16/09/09

Kekristenan dalam Kesusastraan Indonesia

Suryadi
http://cetak.kompas.com/

Ada dua unsur yang menjadi sumber ’energi’ penggerak alur cerita yang hampir tidak terlalu sulit menelisik jejaknya dalam teks sastra Indonesia. Yang pertama adalah unsur kesukubangsaan (dimensi etnisitas) dan yang kedua adalah unsur keagamaan (dimensi religiositas). Representasi kedua unsur ini dalam karya-karya sastra Indonesia—dalam kadar yang berbeda-beda—hampir selalu dapat dirasakan.

Kesusastraan Indonesia modern, sejak awal kemunculannya sampai sekarang, dipenuhi oleh teks-teks fiksional yang merepresentasikan persoalan-persoalan etnisitas dan religiositas dengan menampilkan banyak wira yang mengalami guncangan psikologis akibat pertemuan dengan modernisme Barat.

Dimensi etnisitas karya-karya sastra Indonesia sudah lama menjadi topik pembicaraan di kalangan pengamat sastra. Penelitian dan polemik mengenai regionalisme dalam kesusastraan Indonesia—dengan memakai berbagai istilah seperti ”perdebatan sastra kontekstual”, ”revitalisasi sastra pedalaman”, dan lain sebagainya—telah berlangsung paling tidak sejak 1980-an, seperti dapat dikesan dalam tulisan- tulisan Ariel Heryanto, Linus Suryadi AG, Mursal Esten, Michael Bodden, dan Farida Soemargono—untuk menyebut beberapa nama.

Dimensi religiositas karya-karya sastra Indonesia juga sudah sering dibahas dalam penelitian dan kritik sastra. Namun, sejarah studi sastra Indonesia menunjukkan bahwa yang lebih sering dikaji adalah representasi agama mayoritas (Islam), seperti dapat dikesan dari, misalnya, studi Sjamsu (1971), Jassin (1972), Deakin (1976), Hasjmi (1979; 1984), Dardjowidjojo dan Lamoureux (1983), Navis (1984), Mangunwijaya (1988), Tohari (1989), Tahqiq (1995), serta Saridjo (2006). Sebaliknya, studi dan kritik yang membahas dimensi religiositas agama-agama minoritas, seperti Kristen, Hindu, dan Buddha, sangat jarang tersua.

Sejak lama kultur politik dan agama di Indonesia potensial membuat kalangan intelektual, akademisi, dan budayawan cenderung menjauhkan diri dari diskursus apa pun yang terkait dengan agama-agama minoritas. Orang dibuat khawatir dan takut untuk mengangkat isu agama-agama minoritas ke dalam wacana publik, termasuk dalam dunia penelitian dan kritik sastra.

Kenyataan menunjukkan bahwa sejumlah teks sastra Indonesia lahir dari latar belakang tradisi kekristenan. Namun, unsur religiositas kekristenan (Christianity) itu jarang dibahas dalam wacana penelitian dan kritik sastra Indonesia.

Demikianlah umpamanya, representasi kekristenan, baik dalam nada mitos pengukuhan maupun mitos pembebasan, dapat dikesan dalam Upacara karya Korrie Layun Rampan (1976), Romo Rahadi (1981) dan Pohon-pohon Sesawi (1999) karya YB Mangun Wijaya, Saman karya Ayu Utami (1998), dan Genesis (2005) karya Ratih Kumala—untuk sekadar menyebut contoh.

Di bidang puisi, karya-karya Fridolin Ukur (misalnya dalam antologi Malam Sunji (1961) dan Darah dan Peluh (1962)), beberapa karya Sitor Situmorang dan WS Rendra, juga kaya dengan simbol-simbol kekristenan.

Jika diluaskan pandangan ke daerah-daerah di luar Jawa, maka karya-karya sastra Indonesia yang merepresentasikan religiositas kekristenan cukup banyak jumlahnya, misalnya dalam Matias Akankari (antologi cerpen, 1972), Cumbuan Sabana (1976), dan Requiem untuk Seorang Perempuan (1983) karya Gerson Poyk, dan dalam Rabies (2002) dan Surat-surat dari Dili (2005) karya Maria Matildis Banda.

Agama adalah unsur primordial dalam kesusastraan Indonesia modern. Eksklusivisme religiositas mendapat lahan subur dalam teks-teks literer kita, dari dulu sampai sekarang. Indikasinya: dalam dunia kepengarangan, amat sedikit sastrawan Indonesia yang mampu melakukan tour of area keluar dari batas agama masing-masing. Bahkan dalam teks novel yang merayakan pluralisme keindonesiaan sekalipun, seperti Saman, religiositas—dalam hal ini kekristenan—tetap kentara.

Studi sastra Indonesia yang tumbuh di atas wacana agama mayoritas yang cenderung mendominasi menyebabkan timbulnya kecualian terhadap unsur religiositas agama-agama minoritas. Ini misalnya dapat dikesan dalam berbagai studi dan kritik terhadap Saman karya Ayu Utami (seperti Hatley 1999; Lisabona 2003; Budiman 2003; Mariana 2004; Soe 2007) yang umumnya berangkat dari perspektif teori feminisme.

Orang abai terhadap hakikat Saman sebagai sebuah drama mengenai kemurtadan. Alurnya digerakkan oleh keputusan protagonisnya, Athanasius Wisanggeni, keluar dari kepastoran. Problem psikologis yang dialami Wisanggeni sesungguhnya berpangkal pada kesangsiannya terhadap Yesus.

Walaupun mendiang YB Mangun Wijaya, misalnya, pernah menyentil pentingnya dimensi kekristenan dalam Saman, seperti dapat dibaca dalam catatannya pada jacket blurb cetakan ke-13 novel ini (Jakarta: Kalam dan Kepustakaan Populer Gramedia, Juni 1999), tetapi tampaknya tidak ada pengamat sastra Indonesia yang terpancing perhatiannya oleh catatan begawan kesusastraan Indonesia itu.

Memang Saman tidak menerima nasibnya seperti Langit Makin Mendung-nya Ki Pandjikusmin di tahun 1960-an. Namun, hal itu bukan karena ia diterbitkan di zaman Reformasi, tetapi karena protagonisnya adalah seorang yang bukan memeluk agama mayoritas di Indonesia.

Apa yang ingin saya katakan adalah bahwa mungkin ada semacam self-censorship yang telah terinternalisasi dalam alam bawah sadar kebanyakan peneliti dan kritikus sastra kita ketika hendak mengapungkan wacana-wacana agama minoritas dalam karya-karya sastra Indonesia.

Tanpa bermaksud mengabaikan dimensi religiositas agama-agama minoritas lainnya, pada hemat saya unsur kekristenan dalam sastra Indonesia modern perlu diteliti lebih mendalam dan mestinya bebas dari prasangka SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan)—salah satu ’mistik’ warisan Orde Baru—dengan tujuan semata-mata hanya untuk memperkaya pemahaman kita terhadap pluralitas budaya dan religiositas teks literer Indonesia yang lahir dari negeri multiagama dan multietnis ini.

Harus diakui bahwa prasyarat sosial yang memungkinkan hal ini dapat berkembang di Indonesia memang masih kurang karena belum membudayanya studi lintas agama di satu pihak dan sikap eksklusif pemeluk masing-masing agama di lain pihak yang, langsung atau tidak, terkait dengan politisasi agama oleh negara.

Namun, sudah semestinya tradisi ilmu dan kritik sastra Indonesia berusaha membebaskan diri dari sekat-sekat agama dan etnisitas yang dalam rentang waktu cukup lama dalam sejarah bangsa ini di-ada-kan dan ’dipelihara’ oleh rezim yang berkuasa. Membebaskan diri darinya mungkin memberi sedikit kontribusi pada perwujudan mimpi kita tentang sebuah Indonesia bersatu yang toleran terhadap kemajemukannya sendiri.

*) Dosen dan Peneliti pada Opleding Talen en culturen van Indonesië, Faculteit der Letteren Universitaeit Leiden, Belanda.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Junianto A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.D. Zubairi A.S. Laksana Abang Eddy Adriansyah Abdi Purmono Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurahman Wahid Abidah el Khalieqy Abiyyu Abu Salman Acep Zamzam Noor Achiar M Permana Ade Ridwan Yandwiputra Adhika Prasetya Adi Marsiela Adi Prasetyo Adreas Anggit W. Adrian Ramdani Afrizal Malna Afthonul Afif Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Agus Utantoro Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Nurhasim Ahmad Sahidah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajie Najmudin Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Saefudin Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alan Woods Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alhafiz K Ali Shari'ati Alizar Tanjung Alvi Puspita Alwi Karmena Amarzan Loebis Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amiruddin Al Rahab Amirullah Amril Taufiq Gobel Amy Spangler An. Ismanto Andrea Hirata Andy Riza Hidayat Anes Prabu Sadjarwo Anett Tapai Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anne Rufaidah Anton Kurnia Anton Suparyanto Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam Ari Dwijayanthi Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Aris Darmawan Aris Kurniawan Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asep Yayat Askolan Lubis Asrul Sani Asvi Marwan Adam Asvi Warman Adam Audifax Awalludin GD Mualif Awaludin Marwan Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Bambang Bujono Bambang Irawan Bambang Kempling Bambang Unjianto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonnie Triyana Bre Redana Brunel University London Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hatees Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cepi Zaenal Arifin Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Cucuk Espe D Pujiyono D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Dantje S Moeis Darju Prasetya Darwin David Krisna Alka Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dian Hartati Dian Sukarno Dicky Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Dodi Ambardi Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Khoirotun Nisa’ Dwi Pranoto Dwicipta Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Eko Suprianto Emha Ainun Nadjib Endah Sulwesi Endi Haryono Endri Y Enung Sudrajat Erwin Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evieta Fadjar F. Aziz Manna Fadjriah Nurdiarsih Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Farida-Suliadi Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Feby Indirani Felik K. Nesi Fenny Aprilia Festival Sastra Gresik Fikri MS Firdaus Muhammad Firman Nugraha Fuad Nawawi Galang Ari P. Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Guntur Alam Gus tf Sakai Gusti Eka H Marjohan HA. Cholil Mudjirin Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hanik Uswatun Khasanah Hans Pols Hardi Hamzah Haris del Hakim Haris Firdaus Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hawe Setiawan Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Heru Kurniawan Heru Nugroho Hudan Hidayat Hudan Nur Hudel Humaidiy AS Humam S Chudori I.B. Putera Manuaba Ibn Ghifarie Ibnu Rizal Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Ika Karlina Idris Ilham khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tranggono Indrian Koto Intan Indah Prathiwie Inung AS Iskandar Noe Iskandar P Nugraha Iwan Nurdaya-Djafar Iyut Fitra J.J. Rizal Jacques Derrida Jafar Fakhrurozi Jafar M Sidik Jafar M. Sidik Jaleswari Pramodhawardani Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jean Couteau Jean-Marie Gustave Le Clezio Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ Rizal JJ. Kusni Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Jonathan Ziberg Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Juli Jumari HS Junaidi Jusuf AN Kang Warsa Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasijanto Sastrodinomo Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Keith Foulcher Khansa Arifah Adila Khisna Pabichara Khrisna Pabichara Kirana Kejora Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristine McKenna Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kurie Suditomo Kurniawan Yunianto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L. Ridwan Muljosudarmo Lan Fang Langgeng W Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Kelana Leo Tolstoy Lia Anggia Nasution Linda Christanty Liza Wahyuninto LN Idayanie Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Abdullah Badri M Aditya M Anta Kusuma M Fadjroel Rachman M. Arman AZ M. Faizi M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Misbahuddin M. Mushthafa M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makyun Subuki Maman S Mahayana Marcus Suprihadi Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Mashuri Matroni Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Max Lane Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Misbahus Surur Miziansyah J. Moh. Samsul Arifin Mohammad Eri Irawan Muhammad Antakusuma Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhammd Ali Fakih AR Muhidin M. Dahlan Mukhlis Al-Anshor Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Murnierida Pram Musa Asy’arie Mustafa Ismail N. Syamsuddin CH. Haesy Nandang Darana Nara Ahirullah Naskah Teater Nazar Nurdin Nenden Lilis A Nezar Patria Nina Herlina Lubis Ning Elia Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nobel Noor H. Dee Noval Jubbek Novelet Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nunik Triana Nur Faizah Nur Wahida Idris Nurcholish Madjid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurman Hartono Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Obrolan Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Olivia Kristinasinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Oyos Saroso H.N. Pandu Jakasurya Parak Seni Parakitri T. Simbolon PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Pembebasan Sastra Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta-Toer Pringadi Abdi Surya Pringadi AS Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Prosa Proses Kreatif Puisi PuJa Puji Santosa Puput Amiranti N PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Rahmat Hidayat Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ranang Aji S.P. Ranggawarsita Ratih Kumala Ratna Sarumpaet Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Rengga AP Resensi Resistensi Kaum Pergerakan Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riswan Hidayat Riyadi KS Rodli TL Rofiqi Hasan Rojil Nugroho Bayu Aji Rukardi S Sopian S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Sakinah Annisa Mariz Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sari Oktafiana Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Sastra Liar Masa Awal Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Selo Soemardjan Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Sevgi Soysal Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siswoyo Sita Planasari A Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitor Situmorang Slamet Hadi Purnomo Sobih Adnan Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sotyati Sri Wintala Achmad St. Sunardi Stefanus P. Elu Stevy Widia Sugi Lanus Sugilanus G. Hartha Suherman Sukardi Rinakit Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surat Suripto SH Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susiyo Guntur Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Syafruddin Hasani Syahruddin El-Fikri Syaiful Amin Syifa Aulia Syu’bah Asa T Agus Khaidir Tasyriq Hifzhillah Tatang Pahat Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tia Setiadi Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tony Herdianto Tosa Poetra Tri Purna Jaya Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Urwatul Wustqo Usman Arrumy Utami Widowati UU Hamidy Veronika Ninik Vien Dimyati Vino Warsono Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Utomo Walid Syaikhun Wan Anwar Wandi Juhadi Warih Wisatsana Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Wayan Supartha Wendoko Wicaksono Adi William Bradley Horton Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Wong Wing King Y. Wibowo Yang Lian Yanuar Yachya Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopie Setia Umbara Yos Rizal Suriaji Yoserizal Zein Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudhi Herwibowo Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusri Fajar Yuval Noah Harari Z. Afif Zacky Khairul Uman Zakki Amali Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae Zhou Fuyuan Zul Afrita