18/03/10

Sabda Kepada Pewarta

Pernahkah Anda mendengar kisah seorang wartawan yang bermaksud mengungkap kebenaran namun menyebabkan sahabat karibnya tewas? Cerita ini benar-benar terjadi. Bill Kovach, penulis buku ini menuturkan pada Andreas Harsono dari Majalah Pantau.

Judul Buku: Sembilan Elemen Jurnalisme
Penulis: Bill Kovach dan Tom Rosenstiel
Pengantar: Goenawan Mohamad
Penerbit: Yayasan Pantau
Cetakan: Pertama, Oktober 2003
Tebal: xii + 273 halaman
Peresensi: Bonnie Triyana
http://suaramerdeka.com/

Pada 1960, ketika Richard Nixon berhadapan dengan John F. Kennedy untuk jadi Presiden Amerika Serikat, Homer Peas, sahabat Kovach membantu Kennedy untuk memenangkan Pemilu. Ia menempuh berbagai cara termasuk melakukan transaksi jual-beli suara. Hasilnya, Kennedy menang atas Nixon. Kovach menemukan kecurangan itu, lalu menulisnya. Akibatnya Homer Peas dimintai keterangan oleh polisi, lalu diadili dan terbukti bersalah. Ada dua bentuk hukuman yang harus dipilihnya: masuk penjara atau masuk dinas militer. Peas pilih jadi tentara dan dikirim ke Vietnam. Pada 1966 ia tewas dalam sebuah pertempuran dekat Bien Dien Phu, Vietnam.

Hingga kini Kovach selalu merasa bersalah atas kematian Peas.

"Saya sering sedih dan marah karena secara langsung menyebabkan kematian teman saya. Kalau saya tak menyebut nama Homer, dia jelas takkan berangkat ke Vietnam dan mati di sana. Tapi saya juga tahu bahwa keputusan untuk berbuat salah atau berbuat benar adalah keputusan Homer sendiri. Homer bisa menolak untuk ikut kejahatan yang membahayakan demokrasi kami. Tapi Homer memilih berbuat salah," ungkapnya getir.

Begitulah konsekuensi menjadi wartawan jika dijalankan dengan sungguh-sungguh. Bill Kovach ialah figur wartawan yang berdedikasi tinggi pada profesinya. Ia menjalani itu selama 43 tahun dan telah memenangi sejumlah Pulitzer. Buku ini lahir dari proses wawancara terhadap 3.000 wartawan selama tiga tahun. Bersama Tom Rosenstiel ia mendiskusikan hasil wawancara tersebut. Walhasil, mereka menyimpulkan ada sembilan elemen yang harus dijadikan pijakan oleh para jurnalis dalam melakukan pekerjaannya.

Bagaimana Seharusnya Wartawan Bekerja?

Dalam buku ini disebutkan bahwa kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran. Wartawan bukan jagoan seperti dalam film, bukan pula malaikat penjaga surga. Wartawan bisa saja salah, dan itu manusiawi. Prinsip kebenaran di sini bermakna bahwa sintesis dan verifikasi data lebih utama daripada memperbesar aspek interpretasi dalam sebuah berita. Data yang kurang lengkap, akurat, dan kemalasan wartawan untuk memverifikasi data atau fakta, membuat para pewarta mengandalkan intuisinya semata. Celakanya, interpretasi yang didasarkan atas data yang minimalis menyebabkan berita menjadi bias, sumbang, dan nirobyektivitas. Oleh karena itu, Kovach dan Rosenstiel menekankan pentingnya sintesis dan verifikasi data untuk menjadi tulang punggung peran baru penjaga gerbang yang dimainkan wartawan, yaitu menjadi "penyampai hal yang masuk akal".

Kepada siapakah wartawan bekerja? Pertanyaan itu agaknya menohok batin kita. Di negeri ini, wartawan berdiri pada sebuah persimpangan jalan yang melimbungkan. Di satu jalan, wartawan bekerja di sebuah industri media besar, di mana ia ditempatkan sebagai pekerja atau bahkan, buruh. Bicara industri adalah bicara untung rugi. Konsekuensi logisnya, berita harus layak dijual di pasar. Lebih parah lagi, buruh tinta (baca: wartawan) kadang harus manut pada majikannya Hasilnya adalah infotainment yang jauh dari disiplin verifikasi. Di jalan lain, wartawan ialah profesi panggilan nurani, yang dengan segala resikonya harus mampu menyediakan berita bermutu bagi warga pembacanya. Mengenai hal ini Kovach dan Rosenstiel kembali mengambil sikap tegas: loyalitas pertama jurnalisme ialah kepada warga.

Loyalitas kepada warga kadangkala menjadi buah simalakama. Di banyak negara yang belum tersentuh oleh iklim demokratisasi pers, wabilkhusus Indonesia pada zaman Orde Baru, pers selalu menjadi bulan-bulanan. Misalnya: majalah TEMPO yang memberitakan ketidak-beresan pembelian kapal eks Perang Dunia ke-2 dari Jerman Timur, dibredel pada 1994. Apa yang dilakukan oleh TEMPO --jika memang terlebih dahulu memenuhi disiplin sintesis dan verifikasi-- benar adanya. Dalam buku ini dikatakan bahwa, "jurnalisme harus berlaku sebagai pemantau kekuasaan". Jurnalisme sebisa mungkin bersikap kritis terhadap penguasa dan menjadi penyambung lidah rakyat yang tertindas.

Lalu, apakah dengan berbagai kewajiban yang telah disebutkan di atas wartawan harus bekerja sepenuhnya bagi warga? Apakah hal ini justru akan membuat wartawan berat sebelah? Untuk mengatasi hal tersebut, Kovach dan Rosenstiel memunyai jurus yang ampuh, yakni jurnalis harus menjaga berita komprehensif dan proporsional. Dalam beberapa kasus seringkali wartawan melebih-lebihkan penderitaan seorang tenaga kerja migran ilegal tanpa memperhatikan keterangan petugas dinas tenaga kerja. Berkenaan dengan hal ini, buku Sembilan Elemen Jurnalisme memberikan sebuah analogi yang cerdas: "jika Anda ingin menarik audiens, copoti pakaian, dan bertelanjanglah!" Namun berapa lama dan tahan anda berbugil ria? Jadi, penting bagi praktisi jurnalistik untuk proporsional dalam menulis berita.

Jurus pamungkas dari Kovach dan Rosenstiel adalah: para jurnalis harus diperbolehkan mengikuti hati nurani mereka.

"Kemampuan wartawan untuk mengikuti nurani jauh lebih penting daripada apapun yang mereka percayai atau keyakinan apa pun yang mereka bawa ke dalam pekerjaan mereka," kata Linda Foley, presiden Newspaper Guild.

Adalah keharusan bagi wartawan untuk memiliki bekal pengetahuan dalam pekerjaannya, namun di atas segalanya wartawan wajib memiliki modal kejujuran di dalam dirinya. Tanpa kejujuran, wartawan tak lebih dari penggosip ulung yang akan mencelakakan komunitas warga. Inilah pentingnya nurani bagi seorang jurnalis.

Menjadi Wartawan Adalah Laku Moral

Apakah wartawan harus selalu benar? Seperti yang dikemukakan di atas, kesalahan adalah hal yang manusiawi. Melalui buku Sembilan Elemen Jurnalisme ini, wartawan dianjurkan agar disiplin bekerja, mengikuti hati nurani dan mereduksi kesalahan sedikit demi sedikit, sehingga pada akhirnya mampu menyuguhkan berita yang obyektif, faktual, independen dan berlandaskan kejujuran.

Dalam pengantarnya Goenawan Mohamad, redaktur senior dan pendiri majalah TEMPO mengatakan bahwa jurnalisme tidak bermula dan tidak berakhir dengan berita. Sikap ingin tahu adalah awalnya dan dasarnya, seperti sebuah batu pertama yang berlanjut menjadi sebuah fondasi sebuah lorong. Setelah itu jurnalisme menempuhnya, dalam keadaan ruwet dan licin. Pada akhirnya menulis atau menyampaikan berita adalah sebuah laku moral.

Buku ini hadir di waktu yang tepat. Di saat jagat jurnalisme Indonesia diwarnai oleh maraknya isu "amplop", kematian Udin yang belum terungkap dan disusul tewasnya Sori Ersa Siregar. Karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel diharapkan mampu menjadi sumber referensi praktisi jurnalisme dan warga pembaca di Indonesia untuk bersama-sama membuat dunia jurnalisme kita lebih baik, semoga.

*) Editor Buku pada Penerbit Masyarakat Indonesia Sadar Sejarah (Mesiass). Menyunting buku Revolusi Belum Selesai: Kumpulan Pidato Soekarno 30 September 1965 - Pelengkap Nawaksara.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita