hadiratMu / menjerit menembus langit / menyelam dalam diri / yang berendam dalam kasihMu / bersarang dalam rahmatMu / yang sia-sia kuhitung / sia-sia kubagi. Kesadaran religius Ajip Rosidi masuk dalam rindu memuncak dan melahirkan imajinasi-imajinasi menggetarkan.

Ibadah haji memang kerap memberi imajinasi dan kisah menakjubkan. Kausalitas peristiwa dan pengalaman cenderung implisit. Tanda-tanda Tuhan selalu mengingatkan manusia untuk sadar atas berkah dan balasan sekian perbuatan selama hidup di dunia. Manusia pun dengan tunduk datang menghadap Tuhan dengan doa-doa dan laku-laku ibadah.

Laku representatif dari lakon manusia menghadapi godaan setan dan fitrah untuk mengimani Tuhan tampak dalam peristiwa melempar jumrah di Mina. Ajip Rosidi mencatatkan itu dalam puisi “Mina”: Tiga buah lubang / jadi sasaran lontaran / Berjuta orang mengepungnya / tapi setan lepas juga / masuk dalam diri lelaki / yang memaki-maki terinjak kaki // Tiga buah lubang / tak habis-habisnya diserbu / Tapi orang-orang yang penuh nafsu / setan pun bersembunyi di situ / Tak mungkin ia dilontar / Tak mungkin ia dilempar.

Danarto mengisahkan ibadah haji dalam catatan harian memukau dan menggelikan. Pengarang cerpen-cerpen sufistik ini dengan lincah dan lihai menuliskan seribu satu kisah dalam haji. Buku Orang Jawa Naik Haji (1984) menjadi dokumen penting dari seorang pengarang dalam kesibukan imajinasi-religius.

Haji seorang pengarang memang menjadi ibadah tak biasa karena pelbagai ulah dan imajinasi. Inilah pengalaman Haji Danarto: “Ibadah haji sesungguhnya saat manusia bergabung kembali dengan esensinya. Apakah hamba telah jadi idiot dengan pura-pura tidak tahu ketika engkau menempa cincin pertalian Kita: Allah, Allah, Allah, Maha Suci Engkau, ya Allah. Yang telah mencipatkan haji. Ada bumbu pasir, gunung batu, tanaman kering, dan udara panas yang berseru: di sini sudah dibangun tempat menyatu.”

Ajip Rosidi dan Danarto memiliki cara dan bentuk berbeda untuk mengisahkan haji dengan dalil pengalaman dan imajinasi. Ibadah haji kentara dengan pintu-pintu imajinasi untuk mengantarkan manusia pada masa lalu dan masa depan (eskatologis). Imajinasi atas dunia menemukan titik sambungan untuk imajinasi langit dan akherat.
* * *

Kesusastraan Indonesia modern tidak memiliki data melimpah mengenai sastra mazhab haji. Pengarang-pengarang mungkin kurang memiliki ketertarikan untuk mengisahkan haji dengan alasan entah apa. Hamka menunjukkan diri sebagai pengarang dengan sensibiltas religius. Sekian teks Hamka menunjukkan ada ikhtiar mengisahkan haji meski dalam kadar kecil. Haji sekadar menjadi perisitiwa instrumental untuk menguatkan cerita dan karakter tokoh.

Haji itu imajinatif. Pengertian ini mungkin jarang terpahami oleh pengarang. Laku-laku ibadah selama haji tak luput dari olah imajinasi. Pelbagai peristiwa dan doa merepresentasikan pintu-pintu masuk dalam imajinasi religius. Masjid, bukit, padang pasir, Kabah, atau sumur Zamzam adalah tanda-tanda dari perjalanan historis-eskatologis secara imajinatif dan empiris.

Haji sebagai tema besar hadir dalam novel Ular Keempat (2005) karangan Gus TF Sakai. Novel ini mengacu pada kisah haji Indonesia pada tahun 1970-an. Pengarang merekonstruksi kisah perjalanan kelompok haji ilegal, kisah-kisah religius selama haji, kisah kultural-politik di Indonesia. Novel ini menjadi juru bicara penting untuk kehadiran sastra mazhab haji karena pengarang memberi kadar besar megisahkan haji dalam proses awal sampai implikasi ibadah haji. Novel ini bukan uraian teknis atau deskriptif mengenai ibadah haji tapi refleksi imajinatif atas ibadah haji dalam relasi agama, ekonomi, politik, dan kultural.

Laku haji dalam manifestasi imajinasi Gus TF Sakai: “Dan kini, pagi ini, kami kembali mengulangi laku Ibrahim: melempari Jumratul Aqabah, dengan batu-batu kecil yang kami pungut tadi malam. Lihatlah manusia ini, jemaah ini, mereka merengsek ke Jumratul Aqabah seperti pemandangan kemarin, seperti semut-semut putih yang merayap naik ke Jabal Rahmah. Ribuan.”

Peristiwa-peristiwa indah dan menakjubkan terjadi ketika berada di Mekah dan Madinah. Pengalaman religius itu mesti dilakoni dengan sekian perkara dengan taruhan politik-diplomatik ketika rombongan haji mulai berangkat dari Indonesia. Rombongan haji pada tahun 1970-an tanpa dokumen resmi pemerintah nekat menempuh perjalanan dengan niat ingin bisa menunaikan ibadah haji. Pemerintah Indonesia kelimpungan mengurusi rombongan itu ketika transit di Singapura dan Malaysia sampai ke Arab Saudi. Pemerintah ingin tegas menerapkan peraturan tapi tak sanggup memberi perlakuan secara akomodatif.

Novel Ular Keempat memang menunjukkan intensitas pengarang untuk mengisahkan haji dari perkara religius, birokrasi, dan peristiwa-peristiwa surealis. Pengarang dengan sadar mengajukan pertanyaan sebagai pijakan penulisan novel: “Betulkah orang-orang di kampungku beribadah bukan karena Allah, melainkan ibadah itu telah diwariskan turun-temurun? Dan betul pulakah apa yang dikatakannya bahwa aku pergi haji ke Mekah tak lebih hanya karena kebanggaan?”
* * *

Haji itu perkara sosial? Pertanyaan kerap muncul dengan acuan kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia. Ibadah haji dengan dana besar kerap menimbulkan polemik mengenai implikasi kemaslahatan. Ibadah haji lebih dari sekali cenderung menjadi sasaran kritik ketika tak menyadari bahwa realitas sosial-ekonomi di sekitar berada dalam kemiskinan. Prioritas untuk haji dan sedekah-infak sosial kerap menjadi polemik dengan argumentasi pamrih individu dan toleransi sosial. Begitu.

Dijumput dari: http://kabutinstitut.blogspot.com/2009/01/haji-pengarang-imajinasi-fakta-sosial.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita