Dwi Fitria
http://jurnalnasional.com/
Agar tak punah, sastra daerah memerlukan perhatian khusus pemerintah.
Sastra Sunda merupakan sebuah khasanah kekayaan sastra Indonesia tersendiri. Geliat sastra daerah ini telah terasa sejak masa awal sebelum kemerdekaan. Pengarang-pengarang Sunda seperti DK Ardiwinata dan Yuhana memberikan sumbangan tersendiri dalam khasanah sastra daerah dengan menelurkan karya-karya sastra berbahasa Sunda dengan tema dan eksplorasi yang tak kalah dari kanon-kanon sastra yang diterbitkan Balai Pustaka, semisal Azab dan Sengsara, atau Sitti Nurbaya.
Hadiah Rancage yang digagas Yayasan Rancage pimpinan Ajip Rosidi memiliki peran amat besar memunculkan kembali sastra Sunda ke permukaan. Sejak 1989, yayasan yang didirikan Ajip sekembalinya ia dari Jepang itu memberikan hadiah pada buku-buku sastra Sunda terbaik setiap tahunnya. Perhatian terhadap sastra daerah kemudian juga diperluas ke bahasa-bahasa lain seperti bahasa Jawa, Bali juga Lampung.
Rancage dan LBSS
Rancage memang berjasa dalam merevitalisasi sastra daerah yang jika tidak mendapatkan perhatian akan punah begitu saja. Karena Rancage-lah nama-nama seperti Godi Suwarna mendapatkan penghargaan sebagaimana mestinya. Memenangkan hadiah Rancage sebanyak tiga kali adalah salah satu hal yang makin melambungkan nama pengarang ini ke dunia sastra Indonesia.
Salah satu karyanya, Sandekala, bahkan kemudian dipentaskan oleh Mainteater, sebuah kelompok teater pimpinan sutradara Wawan Sofwan yang kebetulan juga berasal dari Bandung. Lakon Sandekala ditampilkan dalam dua bahasa Sunda dan Indonesia pada Juli 2008 lalu. Wawan Sofwan saat itu mengakui selain muatannya yang sarat dengan kritik sosial, kemenangan Sandekala dalam Rancage-lah yang membuat novel karya Godi Swarna itu ia angkat ke atas panggung.
Godi Suwarna mengakui bahwa Rancage memiliki peran yang amat besar dalam mengangkat dan melestarikan kekayaan sastra daerah. Sedikit menjadi batu sandungan adalah Rancage khusus memilih karya-karya yang telah berbentuk buku.
“Menerbitkan sebuah novel berbahasa Sunda bukan perkara gampang. Untuk Sandekala saja hingga akhirnya buku itu diterbitkan, saya harus menunggu sekitar sembilan tahun,” ujar Godi. “Untuk orang setua saya, agar buku kemudian diterbitkan, kita mungkin harus punya kesabaran yang luar biasa.”
Keharusan memiliki karya berupa buku inilah yang kemudian menurut Godi menjadi salah satu halangan bagi Rancage untuk menjangkau para penulis dari generasi yang lebih muda. Banyak dari para penulis generasi baru yang menurut Gody cukup menonjol semisal Tony Lesmana dan Nazarudun Ashar, belum lagi terjangkau oleh penghargaan tahunan tersebut karena belum ada karya mereka yang diterbitkan berupa buku.
Godi justru melihat Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS) memiliki peran lebih besar dalam meningkatkan kegairahan menulis sastra dalam bahasa Sunda di kalangan para penulis yang lebih muda.
LBSS mengadakan sayembara berkala dengan tujuan utama memberikan penghargaan pada karya sastra terbaik yang dimuat di kolom budaya koran-koran berbahasa Sunda semisal Mangle. Penghargaan LBSS membukakan kesempatan yang lebih luas pada bakat-bakat baru penulis berbahasa Sunda.
“LBSS lah yang menggairahkan anak-anak muda itu untuk tetap menulis dalam bahasa Sunda. Sayangnya karena keterbatasan dana, penyelenggaraan penghargaan LBSS tak bisa dilakukan rutin setiap tahunnya. Kadang dua tahun sekali LBSS baru bisa menyelenggarakan lagi,” ujar Godi.
Keterbatasan dana pula yang menyebabkab LBSS kesulitan menerbitkan karya-karya pemenang hadiah berkala itu dalam bentuk antologi, laiknya yang biasa dilakukan penghargaan sastra di tanah air. Tahun 1997 lalu, LBSS sempat menerbitkan sebuah buku, tapi hal itu tak berlanjut.
Sastra Sunda dan Kaum Muda
Kurangnya media promosi, tak terdistribusinya buku-buku sastra berbahasa Sunda dengan baik menjadi jejaring yang menyulitkan perkembangan ke depan sastra Sunda. Meskipun ini tidak berarti tidak ada pengarang muda berbakat yang membuat karya-karya sastra berbahasa Sunda.
Menurut Godi Suwarna para pengarang dari generasi lebih muda sesungguhnya memiliki bakat yang tak kalah dari para seniornya. Akses informasi luas yang terbuka dengan adanya internet bahkan menjadi nilai tambah bagi generasi yang lebih muda ini. “Mereka memilki kesempatan yang tak dimiliki generasi yang lebih tua seperti saya,” ujar Godi.
Yang patut disayangkan adalah kekayaan kosa kata bahasa Sunda yang menurut pandangan Godi makin lama makin menyempit di kalangan para penulis lebih muda. Sedikit terjadi pemiskinan kosa kata dalam karya-karya para sastrawan muda kini.
Godi bisa memaklumi karena di kota-kota besar seperti Bandung, penggunaan bahasa Sunda mengalami beberapa distorsi. Oleh karenanya bahasa yang digunakan tak sekompleks bahasa Sunda di daerah-daerah lain. “Tapi dengan keterbatasan itu pun, perjuangan mereka untuk melahirkan karya-karya berbahasa Sunda tetap patut diacungi jempol.”
Godi menyebut lagi nama-nama Tony Lesmana dan Nazarudin Azhar sebagai bakat yang perlu diperhatikan. Karya-karya mereka memiliki kekayaan tema dan eksplorasi bentuk yang berbeda dibandingkan para penulis segenerasinya. “Wawasan mereka cukup luas, tema-tema pun banyak berhubungan dengan masyarakat Sunda. Selain itu bentuk karya mereka tak hanya realis, seperti pengarang-pengarang lainnya.”
Sama seperti sastra dimana pun, sastra Sunda menurut Godi harus memiliki kekhasan tersendiri. Godi misalnya, sudah sejak tahun 70-an mengangkat dan kemudian menulis ulang cerita-cerita rakyat. Sosok jenaka Kabayan, di tangan Godi diubah menjadi seorang yang serius yang sesungguhnya tak suka jika ditertawakan orang.
Hilang dalam Penerjemahan
Dalam esainya Sastra Sunda yang Kian Mengilap, Maman Mahayana menyatakan bahwa salah satu kekuatan dan kekhasan sastra Sunda terletak pada rasa bahasanya yang memesona. Ia secara inheren melekat pada berbagai kecap anteran, morfem yang berfungsi menegaskan atau menambah kesan tertentu. Sastra Sunda memiliki kosa-kosa kata yang bisa menjelaskan nuansa kata tertentu dengan khas.
Usaha penerjemahan kerap menghilangkan kekhasan ini. “Dalam bahasa Sunda, gerak jalan yang berbeda memiliki kosa kata yang berbeda pula, begitu juga dengan memandang misalnya, ada memandang dengan mesra atau memandang dengan marah.” Dalam proses penerjemahan ke bahasa Indonesia kerap terjadi penyempitan makna.
“Dalam proses penerjemahan itu saya merasa karya-karya saya seperti ayam yang telah dicabuti bulunya. Ada banyak sekali hal yang hilang di dalamnya,” kata Godi.
Menanti Perhatian Pemerintah
Sastrawan Soni Farid Maulana beranggapan bahwa usaha yang dilakukan oleh Yayasan Rancage sudah maksimal. Ajip Rosidi dan yayasannya telah membangkitkan kegairahan terhadap karya sastra Sunda dan sastra daerah lainnya. Ironisnya di sisi lain, karya sastra pemenang Rancage tak mendapat respons positif dari pemerintah.
Meskipun Bahasa Sunda sudah lama dijadikan kurikulum wajib di sekolah-sekolah, perhatian pemerintah terhadap karya sastra Sunda bisa dikatakan nyaris tak ada. “Tak ada dukungan pemerintah, semisal dengan mewajibkan buku-buku sastra Sunda di sekolah-sekolah,” ujar sastrawan yang juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan sastra Sunda itu.
Selama ini menurut Soni, Rancage berjalan sendirian. Tanpa adanya dukungan pemerintah, buku-buku yang diterbitkan hanya terjangkau oleh orang-orang yang kebetulan berminat. Tidak ada upaya khusus untuk mendorong distribusi buku-buku sastra Sunda. Sehingga kemudian penjualan buku-buku ini pun amat sulit. Dari 1000 eksemplar misalnya, dalam setahun kemungkinan besar baru akan terjual 300 eksemplar saja.
Dampaknya, generasi muda menjadi kurang mengenal sastra Sunda. Bahkan di perguruan-perguruan tinggi yang memiliki jurusan Sastra Sunda seperti Unpad dan UPI.
Tapi pandangan yang lebih cerah dikemukakan Godi Suwarna. “Memang, peminat sastra daerah tak bisa dibilang banyak. Tetapi peminat itu tetap ada. Buku saya Sandekala, di Gramedia Bandung Indah Plaza, orang yang ingin membelinya harus masuk daftar tunggu terlebih dulu.”
Menurut Godi keberhasilan karya itu meraih hadiah Rancage berpengaruh cukup besar meningkatkan minat beli khalayak pembacanya. “Atau mungkin karena mereka tahu bahwa pengarangnya adalah seorang yang eksentrik,” ujar Godi setengah berkelakar.
Haruskah minat yang semakin meredup menjadi sebuah batu sandungan yang membuat sebuah kekayaan sastra menghilang? Ini boleh jadi sebuah pertanyaan yang harus dijawab bersama: masyarakat yang lebih luas lagi, dan juga pemerintah!
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Junianto
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abang Eddy Adriansyah
Abdi Purmono
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurahman Wahid
Abidah el Khalieqy
Abiyyu
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achiar M Permana
Ade Ridwan Yandwiputra
Adhika Prasetya
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Adreas Anggit W.
Adrian Ramdani
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Agus Utantoro
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajie Najmudin
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Saefudin
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alhafiz K
Ali Shari'ati
Alizar Tanjung
Alvi Puspita
Alwi Karmena
Amarzan Loebis
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amiruddin Al Rahab
Amirullah
Amril Taufiq Gobel
Amy Spangler
An. Ismanto
Andrea Hirata
Andy Riza Hidayat
Anes Prabu Sadjarwo
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anne Rufaidah
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
Ari Dwijayanthi
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Aris Darmawan
Aris Kurniawan
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asep Yayat
Askolan Lubis
Asrul Sani
Asvi Marwan Adam
Asvi Warman Adam
Audifax
Awalludin GD Mualif
Awaludin Marwan
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Bambang Bujono
Bambang Irawan
Bambang Kempling
Bambang Unjianto
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonnie Triyana
Bre Redana
Brunel University London
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hatees
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cepi Zaenal Arifin
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Cucuk Espe
D Pujiyono
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darwin
David Krisna Alka
Dedy Tri Riyadi
Deni Ahmad Fajar
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dicky
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Dodi Ambardi
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Khoirotun Nisa’
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Suprianto
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulwesi
Endi Haryono
Endri Y
Enung Sudrajat
Erwin
Erwin Dariyanto
Erwin Setia
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evieta Fadjar
F. Aziz Manna
Fadjriah Nurdiarsih
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Farida-Suliadi
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Feby Indirani
Felik K. Nesi
Fenny Aprilia
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Firdaus Muhammad
Firman Nugraha
Fuad Nawawi
Galang Ari P.
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Maryanto
Guntur Alam
Gus tf Sakai
Gusti Eka
H Marjohan
HA. Cholil Mudjirin
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hanik Uswatun Khasanah
Hans Pols
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hawe Setiawan
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Heru Kurniawan
Heru Nugroho
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Hudel
Humaidiy AS
Humam S Chudori
I.B. Putera Manuaba
Ibn Ghifarie
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idrus
Ignas Kleden
Ika Karlina Idris
Ilham khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tranggono
Indrian Koto
Intan Indah Prathiwie
Inung AS
Iskandar Noe
Iskandar P Nugraha
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut Fitra
J.J. Rizal
Jacques Derrida
Jafar Fakhrurozi
Jafar M Sidik
Jafar M. Sidik
Jaleswari Pramodhawardani
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jean-Marie Gustave Le Clezio
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ Rizal
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Jonathan Ziberg
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku
Juli
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kang Warsa
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasijanto Sastrodinomo
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Keith Foulcher
Khansa Arifah Adila
Khisna Pabichara
Khrisna Pabichara
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristine McKenna
Kritik Sastra
Kukuh Yudha Karnanta
Kurie Suditomo
Kurniawan Yunianto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L. Ridwan Muljosudarmo
Lan Fang
Langgeng W
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Leo Kelana
Leo Tolstoy
Lia Anggia Nasution
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Abdullah Badri
M Aditya
M Anta Kusuma
M Fadjroel Rachman
M. Arman AZ
M. Faizi
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Misbahuddin
M. Mushthafa
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Makyun Subuki
Maman S Mahayana
Marcus Suprihadi
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Mashuri
Matroni
Matroni El-Moezany
Mawar Kusuma
Max Lane
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Miziansyah J.
Moh. Samsul Arifin
Mohammad Eri Irawan
Muhammad Antakusuma
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhammd Ali Fakih AR
Muhidin M. Dahlan
Mukhlis Al-Anshor
Mulyo Sunyoto
Munawir Aziz
Murnierida Pram
Musa Asy’arie
Mustafa Ismail
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nandang Darana
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Nazar Nurdin
Nenden Lilis A
Nezar Patria
Nina Herlina Lubis
Ning Elia
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nobel
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novelet
Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Nunik Triana
Nur Faizah
Nur Wahida Idris
Nurcholish Madjid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurman Hartono
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Obrolan
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Olivia Kristinasinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Oyos Saroso H.N.
Pandu Jakasurya
Parak Seni
Parakitri T. Simbolon
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Pembebasan Sastra
Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta-Toer
Pringadi Abdi Surya
Pringadi AS
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Rahmat Hidayat
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ranang Aji S.P.
Ranggawarsita
Ratih Kumala
Ratna Sarumpaet
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Rengga AP
Resensi
Resistensi Kaum Pergerakan
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Risang Anom Pujayanto
Riswan Hidayat
Riyadi KS
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rojil Nugroho Bayu Aji
Rukardi
S Sopian
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sari Oktafiana
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra
Sastra Liar Masa Awal
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Selo Soemardjan
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Sevgi Soysal
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Slamet Hadi Purnomo
Sobih Adnan
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sotyati
Sri Wintala Achmad
St. Sunardi
Stefanus P. Elu
Stevy Widia
Sugi Lanus
Sugilanus G. Hartha
Suherman
Sukardi Rinakit
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Surat
Suripto SH
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susiyo Guntur
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi San
Syafruddin Hasani
Syahruddin El-Fikri
Syaiful Amin
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T Agus Khaidir
Tasyriq Hifzhillah
Tatang Pahat
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tia Setiadi
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tony Herdianto
Tosa Poetra
Tri Purna Jaya
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulfatin Ch
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Utami Widowati
UU Hamidy
Veronika Ninik
Vien Dimyati
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Utomo
Walid Syaikhun
Wan Anwar
Wandi Juhadi
Warih Wisatsana
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Wayan Supartha
Wendoko
Wicaksono Adi
William Bradley Horton
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Wong Wing King
Y. Wibowo
Yang Lian
Yanuar Yachya
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopie Setia Umbara
Yos Rizal Suriaji
Yoserizal Zein
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudhi Herwibowo
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Zacky Khairul Uman
Zakki Amali
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhou Fuyuan
Zul Afrita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar