24/05/11

Pendekar Sakti dari Lamongan

Peresensi: Akbar Ananda Speedgo
Judul:Pendekar Sendang Drajat “Memburu Negarakertagama”
Penulis: Viddy AD Daery
Terbit: Februari 2011
Penerbit: Metamind- Tiga Serangkai Group –Solo
ISBN:978-979-30 Ukuran: 20 cm Cover:soft cover
Halaman: 146 halaman + XXX Kategori:fiksi sejarah
http://oase.kompas.com/

Lamongan, siapa kini yang tidak mengenal kota atau daerah itu? Semenjak Bupati Masfuk menyulap daerah miskin dan minus serta langganan banjir itu menjadi kota indah gemerlapan dan bebas banjir (sampai terancam banjir lagi, namun justru karena kelemahan kabupaten-kabupaten tetangganya yang gagal mengendalikan banjir lalu meluberi Lamongan), kini Lamongan dan Bupati Masfuk menjadi bahan pembicaraan semua kalangan di seluruh Indonesia.

Apalagi setelah para pedagang soto Lamongan, pecel lele dan sea-food muncul di tenda-tenda kaki-lima seluruh jengkal tanah Indonesia, Lamongan menjadi cap dagang yang paten,bahkan pengusaha Cina non-Lamonganpun banyak yang mendirikan restoran besar dengan merek Soto Lamongan,termasuk yang terbakar ludes di Jakarta Barat baru-baru ini.

Nah,apakah Lamongan zaman “prasejarah” juga top dan seterkenal Lamongan masa kini? “Prasejarah—dalam tanda petik” di sini bukan berarti Lamongan zaman sebelum Masehi,namun Lamongan sebelum dicatat sejarah Indonesia yang notabene baru dibicarakan mulai di era Bupati Masfuk.Karena Lamongan sejak Bupati pertama sampai sebelum Masfuk, dianggap Lamongan yang tak perlu digubris,bahkan sempat menjadi daerah yang selalu dijadikan olok-olok oleh para pelawak ludruk di pentas tobong maupun di layar TVRI di tahun 80-an,sebagai daerah minus dimana “yen ketigo ora iso cewok, yen udan ora iso ndhodhok” yang maknanya ialah jika kemarau tidak bisa membersihkan najis, jika hujan tidak bisa duduk manis”..

ERA PENDEKAR

Nah, era Lamongan zaman pendekar silat dan zaman wali atau sunan (abad 16) inilah yang dijadikan setting elaborasi novel “Pendekar Sendang Drajat” (PSD) karya Viddy AD Daery—sastrawan Indonesia yang justru terkenal di Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand selatan daripada di negaranya sendiri.

Lamongan sendiri waktu itu,sebagai kota malah belum ada,dalam novel PSD seri pertama yaitu “Pesisir Utara Majapahit di abad 16 M” dikisahkan secara selintas bahwa beberapa kyai dari Laren,Karang Cangkring, Latukan, Duri, Ngambeg, Drajat dan sebagainya berkumpul di pesantren Badu Wanar Pucuk, untuk membahas pembentukan kota katumenggungan/ kadipaten Lamongan dari desa kecil Keranggan Lamong. Dan yang dicalonkan sebagai Tumenggung / Adipati adalah Raden Hadi atau Sunan Hadi yang masih kerabat Sunan Giri, sebagai panutan kekuasaan politik-keagamaan di Jawa Timur pada saat itu.

Nah,ketika Lamongan justru baru direncanakan pembangunannya, desa-desa yang kini dilupakan sejarah seperti Laren, Pringgoboyo, Karang Cangkring, Sendang Duwur, Drajat, Trenggulun, Centhini, Brumbun dan sebagainya dalam novel PSD diceritakan sudah menjadi kota ramai (untuk ukuran zaman dulu) karena mereka rata-rata berlokasi di tepi bengawan Solo atau laut Jawa (pantura ), dan karena itu menjadi desa/kota perdagangan yang banyak berinteraksi dengan para saudagar-pelayar dari pulau lain bahkan dari Negara lain seperti Yaman / Hadramaut, Persia, Gujarat, Malaka dan Cina.

Bahkan diceritakan beberapa oknum bangsa Eropa juga sudah mulai datang berlabuh dan tujuan mereka tidak hanya berdagang tapi juga memata-matai kekuatan politik kerajaan-kerajaan keci/pesantren di pantai utara Jawa, dan karena itu mereka lalu diperangi para pendekar silat garis keras yang dipimpin Pendekar Syamrozi dari Pesantren Trenggulun. Mungkinkah mereka adalah leluhur Amrozi?

Boleh jadi,novel PSD bermain dengan symbol-simbol,karena sebagai karya sastra,juga sangat mungkin bermuatan dakwah dan pencerahan seperti zaman “roman bertendens” di ranah kesusastraan Indonesia masa lalu.

Jasa besar novel PSD adalah menyingkap sejarah masa lalu Lamongan yang minim data dan amat jarang dibicarakan oleh sejarawan Indonesia,padahal kalau merujuk beberapa situs dan folklore Lamongan,ada banyak hal yang bisa disumbangkan ke khasanah sejarah nasional Indonesia,antara lain bahwa desa Modo adalah tempat kelahiran Mahapatih Gajah Mada. Juga Bre Parameswara atau Raja Pamotan (Lamongan zaman Majapahit) adalah raja yang lari ke Palembang lalu ke Singapura lalu mendirikan Kerajaan Malaka. Jadi bisa dikatakan bahwa Malaysia itu milik wong Lamongan.Yaitu Gajah Mada (penguasa Nusantara) dan Bre Pamotan (pembangun kerajaan Malaka).

Sedang PSD jilid atau seri 2 yang berjudul “Memburu Kitab Negarakertagama”, mengisahkan bahwa Pendekar Sendang Drajat kedatangan serombongan tamu dari Kerajaan Johor-Malaka yang sedang melarikan diri dari kisruh perang di negaranya.

Mereka berlayar ke Tanah Jawa untuk mempelajari “Kitab Desawarnana aliasNegarakertagama”. Dalam perjalanan mengantar para pendekar Melayu mencari Kitab Negarakertagama itulah, sepanjang perjalanan banyak ditemui rahasia-rahasia sejarah lokal Lamongan yang banyak diungkap oleh Viddy AD Daery yang kaya pengetahuan mengenai kisah-kisah lokal yang tentunya sangat jarang diketahui oleh peminat sejarah nasional yang menafikan folklor.

Padahal bagi sejarawan aliran Annales kelas dunia, kini sudah menyatakan bahwa peran folklore lokal tidak bisa diremehkan sebagai sumber sejarah yang valid.

Kinilah saatnya, di zaman reformasi ini, pikiran para ilmuwan sejarah juga harus direformasi. Folklor-folklor lokal sudah waktunya layak menjadi sumber sejarah yang terpercaya, tentunya setelah melalui uji penyaringan unusr-unsur mitos dan mistik-gaibnya dibersihkan terlebih dahulu. Toh unsur mitos dan gaib itu sebenarnya juga adalah kenyataan yang memang ada di Nusantara juga.

*) Sarjana Teknik Sipil ITS-penyuka novel sejarah, 6 Mei 2011

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita