18/08/11

Model Pendidikan yang Membebaskan

Intan Indah Prathiwie
Suara Karya, 6 Juli 2011

KITA semua tentu mafhum bahwa pendidikan memiliki fungsi dasar untuk membebaskan manusia dari (freedom from) kondisi ‘kegelapan’, seperti kebodohan, kemiskinan, kejahilan dan lain sebagainya. Sekaligus, pendidikan adalah instrumen untuk membebaskan manusia supaya mampu (freedom to) mewujudkan potensinya. Oleh karena itu, pendidikan memainkan peranan strategis untuk membawa manusia kepada kehidupan yang bermartabat dan berkualitas.

Sayangnya, gambaran dunia pendidikan kita secara umum masih jauh dari ideal. Banyak sekolah di Indonesia umumnya hanya berfokus pada target kuantitatif yang bisa diukur (quantitatively measured), seperti harus lulus mata pelajaran dengan nilai tertentu, memiliki sekian trofi juara, dan lain sebagainya.

Padahal, model pendidikan seperti itu sudah dicemooh oleh pakar pendidikan sekaligus mantan pengacara Paulo Freire dalam Pendidikan Kaum Tertindas (1994) sebagai banking education alias pendidikan ala bank. Itulah pendidikan yang hanya ‘menabungkan’ saldo ilmu pengetahuan ke dalam kepala anak didik, yang nantinya diharapkan bisa ‘mendebet’ saldo pengetahuannya itu tatkala diperlukan. Dalam pendidikan ala bank ini, anak didik hanya dijejali ilmu secara satu arah dengan tujuan mendapatkan nilai-nilai kuantitatif yang dituju. Jelas metoda pendidikan semacam ini tak bisa dikatakan membebaskan.

Maka dari itu, kita harus mulai mencari model alternatif paradigma pendidikan di atas yang memiliki fungsi pembebasan. Salah satu contohnya adalah INS (Indonesisch Nederlandsche School) Kayutanam yang terletak di Sumatra Barat. Sekolah ini didirikan oleh Engku Mohammad Sjafei pada 31 Oktober 1926. Dasar dari sekolah itu adalah satu cetusan pertanyaan yang selalu terngiang-ngiang dalam kepala Sjafei, ‘bagaimanakah corak pendidikan dan pelajaran yang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia untuk mencerdaskan otaknya?’

Dengan kata lain, Sjafei ingin mencari model pendidikan yang berpijak pada kebudayaan bangsa namun juga tak terkucil dari pergaulan dunia luar. Lahirlah kemudian INS Kayutanam yang berbasiskan pada asumsi filosofis bahwa hakikat alam adalah senantiasa aktif alias bekerja. (Otobiografi AA Navis, 1995)

Maksudnya, anak didik harus dikondisikan supaya selalu aktif. Aktif di sini adalah aktif otak dan otot. Aktif otak terwujud dalam pikiran bebas yang tidak patuh buta terhadap otoritas serta tidak mengedepankan otot. Sementara aktif otot tercurah dalam keterampilan praktis yang siap guna untuk mencari penghidupan serta memecahkan masalah sehari-hari.

Singkat kata, konsep ini begitu selaras karena memadukan antara ilmu dan praktik, antara ide dan aksi, antara cerdas otak dan cerdas otot. Berbekal filosofi ini, kegiatan olahraga dan berbagai praktik kerajinan, pertukangan atau kesenian yang diajarkan di INS Kayutanam bukanlah tujuan pada dirinya sendiri. Semuanya itu sekadar alat untuk mengembangkan akal (intelektual), emosi, kemauan dan daya kreatif.

Selanjutnya, anak didik diarahkan untuk berdikari dan menjadi pengusaha untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia yang masih banyak menderita. Makanya, Sjafei membolehkan murid-muridnya mengambil kelas keterampilan sesuai minat dan bakat masing-masing murid, entah itu pertukangan, seni memahat, teater, seni musik, dan lain-lain. Anak didik pun merasa senang karena minatnya demikian dihargai dan diberikan kebebasan untuk menentukan nasib mereka sendiri di sekolah.

Saking luasnya kebebasan yang diberikan, para guru INS Kayutanam sampai-sampai tidak memaksakan teori atau minat tertentu, Mereka hanya memberikan bimbingan dan arahan teknis serta berperan layaknya seorang teman atau bahkan kakak. Hasilnya, murid-murid INS Kayutanam tumbuh menjadi pribadi yang pintar, terampil, mandiri dan berdikari secara ekonomi, percaya diri, prigel bekerja, dan memiliki wawasan kebangsaan yang luas. Pendeknya, mereka menjadi pribadi yang merdeka. Para alumni sekolah ini pun bukan main-main. Ada sastrawan AA Navis, mantan menteri Orde Baru Bustanil Arifin, pemikir militer Hasnan Habib, pelukis Zaini dan Mara Karma, dan lain sebagainya

Melirik model INS Kayutanam, kita dapat memeras empat prinsip pendidikan membebaskan sebagai berikut. Pertama, prinsip dialog rasional. Pendidik seyogianya mendidik murid dengan metoda dialogis berdasarkan rasio atau nalar ketimbang menjejali kepala murid dengan pengetahuan satu-arah, metoda yang dicemooh Freire sebagai pendidikan ala bank (banking education).

Kedua, prinsip learning by doing (belajar lewat praktik). Pendidik seyogianya ‘menceburkan’ murid untuk langsung melakukan aktivitas pengetahuan, lengkap dengan kemungkinan kesalahan, secara berulang-ulang sampai mereka memiliki pengalaman konkret dan belajar bagaimana melakukan kegiatan yang mereka minati secara sempurna. Sekaligus, menumbuhkan daya lenting dan sikap profesional dalam bekerja.

Ketiga, prinsip memperhatikan kebutuhan khusus murid. Mengingat setiap individu itu berbeda dan unik, pendidik harus memperhatikan masing-masing kebutuhan dan potensi siswa. Jadi, metoda pelajaran sang guru haruslah inklusif alias merangkul semua murid dengan segala keunikan dan kebutuhan khususnya masing-masing. Tidak ada metoda yang seragam. Itulah sebabnya para pendidik INS Kayutanam membebaskan murid mengambil mata pelajaran yang mereka sukai.

Keempat, prinsip pendidik sebagai teman supaya belajar itu menyenangkan (learning is fun). Belajar di INS Kayutanam begitu menyenangkan laiknya permainan sampai-sampai setiap murid tanpa disadarinya dapat dengan cepat menyerap pelajaran.

Berdasarkan keempat prinsip dasar warisan INS Kayutanam di atas, semoga dunia pendidikan kita terdorong untuk menjalankan model pendidikan yang membebaskan. Itulah model pendidikan yang memungkinkan anak didik berkembang menjadi generasi masa depan yang beradab, kreatif, aktif, mandiri, unggul, profesional, dan matang secara mental maupun fisik.

Intan Indah Prathiwie, Mahasiswi Pascasarjana UNJ alumnus Psikologi UI.

Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/07/model-pendidikan-yang-membebaskan.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita