Helwatin Najwa
www.radarbanjarmasin.com/
Berawal dari jalan-jalan ke Balai Bahasa Banjarmasin menonton pelatihan Bengkel Drama pada tahun 2007 lalu, saya mengetahui ternyata ada juga program lain yaitu Bengkel Sastra. Untuk mendapat bantuan dan perhatian yang lebih maksimal dalam membina siswa SSSI Kotabaru, saya berkirim surat kepada Balai Bahasa agar Kotabaru mendapat jatah untuk program Bengkel Sastra. Tanggapan yang saya terima positif, akan tetapi rogram yang semula akan dilaksanakan tahun 2008 itu tertunda karena adanya kendala teknis dari Balai Bahasa Banjarmasin. Sehingga baru tahun ini kegiatan Bengkel Sastra di Kotabaru berlangsung, yaitu mulai tanggal 16 s.d. 21 Maret 2009.
Kegiatan Bengkel Sastra di Kotabaru yang dibuka oleh Asisten 1 dan ditutup oleh Wakil Bupati Kotabaru ini, diikuti oleh 30 orang siswa setingkat SLTA (SMA,SMK, dan MA). Para pembimbing adalah Agus Yulianto, Ali Syamsudin Arsi, Eko Suryadi WS dan Helwatin Najwa ditambah dengan pengarahan sastrawan/seniman, Sulaiman Najam dan Syukri Munas.
Apa itu Bengkel Sastra?
Bengkel Sastra adalah salah satu model classroom action (tindakan kelas), untuk meningkatkan daya apresiasi subyek didik terhadap karya sastra. Model pengajaran Bengkel Sastra diharapkan dapat merombak situasi kritis pengajaran sastra yang selama ini sering hanya sekedar pengajaran tentang teori dan informasi judul-judul karya sastra berserta nama penulisnya. Model ini masih merupakan hal yang baru dalam pengajaran sastra, karenanya masih perlu gerilya dan perjuangan yang tak kenal lelah untuk merombak model lama yang telah lama melekat pada para pengajar sastra. Paling tidak, melalui Bengkel Sastra, baik guru maupun siswa akan terusik dan tergoda untuk selalu berkenalan dengan karya sastra, menyenangi, menggemari, dan semakin akrab dengan karya sastra. Guru dan siswa (pembaca) akan sama-sama aktif untuk berolah sastra, menemukan informasi, mendialogkan, dan mencari pengalaman sastra. Tentu saja hal ini tidak semudah membalik telapak tangan. Bengkel Sastra adalah sebuah permulaan untuk menuju proses yang lebih jauh. Perlu komitmen keras antara guru dan siswa agar saling terlibat dalam menggauli dan mengapresiasi karya sastra.
Melalui Bengkel sastra, komunitas yang berolah sastra memang akan sampai pada tataran proses kretif yang “liar” atau “tidak jinak”. Untuk mencapai tingkatan proses kreativitas ini, diperlukan pengajar sastra (guru/dosen) yang professional. Professionalitas pengajar sastra dalam menangani Bengkel Sastra akan membuat pengajaran sastra menjadi “lebih hidup” dan dinamis. Pengajaran sastra menjadi tidak “kering” lagi, melainkan akan menjauhkan asumsi-asumsi sebagai legalisasi dan justifikasi statemen : keterasingan kesusastraan (Suwardi, 2008).
Adakah Gemuruhnya Sastra di Sekolah?
Kata pengantar Taufik Ismail dalam buku Mengantar Sastra ke Tengah Siswa, isinya sangat menggugah saya selaku guru bahasa Indonesia, karena memang menggambarkan bagaimana keberadaan sastra di sekolah. Para sastrawan bisa saja mencipta dan mencetak berpuluh bahkan ratusan buku, kemudian membagi secara gratis atau menaruhnya dengan bangga pada rak-rak toko buku menunggu pembeli. Ada yang laku tapi ada pula yang berdebu di sudut toko. Lahirnya banyak sastrawan tidak diimbangi dengan lahirnya pembaca sastra yang sepadan. Sastra sering hanya beredar di kalangan segelintir sastrawan dan para pemerhati sastra. Ibarat air, ia menggenang tidak mengalir ke mana-mana, yang mungkin suatu saat air itu akan menjadi kotor karena diobok-obok sendiri. Untuk mengalirkan sastra, maka lahan yang paling potensial adalah generasi muda.
Perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yaitu umur kurang lebih antara 12-16 tahun. Masa puber adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. Anak usia SMA berkisar antara 14-19 tahun. Tahap perkembangan ini oleh Ki Hajar Dewantara disebut sebagai masa menuju dewasa. Menurut Piaget, masa remaja merupakan masa transisi dari penggunaan berpikir kongkret secara operasional ke berpikir formal secara operasional. Remaja akhir yang kira-kira berumur 18-20 tahun ditandai dengan transisi untuk mulai bertanggung jawab, membuat pilihan dan berkesempatan untuk menjadi dewasa (Djiwandono, 2006).Dalam perjalanan siswa menuju kedewasaan, mereka membawa serta disiplin moral yang berkembang perlahan-lahan – jiwa mereka – yang sekarang tertanam jauh di dalam keberadaan diri mereka.
Mengajarkan atau memperkenalkan sesuatu ke tengah siswa yang sedang berproses ini memang memerlukan teknik dan metode tersendiri. Oleh sebab itu pengajaran (sastra) perlu membina pola berpikir, keterampilan dan kebiasaan yang terbuka dan tanggap yang mampu menyesuaikan diri secara manusiawi kepada perubahan. Dengan kata lain pengajaran ingin memekarkan kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak peserta didik (siswa), sehingga menghadapi keadaan apa pun, ia cukup sanggup mengamati keadaan, menilai keadaan, dan menentukan sikap serta tindakannya dalam keadaan tersebut.
Menggairahkan minat siswa terhadap sastra memang sedikit sulit ditengah hingar bingar iptek dan modernisasi. Membuat mereka membaca buku sastra selama setengah jam saja sudah merupakan hal yang luar biasa. Bagi mereka pengalaman-pengalaman konkret jauh lebih berkesan dibanding pengalaman abstrak. Di tengah situasi perpustakaan sekolah yang umumnya minim buku dan peluang untuk menghadiri acara sastra tidak begitu besar, maka proses pembelajaran yang alamiah itu perlu dipercepat dengan stimulator.
Cara paling efektif meningkatkan minat siswa terhadap musik dengan mendatangkan grup musik atau penyanyinya ke tengah siswa. Begitu juga dengan sastra, ada intermezzo (yang kemudian menjadi stimulator) bila sastra hadir dalam bentuk-bentuk lain. Melalui bengkel sastra siswa dibawa dalam suasana pengalaman kongkret. Mengenal karya sastra, mengenal sastrawan, berproses dan berkreasi bersama-sama. Bengkel sastra di Kotabaru mengetengahkan musikalisasi puisi. Hasilnya lahir 4 kelompok musikalisasi puisi terbentuk dengan karya dan gaya yang sangat berbeda.
Apakah Siswa Akan Menjadi Sastrawan?
Kalau pun itu terjadi, betapa bangganya saya, bila satu saja diantara ratusan siswa yang saya bina itu kelak menjadi sastrawan. Namun pada saat mereka berproses saya tidak berani berharap. Sebagai ajang berekspresi beberapa karya mereka (puisi) sudah saya sebar dan terbit di media massa Radar Banjarmasin dan buku-buku kumpulan puisi. Terakhir pada bulan Desember 2008 setelah penantian selama tujuh bulan (dari sekitar 25 puisi yang saya kirim) ada lima puisi yang terbit di majalah Horison. Hal yang luput dari perhatian saya dan redaktur majalah Horison, ternyata dapat ditemukan oleh M. Nahdiansyah Abdi (MNA) dalam pengamatannya yang tajam. Ternyata dua diantara karya mereka adalah karya plagiat. Saya selaku guru mereka telah membuat surat permintaan maaf dan konfirmasi dengan majalah Horison pada bulan Januari lalu untuk puisi Gugur karya WS. Rendra, sedangkan puisi Kasidah Kemerdekaan baru ini saja dikonfirmasi oleh MNA dengan saya. Kebetulan siswa ybs sudah pindah sekolah. Saya anggap melalui tulisannya itu sekaligus klarifikasi untuk Eza Tabri Husano (ETH). Positifnya adalah saya akhirnya tahu bahwa siswa memiliki karya Rendra dan ETH yang kebetulan belum ada dalam koleksi perpustakaan kami. Barangkali dengan adanya kasus ini, suatu saat Rendra atau Eza Thabry Husano berkenan bertemu dengan kami di Kotabaru.
Terdapatnya Kaki langit pada majalah sastra Horison adalah sisipan khusus siswa SLTA sederajat, berisi pilihan karya sastrawan Indonesia terkemuka, ulasan karya tersebut, proses kreatif dan biografi sastrawan. Kali langit juga memuat karya sastra siswa (puisi, cerpen, dan esai), disertai ulasan oleh redaktur kali langit. Dalam penerbitannya setiap bulan sejak November 1996 menurut redaktur Horison, kerap ditemukan karya siswa yang menurut istilah MNA adalah plagiat. Ada syair-syair lagu dan puisi-puisi sastrawan terkenal maupun tidak, yang diambil siswa dalam karyanya. Tapi seorang guru tidak akan langsung menggebuki siswa yang ketahuan mencuri (plagiat), apalagi kemudian berhenti membina mereka. Menurut saya siswa yang seperti ini bukanlah hasil manifestasi kepribadian narsistik. Justru sebaliknya, siswa tersebut mengalami krisis kepercayaan diri sehingga tidak berani menunjukkan hasil karyanya sendiri. Terapi yang baik adalah dengan meningkatkan sedikit kadar narsisnya, supaya dia percaya diri dan berani berkarya tidak perduli hasilnya jelek ataupun bagus.
Bila kita amati jagad sastra yang luas ini, banyak kasus kemiripan karya atau bahkan plagiat terjadi. Jangankan siswa yang masih berproses, mereka yang katanya sudah berlabel sastrawan saja bisa terjebak dalam masalah ini, disengaja maupun tidak disengaja. Terima kasih atas perhatian dan kepedulian MNA dalam pembinaan siswa khususnya di Kotabaru. Saya sangat menghargainya. Saya ingin sekali bermitra dengan Anda tapi sayang sekali subyek kita jauh berbeda. Yang saya hadapi adalah siswa sedang berada dalam gejolak jiwa bukan sakit jiwa. Terakhir saya cuplik sebait puisi musikalitas karya Novita Arifah alumni peserta bengsas Kotabaru 2009.
Maafkan aku,
bila ku tak mampu
Berikan apa yang kau minta
Guru SMKN 1 Kotabaru, berdomisili di Kotabaru
Sumber: http://helwatinnajwa.multiply.com/reviews/item/4
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Junianto
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abang Eddy Adriansyah
Abdi Purmono
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurahman Wahid
Abidah el Khalieqy
Abiyyu
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achiar M Permana
Ade Ridwan Yandwiputra
Adhika Prasetya
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Adreas Anggit W.
Adrian Ramdani
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Agus Utantoro
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Nurhasim
Ahmad Sahidah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajie Najmudin
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Saefudin
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alan Woods
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alhafiz K
Ali Shari'ati
Alizar Tanjung
Alvi Puspita
Alwi Karmena
Amarzan Loebis
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amiruddin Al Rahab
Amirullah
Amril Taufiq Gobel
Amy Spangler
An. Ismanto
Andrea Hirata
Andy Riza Hidayat
Anes Prabu Sadjarwo
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anne Rufaidah
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
Ari Dwijayanthi
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Aris Darmawan
Aris Kurniawan
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asep Yayat
Askolan Lubis
Asrul Sani
Asvi Marwan Adam
Asvi Warman Adam
Audifax
Awalludin GD Mualif
Awaludin Marwan
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Bambang Bujono
Bambang Irawan
Bambang Kempling
Bambang Unjianto
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshäuser
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonnie Triyana
Bre Redana
Brunel University London
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hatees
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cepi Zaenal Arifin
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Cucuk Espe
D Pujiyono
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Darwin
David Krisna Alka
Dedy Tri Riyadi
Deni Ahmad Fajar
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dicky
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Dodi Ambardi
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Khoirotun Nisa’
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Suprianto
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulwesi
Endi Haryono
Endri Y
Enung Sudrajat
Erwin
Erwin Dariyanto
Erwin Setia
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evieta Fadjar
F. Aziz Manna
Fadjriah Nurdiarsih
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Farida-Suliadi
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Feby Indirani
Felik K. Nesi
Fenny Aprilia
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Firdaus Muhammad
Firman Nugraha
Fuad Nawawi
Galang Ari P.
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Maryanto
Guntur Alam
Gus tf Sakai
Gusti Eka
H Marjohan
HA. Cholil Mudjirin
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hanik Uswatun Khasanah
Hans Pols
Hardi Hamzah
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hawe Setiawan
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Heru Kurniawan
Heru Nugroho
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Hudel
Humaidiy AS
Humam S Chudori
I.B. Putera Manuaba
Ibn Ghifarie
Ibnu Rizal
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idrus
Ignas Kleden
Ika Karlina Idris
Ilham khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tranggono
Indrian Koto
Intan Indah Prathiwie
Inung AS
Iskandar Noe
Iskandar P Nugraha
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut Fitra
J.J. Rizal
Jacques Derrida
Jafar Fakhrurozi
Jafar M Sidik
Jafar M. Sidik
Jaleswari Pramodhawardani
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jean-Marie Gustave Le Clezio
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ Rizal
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Jonathan Ziberg
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku
Juli
Jumari HS
Junaidi
Jusuf AN
Kang Warsa
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasijanto Sastrodinomo
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Keith Foulcher
Khansa Arifah Adila
Khisna Pabichara
Khrisna Pabichara
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristine McKenna
Kritik Sastra
Kukuh Yudha Karnanta
Kurie Suditomo
Kurniawan Yunianto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L. Ridwan Muljosudarmo
Lan Fang
Langgeng W
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Leo Kelana
Leo Tolstoy
Lia Anggia Nasution
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Abdullah Badri
M Aditya
M Anta Kusuma
M Fadjroel Rachman
M. Arman AZ
M. Faizi
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Misbahuddin
M. Mushthafa
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Makyun Subuki
Maman S Mahayana
Marcus Suprihadi
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon S. Sn
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Mashuri
Matroni
Matroni El-Moezany
Mawar Kusuma
Max Lane
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Miziansyah J.
Moh. Samsul Arifin
Mohammad Eri Irawan
Muhammad Antakusuma
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhammd Ali Fakih AR
Muhidin M. Dahlan
Mukhlis Al-Anshor
Mulyo Sunyoto
Munawir Aziz
Murnierida Pram
Musa Asy’arie
Mustafa Ismail
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nandang Darana
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Nazar Nurdin
Nenden Lilis A
Nezar Patria
Nina Herlina Lubis
Ning Elia
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nobel
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novelet
Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Nunik Triana
Nur Faizah
Nur Wahida Idris
Nurcholish Madjid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurman Hartono
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Obrolan
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Olivia Kristinasinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Oyos Saroso H.N.
Pandu Jakasurya
Parak Seni
Parakitri T. Simbolon
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Pembebasan Sastra
Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta-Toer
Pringadi Abdi Surya
Pringadi AS
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Puput Amiranti N
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Rahmat Hidayat
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ranang Aji S.P.
Ranggawarsita
Ratih Kumala
Ratna Sarumpaet
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Rengga AP
Resensi
Resistensi Kaum Pergerakan
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Risang Anom Pujayanto
Riswan Hidayat
Riyadi KS
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rojil Nugroho Bayu Aji
Rukardi
S Sopian
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sainul Hermawan
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sari Oktafiana
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra
Sastra Liar Masa Awal
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Selo Soemardjan
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Sevgi Soysal
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Slamet Hadi Purnomo
Sobih Adnan
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sotyati
Sri Wintala Achmad
St. Sunardi
Stefanus P. Elu
Stevy Widia
Sugi Lanus
Sugilanus G. Hartha
Suherman
Sukardi Rinakit
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Surat
Suripto SH
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susiyo Guntur
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi San
Syafruddin Hasani
Syahruddin El-Fikri
Syaiful Amin
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T Agus Khaidir
Tasyriq Hifzhillah
Tatang Pahat
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tia Setiadi
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tony Herdianto
Tosa Poetra
Tri Purna Jaya
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulfatin Ch
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Utami Widowati
UU Hamidy
Veronika Ninik
Vien Dimyati
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Utomo
Walid Syaikhun
Wan Anwar
Wandi Juhadi
Warih Wisatsana
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Wayan Supartha
Wendoko
Wicaksono Adi
William Bradley Horton
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Wong Wing King
Y. Wibowo
Yang Lian
Yanuar Yachya
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopie Setia Umbara
Yos Rizal Suriaji
Yoserizal Zein
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudhi Herwibowo
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Zacky Khairul Uman
Zakki Amali
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Zhou Fuyuan
Zul Afrita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar