14/04/10

SIHIR TERAKHIR; Antara Perjuangan, Perubahan, dan Kematian

Imamuddin SA
http://www.sastra-indonesia.com/

Orang kerap menganggap dalam realitas kehidupan ini selalu terjadi pemarjinalan terhadap kaum perempuan. Itu akar pondasinya bertumpu pada suatu kisah sejarah akan keberadaan manusia yang disimbolkan dengan keberadaan Adam dan Hawa. Berdasarkan kisah tersebut, kebanyakan orang berasumsi akan keberadaan wanita yang selalu berada dibawah bayang-bayang laki-laki. Ia sebagai kaum lemah yang berfungsi sebagai pelengkap hidup bagi kaum laki-laki.

Dikaitkan dengan tindak pemarjinalan, ada beberapa persepsi tentang kedudukan wanita yang menempatkan dirinya sebagai sosok yang selalu berada di bawah bayang-bayang kaum lelaki. Persepsi yang berkembang selama ini, kedudukan wanita tersebut dapat dilihat dari beberapa fokus, yaitu (1) dilihat dari faktor biologis, menempatakan perempuan lebih interior, lembut, lemah, dan rendah. (2) dilihat dari pengalaman, sering kali wanita dipandang hanya memiliki pengalaman terbatas, masalah menstruasi, melahirkn, menyusui, dst. (3) dilihat dari wacana, biasanya wanita lebih rendah penguasaan bahasa, sedangkan laki-laki memiliki tuntutan kuat, sehingga mengakibatkan akan timbulnya stereotipe yang negatif pada diri wanita, wanita sekedar kanca wingking.

Seiring kemajuan zaman dan berkembangnya intelektualitas kaum wanita, wacana seperti di atas sedikit demi sedikit mulai dikikisnya. Kaum wanita seolah-olah menunjukkan eksistensi dirinya dalam segala bidang, sehingga ia tidak dipandang sebelah mata oleh kaum lelaki. Dengan segala talenta yang dimiliki, ia memperjuangkan hak-haknya. Ia ingin memperoleh persamaan hak dengan lelaki. Ia ingin mendongkrak legitimasi yang ada yang menempatkan dirinya hanya sekedar kanca wingking bagi kaum laki-laki. Ia ingin mendapat pengakuan yang sama dengan kaum laki-laki. Pada akhirnya muncullah gerakan feminisme yang lahir awal abad 20, yang dipelopori oleh Virginia Woolf lewat tulisan-tulisannya.

Lagi-lagi kata-kata yang dituangkan dalam bentuk tekslah yang memompa semangat perubahan sosial kemasyarakatan manusia. Bahkan peradaban umat manusia. Sengguh betapa dahsyatnya kekuatan kata-kata dalam realitas ini sehingga dalam segala hal ia menjadi pemantik semangat perubahan. Sehingga pada puncaknya, yaitu abad 21, menjadi tonggak sejarah abad kebangkitan kaum wanita dengan segala amunisinya. Sebagaimana yang diramalkan John Naisibit tentang abad itu. Pada masa-masa itulah, peranserta wanita terlihat kentara di berbagai lapisan sosial kemasyarakatan. Mulai dari sektor politik, ekonomi, hukum, pendidikan, pemerintahan, media massa, seni, dan lain-lain.

Dari sektor seni (sastra) misalnya. Ini berimbas pada perkembangan kesusastraan Indonesia. Pada saat-saat itulah mulai bermunculan para pengarang wanita di Indonesia. Di antaranya ada Sariamin, Hamidah, Maria Amin, Nursyamsu, Waluyati, Ida Nasution, S. Rukiah, Sitti Nuraini, Suwarsih Djojopuspito, NH. Dini, Titie Said, Titis Basino, Sugiarti Siswadi, Ernisiswati Hutomo, Poppy Hutagalung, Isma Sawitri Enny Sumargo, Dwi Arti Mardjono, Susy Aminah Aziz, Bipsy Soenhatjo, Toety Noerhadi, Rita Oetoro, dll. Meskipun saat ini kita jarang menemukan dan menikmati karya-karya mereka, yang jelas nama mereka tengah tercatat dalam khasanah kesusastraan Indonesia. Pada masanya, peranserta mereka ikut mewarnai perjuangan emansipasi wanita melalui jalur sastra saat itu.

Dewasa ini, setelah Ayu Utami (lewat Saman) dan Jenar Mahesa Ayu (lewat Jangan Main-Main Dengan Kelaminmu) tampil membombastis khasana kesusastraan Indonesia, muncullah gerakan emansipasi sastra dari komunitas ASAS (Arena Studi Apresiasi Sastra) UPI Bandung. ASAS meluncurkan antologi puisi perempuan dengan judul Sihir Terakhir sebagai amunisi gerakan emansipasi wanita dalam kesusastraan Indonesia. Antologi ini diterbitkan oleh PUstaka puJAngga tahun 2009. Sihir Terakhir dihuni 23 penyair wanita dengan muatan 72 puisi. Secara mayoritas, mereka adalah seorang mahasiswa yang tengah menempuh gelar S1 dan hanya ada 4 wanita yang bukan mahasiswa lagi. Mereka adalah Dian Hartati, Fina Sato, Seli Desmiarti, dan Tita Maria Kanita.

Ditinjau dari judulnya, kehadiran antologi ini multi tafsir. Dengan hadirnya antologi ini, komunitas ASAS seolah berharap ini adalah suatu usaha yang maksimal dan pamungkas dalam tindak penyadaran akan emansipasi wanita. Setelah ini, para pembaca (khususnya kaum lelaki) akan tercerahkan dan tidak menganggap sebelah mata kaum wanita. Ia akan berkenan memberikan persamaan hak terhadap kaum wanita dalam realitas kehidupan yang ada. Lebih menghargai pendapat, pola pikir, dan pola kerja wanita. Ia tidak hanya sekadar menganggap wanita sebagai pelampiasan seksualitas saja. Tapi lebih dari itu, yaitu sebagai partner hidup yang sederajat dalam hak dan kewajiban. Oleh karena itu, sisi lain dari sasjak Sihir Terakhir karya Seli Desmiarti menegaskan agar kaum wanita selalu berdoa agar tidak lagi menggenggam masa-masa kelam yang sebelumnya tengah menimpa dirinya. “… … Berdoalah jangan // ada kelak // teryakini di punggung tanganmu, // menggenggam murung itu.” (Sihir Terakhir, hal: 80). Walaupun begitu, jika suatu persamaan hak telah terdapatkan, seorang wanita tidak serta merta menghapus kodrat kewanitaannya. Ia harus menguasai secara penuh apa yang telah menjadi kewajibannya. Paling tidak ia harus bisa memasak, mendidik anak, dan berhias diri. Ini adalah hal dasar yang menjadi ciri khas wanita. Dengan melakukan hal itu, maka sisi-sisi kewanitaan akan terlihat dengan jelas.

Tafsiran berikutnya mencanang pada suatu usaha final yang dilakukan oleh komunitas ASAS dalam menyuarakan emansipasi wanita lewat sastra. Konkritnya, setalah peluncuran antologi ini, maka dikhawatirkan dari komunitas ASAS tidak ada lagi usaha dan kiat-kiat yang sama; yaitu tidak ada lagi perjuangan emansipasi wanita dalam jalur kesusastraan. Baik dari komunitas maupun para penyairnya sendiri. Para penyairnya akan mandeg berproses. Terpangan siklus waktu. Terkalahkan oleh realitas hidup rumah tangga dan keadaan finansial kewanitaannya. Tafsiran ini bertumpu pada fenomena para penghuni antologi ini yang notabenenya lebih dari 85 % adalah seorang mahasiswa. Yang sangat riskan adalah masa-masa pasca perkuliahan dan masa-masa hidup berumah tangga. Semangat bersastra dan api emansipasi wanitanya saat itu akan meredup. Bahkan padam terguyur hujan keadaan. Sehingga tidak heran, jika cukup banyak sastrawan wanita yang sedikit nenunjukkan eksistensi bersastra hingga akhir hayatnya. Kita sulit menemukan dan menikmati prodiktifitas karya-karyanya lagi. Dan ini sudah jadi wacana umum yang tidak dapat dielak lagi. Selain itu mungkin ada faktor lain yang menyebabkan para sastrawan hilang termakan zaman beserta karya-karyanya.

Ini hanya sebatas tafsiran. Benar dan tidaknya, hanya waktu yang berhak menjwabnya. Selain itu eksistensi komunitas dan personalitas sastrawan yang berperan aktif di dalamnya. Kata-kata yang telah terujar, tak mungkin kembali pada artikulatornya. Dan sesunguhnya kata-kata adalah cambuk semangat bagi mereka yang mendambakan perubahan. Maka membaralah seperti api dalam pelukan minyak tanah. Ciptakan pejuang sejati emansipasi wanita dalam khasanah sastra.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita