24/12/11

Telepon dan Sastra: Ekstase dan Pembenaran Diri

Bandung Mawardi*
Kompas, 10 Mei 2008

TELEPON adalah sebuah kata yang lahir pada tahun 1796. Sebagai wujud dari teknologi komunikasi, telepon menemukan bentuk dan fungsi nyata saat Alexander Graham Bell (1874-1922) menemukan dan mematenkan perangkat tersebut. Telepon pun kemudian berkembang sebagai dasar dari revolusi besar komunikasi, bahkan tata hidup manusia secara umum.

Tak dapat dielak, telepon telah menjadi ikon modernitas yang juga menandai pergeseran nilai, bahkan struktur sosio-kultural. Umberto Eco antara lain menyatakan, sistem komunikasi modern telah melahirkan kesadaran akan lahirnya zaman komunikasi (age of communication), di mana telepon menjadi salah satu penanda utamanya. Jurgen Habermas mengakui pula peran telepon dalam kehidupan modern, sebagai medium komunikasi yang tak sekadar memenuhi keinginan menyampaikan atau menerima informasi, tetapi juga secara substansial menjadikan keinginan itu bisa diketahui.

Teknologi telepon mulai hadir di Batavia (Hindia Belanda) pada akhir abad XIX, untuk kepentingan kolonial dalam menjalankan komunikasi ekonomi-politik. Telepon sebagai teknologi komunikasi modern ikut menentukan konstruksi kehidupan modern di Hindia Belanda. Telepon hadir dan melahirkan kisah-kisah yang merepresentasikan kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Telepon adalah pengertian besar yang memberi kontribusi dalam mengonstruksi biografi Hindia Belanda sampai menjadi Indonesia.

Telepon dalam sastra

Kisah-kisah telepon itu hadir dalam berbagai teks sastra Indonesia modern. Sori Siregar, antara lain, mengapresiasinya dalam novel Telepon (1982). Tokoh Daud dalam novel itu menjadi representasi manusia yang merasakan bosan atau jenuh menjalani rutinitas kerja dan pola hidup modern di kota. Pelarian dari bosan itu adalah telepon. Telepon adalah hasrat dan pembebasan diri dari beban. Tokoh Daud memakai telepon untuk memberikan ancaman dan teror untuk orang lain sebagai manifestasi resistensi dan depresi.

Telepon pun menjadi horor. Situasi yang pada akhirnya dirasakan pula oleh Daud saat menerima balasan telepon dari orang lain. Dalam novelnya, Sori Siregar telah membuat telepon sebagai manifestasi manusia untuk hasrat, horor, kesepian, gelisah, dan depresi.

Seno Gumira Ajidarma menuliskan kisah telepon dalam cerpen Seorang Wanita yang Menunggu Telepon Berdering (1985). Telepon dalam cerpen itu adalah perkara ketergesaan dan keisengan. Dering telepon menjadi tanda seorang wanita tergesa memegang telepon dan melakukan komunikasi dengan harapan-harapan dari penantian. Seorang wanita menanti ada seorang (”suami”) yang mungkin menelepon. Penantian dering telepon pun bisa melahirkan ketololan diri.

Penantian dering itu melahirkan nostalgia yang tragis. ”Dulu kamu meneleponku tepat tengah malam, ketika aku sedang sendirian di rumah dan tidak bisa tidur. Mengapa kamu begitu iseng? Begitu berani. Apakah kamu seperti aku yang suka memutar nomor-nomor dengan harapan bertemu kekasih di jalur kosong, sunyi, dan bisu?” tulis Seno.

Nostalgia pun berhenti dalam penantian yang menyiksa. Bunyi membunuh sunyi. Seorang wanita merasa seakan telepon itu memiliki nyawa. Bunyi dering telepon adalah sihir. Telepon membuat seorang wanita itu harus memilih untuk bahagia atau kecewa.

Dalam puisi

Afrizal Malna mengisahkan telepon dalam puisi Jam Kerja Telepon (1986). Puisi itu menggambarkan sistem komunikasi modern dengan melakukan pemampatan ruang dan waktu. Telepon dianggap memberi kemudahan dan efisiensi dalam komunikasi. Telepon menjadi alat komunikasi modern yang mengatasi jarak dan waktu. Pemahaman dan pemakaian telepon dalam perkembangannya mengalami pergeseran fungsi dan makna: alat komunikasi, pemenuhan hasrat, dan identitas.

Tokoh Merlin dalam puisi itu mengucapkan: Saya menyaksikan orang-orang lahir dari telepon. Kelahiran identitas orang-orang modern dipengaruhi oleh tindakan komunikasi dengan telepon. Hal itu terjadi dalam suatu sistem dan proses yang mengaburkan pemahaman realitas subyek, pesan, ruang, dan waktu. Komunikasi dengan telepon dipresentasikan oleh suara yang melibatkan proses identifikasi (pembayangan-penghadiran) subyek dengan keterbatasan-keterbatasan.

Tokoh Merlin merasa bahwa ada kekuatan negatif atau destruktif yang ditemukan dalam telepon sebagai alat komunikasi modern: Saya mencium bau busuk dari telepon. Telepon dalam puisi Afrizal Malna adalah kerancuan identitas, hasrat, dan realitas, dalam tindakan komunikasi yang mereduksi substansi subyek, bahasa, dan pesan. Telepon adalah risiko.

Sementara penyair Sapardi Djoko Darmono menuliskan kisah telepon dalam puisi Tiga Percakapan Telepon. Dalam puisi ini, telepon menjadi perkara yang menyedihkan karena tidak ada komunikasi yang berproses, yang bersambung. Komunikasi dengan telepon seakan pertemuan monolog-monolog. Tindakan komunikasi dengan telepon kerap terganggu karena bahasa, posisi, kondisi telepon, operator, dan lain-lain. Sapardi Djoko Darmono dalam puisi itu membuat kalimat-kalimat yang kritis mengenai telepon dan tindakan komunikasi: ”Suaramu tak begitu jelas”, ”tapi, untuk apa aku nelpon?”, ”Halo! Halo! Jangan!”

Sedangkan Joko Pinurbo melihat telepon dengan cara lain lagi dalam puisinya, Telepon Genggam. Telepon genggam dalam tafsir Joko Pinurbo adalah ”surga kecil yang tak ingin ditinggalkan”. Telepon genggam melahirkan kisah-kisah senang, hiburan, ekstase, tragedi, mimpi, obsesi, hedonis, birahi, dan lain-lain. Telepon (genggam) tidak sekadar sarana komunikasi.

Dalam puisinya yang lain lagi, Selamat Tidur, Joko mengisahkan telepon genggam yang capek karena ulah manusia: ”Telepon genggam mau tidur. Capek. Seharian bermain/monolog. Banyak peran. Konyol. Nggak nyambung. Telepon genggam terlalu dipaksa bekerja keras dengan pelbagai dalih dan pamrih”.

Bisakah ungkapan Martin Heidegger bahwa komunikasi adalah manifestasi manusia menemukan pembenaran dan pembuktian pada hari ini terkait dengan telepon (genggam) dan hasrat komunikasi? Jean Baudrillard memperingatkan: ”Kita tidak lagi berperan dalam drama keterasingan, tetapi dalam ekstase komunikasi”. Begitukah?

* Bandung Mawardi, Pengurus Pustaka KABUT INSTITUT dan Redaktur Buletin Sastra Pawon (Solo)
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2008/05/telepon-dan-sastra-ekstase-dan.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita